SDT.NGOBROL.16
BUDISAMPURNO.Agustus 1.
NGOBROL
PECAH TELUR
Minggu pagi di udara yang
cerah, Wagiman sedang mengelus-elus sepeda ontelnya. Sepeda ontel ini di pakai hanya
kalau hari Minggu. Sesuai pesan anaknya ketika menyerahkan sepeda ontel sebagai
hadiah di hari ulang tahun Wagiman, dua tahun yang lalu. Wagiman mentaati pesan
anaknya, karena anaknya kawatir bila di pakai tiap hari ayahnya nanti capek.
Wagiman mengartikan pesan anaknya itu sebagai tanda kasih sayang seorang anak
terhadap bapaknya.
Wagiarti sambil
menggenggam TG, melihat polah suaminya dari teras rumah.
WAGIARTI : “ Wah…wah…hadiah dari anak, di sayang
terus, dielus-elus sampai bersih mengkilat…!!!”
WAGIMAN : “ I
ya dong bu…wong ini hadiah”.
Tiba- tiba Wagiarti
berteriak sambil mengacung-acungkan Telepon Genggamnya.
WAGIARTI : “
Pak….!... Pecah telur pak….!!
Wagiman terhenyak,
mendengar teriakan isterinya.
WAGIMAN : “
Telur apa bu…Bikin dadar telor?!”
WAGIARTI : “
Ya ini, kata pak Mahfud telurnya sudah pecah”.
WAGIMAN : “ Pak
Mahfud ?”.
WAGIARTI : “ Ya…pak Mahfud bilang pembunuhnya sudah
ngaku…. Alhamdulillah…!!”.
WAGIMAN : “ Oooo….Kasus polisi tembak polisi….yang
mati cctv-nya. Ibu tahu dari mana?”.
WAGIARTI : “ Dari TG pak..”
WAGIMAN : “ Pinter isteri sayangku. TG untuk
menggali pengetahuan dan berita. Bukan untuk nggosip….”.
WAGIARTI : “ Wah…bener-bener seperti sinetron saja ya
pak. Tapi ternyata skenarionya jebol juga oleh kelihaian para penyidik.
Ternyata skenario ngapusi. Dan sudah mengecoh jendral dan beberapa perwira.
Kompolnas juga sempat terkecoh pula”.
WAGIMAN : “ Baguslah bu. Tim Khusus yang dibentuk
Kapolri bekerja dengan baik. Tinggal di jaga semuanya. Biar steril. Termasuk
nanti di Kejaksaan dan Pengadilan”.
WAGIARTI : “ Lho, kok sampai Kejaksaan dan Pengadilan
pak ?”.
WAGIMAN : “ I ya bu. Ya maaf-maaf saja. Di kedua
institusi itu kan ada juga yang nakal”.
WAGIARTI : “ Ingat saya…jaksa cantik Pinangki yang di
vonis 10 tahun penjara karena terbukti menerima uang suap sekitar tujuh millar
rupiah”.
WAGIMAN : “ Ya, benar. Dalam kasusnya Bank Bali,
Joko Tjandra. Pinangki itu seorang Jaksa yang seharusnya menegakkan hukum yang
adil, tetapi malah berjalan serong, menerima uang suap, dan terbukti “.
WAGIARTI : “ Itu di Kejaksaan dan yang di Kehakiman
ada juga hakim yang jalannya serong?”.
WAGIMAN : “ Ibu ingat hakim Itong Isnaeni, yang
tertangkap tangan KPK”.
WAGIARTI : “ Ya…sudah pak, jangan sebut yang lain-lain…jadi
sedih saya . Kok penegak hukum malah serong-serong. Makanya bapak tadi bilang
kalau kasus polisi tembak polisi ini harus di kawal sampai ke pengadilan. Harus
pak, biar nggak bocor di mana-mana. Sepertinya polisi yang berserong ini punya
kemampuan mempengaruhi berbagai orang di berbagai instansi”.
WAGIMAN : “ Cerdas isteri saya. Nggak rugi bapak
membelikan TG. Ternyata untuk menambah pengetahuan, bukan hanya untuk keperluan
gossip”.
WAGIARTI : “ Gombal….suami tercinta ini. Sepeda ontelnya dielus-elus lagi pak. Biar
tambah kinclong. Biar tambah di sayang anak. Sebentar tak bikin wedang kopi
dulu”.
WAGIMAN : “ Nih gombalnya, bu!”.
Wagiman berdiri sambil
melempar kain pembersih sepeda kearah isterinya. Wagiarti berlari.
WAGIMAN : “ Awas nanti malam, bu !”.
Wagiarti tetap lari ke
dalam rumah, sambil menutup ke dua telinganya dengan ke dua tangannya.
Pura-pura nggak dengar ancaman suaminya.(Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.13.8.2022)