SUDUT
KOMENTAR 1.
Harian JAWA POS hari
Senin tgl 22 Juli 2019 pada halaman 4 memuat tulisan Sdr.BAGONG SUYANTO
berjudul “ FONDASI MEWUJUDKAN VISI JAKOWI-MA’RUF “
Memang menarik
masalah yang dibicarakan, karena menyangkut kelanggengan dan kemajuan serta persatuan
dan kesatuan Negara dan Bangsa yang sama sama kita cintai.
Inti pembicaraan
adalah masalah inteleransi yang saat sekarang ini dan sebenarnya sudah lama
menggelayut, mengganggu kehidupan Bangsa Indonesia.
Diakhir
pembicaraannya yang bersifat menganalisa
dengan menyebut beberapa contoh ditulislah kalimat sbb :
“ Untuk mencegah
agar sikap intoleransi tidak makin luas,
tidak ada salahnya jika dalam skala yang bisa ditoleransi, perbedaan
yang ada dibicarakan, diperdebatkan, dan bahkan dipertengkarkan demi kemudian
melewati masa antiklimaks untuk merajut keserasian sosial “.
Harapan sdr
BAGONG , seperti dalam penutup tulisannya : “ Semoga lima tahun ke depan, di
era Jakowi-Ma’ruf, bangsa Indonesia makin dewasa dalam menyikapi perbedaan “
Saya sangat setuju
dengan harapan sdr BAGONG, dan tentunya sebagian besar bangsa Indonesia yang
masih menginginkan kerukunan dan persatuan serta kesatuan demi kemajuan bangsa
Indonesia yang dalam kehidupannya secara sadar dan ikhlas bermuara dan
berdasarkan Pancasila.
Sebenarnya
intelerasi sejak bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya sudah terjadi
tindakan- tindakan intoleransi. Motivnya adalah induvidu yang ingin berkuasa
dan memperdayakan masyarakat untuk mencapai keinginan pribadinya. Mereka bentuk
ormas-ormas, mereka bentuk partai- partai . Ada yang jelas-jelas menyimpang dan
ingin mengganti Pancasila. Tentunya
masih ada yang ingat pemberontakan kaum komunis, pemberontakan Permesta,
gerakan-gerakan di Irian Jaya yang ingin memisahkan dari Indonesia dan lain
–lain yang intinya bertindak intolerasi demi mencapai tujuan pribadi dari sang
pemimpinnya dengan memperdayakan masyarakat awam. Untungnya Bung Karno
bertindak cepat dan tegas sehingga persatuan dan kesatuan Negara dan Bangsa
Indonesia tetap terjaga.
Tampaknya
kelompok-kelompok tertentu tetap berusaha menebar intoleransi dengan
memperdayaksn Bung Karno . maka timbulah G.30 S PKI dan menyusullah era Orde
Baru.
Di awal Era Orde
Baru intoleransi agak mereda, namun karena kepentingan-kepentingan dan ambisi
pribadi terutama yang sudah mapan dan ingin mempertahankan kemapanannya, maka
kembalilah intolerasi merebak dimana mana. Maka terbitlah Era Reformasi. Tetapi
reformasi yang tujuannya mulia, justru intoleransi semakin merebak dan
menjadi-jadi seperti yang dikupas oleh Sdr. BAGONG. Politik mempermainkan intoleransi,
agama mempermainkan intoleransi yang dikendalikan oleh ambisi pribadi-pribadi
yang ingin berkuasa. Partai Politik tumbuh tak terbendung dengan dalih sistem
demokrasi. Lalu munculnya partai-partai yang sekarang sebegitu banyak untuk apa
?. Argumennya untuk ikut memperjuangkan Bangsa Indonesia kearah yang lebih
maju. Namun prateknya adalah justru menimbulkan inteleransi yang semakin tajam.
Kita perhatikan diwaktu waktu Pilkada dan Pilpres. Belum lagi yang dilakukan
oleh ormas-ormas lainnya. Kebebasan berpendapat selalu dikumandangkan. Namun
hasilnya justru menghambat pembangunan dan kemajuan Negara dan Bangsa
Indonesia.
Lalu solusi yang
ditawarkan sdr. BAGONG memang benar, yaitu perlunya wadah wadah yang bisa
dipakai untuk saling berdebat, saling berargumentasi agar perbedaan pendapat,
dapat dimengerti dan diredam di dalam masyarakat.
Saya rasa
saluran itu sudah banyak keberadaannya. Misalnya, acara-acara di media televisi,
seminar-seminar nasional dll. Namun ? Hasilnya bagaimana.
Saya rasa,
Pancasila, UUD’45 serta UU yang telah ada perlu disosialisasikan ke para
pejabat Negara dan masyarakat . Serta diberlakukan secara tegas. Termasuk
penindakan tegas terhadap kaum koruptor dan bandar narkoba. Karena dua masalah
itu sangat mengganggu moral kita semua. Akibatnya keseimbangan sosial terkoyak dan menimbulkan intoleransi sesuai dengan kepentingan kelompok yang juga di picu dengan ambisi pribadi-pribadi untuk menjadi penguasa.(Budi Sampurno, Mak’skom,IPJT.22.7.19)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar