Senin, 13 September 2021

 

September.1.

SDT.INFORMASI.78

SEJUMLAH 38 TARUNA AAL LATIHAN PRAKTEK KESENJATAAN

Kakom. 13.9.2021.Selama dua pekan kedepan, tepatnya 13-24 September 2021, sejumlah 38 Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat lV Angkatan ke-67 akan mengikuti Latihan Praktek Kesenjataan tahun 2021 yang pelaksanaannya dibuka Kama Latpel Deppel AAL, Letkol Laut (P) Khairul Anwar mewakili Kepala Departemen Pelaut AAL, Letkol Laut (P) Dodi Hermanto di Auditorium Deppel Kesatrian AAL Bumimoro, Surabaya, Senin hari ini.

Lattek Kesenjataan yang akan berlangsung selama 12 hari ini akan dilaksanakan di Arsenal Batuporon dan Labinsen Madura dengan Perwira Pelaksana Latihan (Palaklat) Lattek  Kesenjataan 2021, Letkol Laut (P) Khairul Anwar.

Menurut Kadeppel AAL dalam amanatnya yang dibacakan Palaklat Lattek Kesenjataan mengatakan bahwa pelaksanaan Lattek bagi Taruna ini merupakan bagian dari proses pendidikan sebagaimana tercantum dalam Program Pelaksanaan Pendidikan (Prolakdik) AAL untuk membekali Taruna dengan ilmu pengetahuan agar memiliki kemampuan sesuai materi Lattek yang diberikan.

Lattek kesenjataan bertujuan memberikan pengenalan dan pengetahuan kepada Taruna tentang sistem kesenjataan dan amunisi yang ada di KRI, laboratorium induk senjata maupun gudang amunisi TNI AL meliputi tata cara penggunaan, perawatan dan penyimpanan sesuai ketentuan yang berlaku di TNI AL.

Tujuan lain yang hendak dicapai, agar para Taruna memiliki kemampuan untuk menjelaskan sistem kesenjataan dan jenis senjata yang dimiliki TNI AL, cara penyiapan senjata dalam rangka penembakan, mengetahui fungsi atau kegunaan masing-masing jenis senjata, mengerti tentang cara perawatan senjata beserta amunisi yang dipergunakan atau di simpan dalam karakteristik masing-masing amunisi yang dimiliki TNI AL

Menurutnya, visi dari AAL adalah terwujudnya AAL yang mampu menghasilkan perwira TNI AL yang tanggap, tanggon dan trengginas. Hal ini sejalan dengan program prioritas Kepala Staf Angkatan Laut yang salah satunya adalah pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan, sehingga kegiatan Lattek ini juga merupakan bagian dari proses penyiapan Taruna agar nantinya siap menjadi perwira divisi di KRI.

“Lattek Kesenjataan kali ini, berbeda dengan pelaksanaan Lattek sebelumnya yang disebabkan masih adanya pandemi covid-19. Situasi ini saya yakinkan bukan menjadi kendala dan hambatan untuk pelaksanaan Lattek, serta kita dituntut mampu melaksanakan seluruh kegiatan dengan tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan pada kondisi adaptasi kebiasaan baru saat ini,” terangnya.

Kepada para taruna, Kadeppel AAL menekankan kembali penekanan Gubernur AAL, Mayjend TNI (Mar) Nur Alamsyah, S.E.,M.M.,M.Tr (Han) agar dalam menjalankan Lattek dilaksanakn dengan serius, gali ilmu dari para instruktur sebanyak-banyaknya karena momen Lattek ini merupakan suatu kesempatan yang baik untuk membekali diri, agar siap menjadi perwira pelaut dan sebagai motor penggerak organisasi. (Budi.S.Mak’skom.IPJT.JNR.13.9.2021)

 

 

 

Sabtu, 04 September 2021

 

Budi Sampurno. September.1

SDT.SASTRA.9.

ISMAIL ANAK BAIK.

KOMPAS MINGGU, 29 AGUSTUS 2021

Entah kenaapa, ketika membuka surat kabar pada rubric HIBURAN saya langsung ingin membacanya. Cerpen yang di muat pada hari itu. Judulnya singkat dan menarik serta membawa imajinasi positiv. Judulnya ISMAIL ANAK BAIK, di muat pada Harian KOMPAS, Minggu, tgl. 29 Agustus 2021 di halaman 10, dengan penulis bernama KIKI SULISTIYO.

Cerpen di buka dengan kalimat : Beberapa hari sebelum terserang tifus, Ismail pergi ke pantai untuk berburu kerang. Dia membawa satu kantong kecil terbuat dari kain tipis untuk menampung buruannya………

Imajinasi saya segera tergambar, Ismail bertubuh kecil, berpakaian sederhana seperti halnya anak-anak pantai lainnya. Dia tidak nakal, agak pendiam.

Entah kenaapa saya membaca cerpen itu dengan lancar sampai habis.

Dalam cerpen diceritakan, Ismail telah kehilangan ayahnya. Dan tidak tahu apa sebabnya ayahnya hilang. Kata orang ayahnya telah di makan hantu petrus. Ayahnya bertato.Ismail tidak percaya ceritera tentang petrus itu. Ismail lebih percaya, ayahnya hilang karena dia telah menjadi anak yang nakal. Dan anak-anak nakal pasti di hukum Tuhan. Begitu yang selalu ditanamkan oleh guru ngajinya. Ketika dia akan belajar ngaji, ibunya yang mengantar ke guru ngaji untuk mendaftarkan diri.

Selanjutnya Kiki Sulistiyo menceritakan, bahwa guru ngajinya itu perawakannya mirib dengan bapaknya, tetapi memelihara berewok, bertubuh besar dan tinggi. Hanya bedanya dengan bapaknya Ismail, guru ngajinya ini tidak bertato. Guru ngajinya itu kadang-kadang datang ke rumah dan Ismail di suruh bermain di luar.

Sejak belajar ngaji, Ismail selalu berusaha menjadi anak yang baik, dengan harapan bapaknya akan datang kembali.

Usaha Ismail untuk menjadi anak yang baik, yaitu ketika dia di pantai serta sudah mendapatkan kerang yang di tampung dalam kantong kecilnya, dilepaskan kembali ke laut. Ismail merasa tenang menyusup dalam batinnya, karena dia telah menjadi anak baik dan Tuhan akan memberi rahmat. Serta terbayang ketika pulang sampai ke rumah, bapaknya sudah kembali. Maka dia segera bergegas pulang. Di tengah jalan brrtemu dengan seorang anak yang membawa burung dalam sangkar. Ismail kenal tetapi dia pura-pura tidak melihat. Namum anak tsb mengejarnya dan mengatakan, bahwa hari ini  tidak ada orang ngaji. Tatapi gurunya ngajinya berada di rumah Ismail serta di rumahnya juga banyak orang.

Sekali lagi saya katakan, bahwa membaca cerpen ini dengan lancar dan saya berkesimpulan, Hilangnya ayah Ismail memang karena “petrus” .Yang di maksud adalah penembak mesterius ( ingat jaman Orba, untuk menciptakan keamanan dan rasa aman, para penjahat banyak yang di tembak mati, tanpa tahu siapa yang menembak ). Bapaknya Ismail bertato. Dan waktu itu orang yang suka bertato biasanya orang jahat.

Kesimpulan berikutnya yaitu yang menyangkut pesan moral, yaitu anak itu harus tidak nakal, harus menjadi anak yang baik. Tetapi ironisnya kesimpulan berikutnya bertentangan dengan etika serta moral. Tetera dalam cerpen, guru ngaji kadang-kadang ke rumah Ismail dan Ismail “di suruh  bermain  di luar rumah. Tragisnya ketika Ismail sedang mencari kerang dan melepas kembali ke laut kerang-kerang yang sudah ditangkapnya sebagai tanda Ismail anak yang baik, guru ngajinya sedang berada dirumahnya. Menurut teman yang membawa burung dalam sangkar, dirumahnya juga “ banyak “ orang. Ironis. Guru ngaji berselingkuh dengan ibunya Ismail dan di gerebek masyarakat. Imajinasi positiv saya di awal membaca menjadi bubar ketika mengakhiri cerpen berjudul, Ismail Anak Baik. Selamat Kiki. (Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.4.9.2021)

 

 

 

 

Kamis, 02 September 2021

 

Budi Sampurno. September.1.

SDT.PERFILMAN.13

SIFAT FILM IV      

Siapa yang pernah menonton film, pasti akan merasa terhibur. Cuma kadar terhiburnya itu yang tiap individu akan berlainan. Orang akan merasa sangat terhibur kalau dia menonton film komedi, karena bisa membuat tertawa dan merasa senang. Orang yang suka kekerasan, akan senang dan merasa terhibur bila menonton film action. Orang juga ada yang senang menonton film dokumenter, karena merasa bertambah pengetahuannya serta merasa terhibur karena seakan-akan menonton fakta dihadapannya, meskipun hanya lewat layar.

Kenaapa bisa begitu, karena mata kita diwakili oleh kamera yang bergerak-gerak ke mana-mana mengambil gambar obyek tertentu. Menonton film dokumenter Candi Borobudur, artinya kita tidak perlu datang ke Muntilan di mana candi itu berada, tetapi kamera mewakili mata kita menangkap, merekam sebagian yang di anggap penting tentang candi tsb. Dan ketika diproyeksikan kembali ke layar, kita yang menonton film dokumenter itu, seakan-akan langsung melihat dengan mata kepala sendiri tentang candi Borobudur tsb. Itu tentang film dokumenter.

Belum lagi kalau film ceritera, apalagi aktor-aktrisnya yang membintangi adalah aktor- aktris pujaannya. Penonton sangat merasa terhibur. Bahkan kadang sampai merasuk dalam jiwanya. Dan ketika keluar dari gedung bioskop, merasa dirinya adalah sang lakon dalam film yang baru di toton. Kadang cara jalannya di persis-persiskan jalan sang lakon.

Hal tsb bisa terjadi karena gambar-gambar bergerak yang di tenton, sebenarnya mengandung unsur-unsur pelaku, set atau tempat, property dan juga cahaya.

Pelaku atau aktor adalah para pemeran tokoh-tokoh ceritera. Para aktor itu menjadi lebih hidup lagi karena tempat aktor berperan sesuai dengan jalan ceritanya. Misalnya, karena dia direktor, maka tempatnya di dalam gedung, karena dia sebagai penjual mobil ya di showroomnya. Dengan property yang cocok menjadi sangat mendukung. Karena dalam cerita yang di bangun perperan sebagai direktur, ya di dalam kantor dalam gedung

Pelaku atau aktor ada, tempatnya cocok, propertynya sangat sesuai tidak akan hidup kalau tidak ada faktor cahaya. Maka faktor cahaya menjadi faktor yang sangat penting, sebab bila tidak ada cahaya semuanya akan gelap. Tetapi dengan adanya cahaya akan menjadikan semuanya menjadi terang dan memberi kesan yang lebih mendalam tentang hal apa yang dilakukan oleh sang aktor dan di mana sang aktor berada. Suasananya menjadi hidup. Bila adegan dalam kuburan di malam hari, maka cahayanya harus di buat, di atur sesuai dengan kuburan di malam hari. Kesan menakutkan akan timbul di hati para penonton. Bila adegan di pasar malam, cahayanya juga disesuaikan dengan suasana pasar malam. Rangkaian kesemuanya itu dapat menjadikan para penonton merasa terhibur. (Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.2.6.2021)