PT.PALMEMBANGUN
PEMBANGKIT LISTRIK TERAPUNG’
Kakom.26.2.2020 Memenuhi elektrifikasi daerah terpencil
serta mendukung Program 35.000 Megawatt (MW) Presiden Joko Widodo, PT PAL
Indonesia hari ini, mulai mengerjakan pembangunan Barge Mounted Power
Plant (BMPP) atau Pembangkit Listrik Terapung 60 Megawatt MW Kolaka I
pesanan PT Indonesia Power.
Direktur
Rekayasa Umum dan Pemeliharaan serta Perbaikan PT PAL Indonesia (Persero),
Sutrisno mengatakan, proyek ini merupakan satu dari tiga proyek kapal
pembangkit tenaga listrik terapung dengan total kapasitas 150 MW. “Setiap
pembangkit terapung akan dikerjakan selama 15 bulan terhitung mulai hari ini,”
kata Sutrisno usai First Steel Cutting Dual Fuel Engine Barge Mounted
Power Plant (BMPP).
"Kami
sudah pernah mengerjakan kapal seperti ini sejak 1997, ada tiga unit yang akan
dibuat dengan total kapasitas 150 MW, dua kapasitas 60 MW satunya 30 MW.
Pembangkit Listrik Terapung 60 Megawatt MW Kolaka I dengan kapasitas 60 MW ini
Kata Sutrisno, akan ditempatkan di Kolaka Sulawesi Tenggara untuk mengkover
area terpencil dan terluar yang membutuhkan listrik.
"Pembangkit
ini terdiri dari dual fuel engine bahan bakar gas dan solar dan ditargetkan
beroperasi pada Januari 2021. Keunggulannya mampu dioperasikan tanpa perlu
docking selama 20 tahun. Remote area Indonesia Timur itukan lokasinya sangat
terpencil, kemudian bahan bakar gas yang Kita rencanakan itukan sedang dalam
proses. Karenanya Indonesia Power membangun BMPP ini multiuser. Pada saat gas
belum tersedia ini bisa bekerja pakai fuel oil, pada gas ada ini juga bisa
langsung diswitch. "ungkapnya.
Dikatakan, PT.
PAL tidak hanya fokus pada pembangunan alutsista TNI tetapi juga mendukung
energi dan ketenagalistrikan untuk mewujudkan ketahanan khususnya dibidang
elektrifikasi.
Direktur
Pengembangan dan Niaga PT. Indonesia Power Adi Supriono pada kesempatan itu
menyampaikan, total biaya keseluruhan pembuatan Pembangkit Listrik Terapung
mencapai Rp. 2,7 Triliun.
"Indonesia
sebagai negara kepulauan dengan adanya Pembangkit Listrik Terapung ini
diharapkan bisa membantu kesulitan wilayah yang kekurangan listrik. BMPP ini
akan sangat membantu. Misalnya seperti di Palu saat terjadi gempa dan pasokan
listrik terganggu, ini dengan adanya BMPP bisa membantu. Sangat mobile dan bisa
dipindah sangat cepat."jelas Adi Supriono.
Pertumbuhan
listrik di Sulawesi Tenggara yang sangat tinggi dengan banyaknya smelter,
lanjut Adi, maka keberadaan BMPP sangat cocok mendukung kebutuhan smelter,
sehingga Indonesia Power memilih teknologi tersebut. Selain di Kolaka,
Pembangkit Listrik Terapung juga akan ditempatkan di Lombok Nusa Tenggara Barat
(Koninfojatim.Mak’kom.IPJT.26.2.2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar