Kamis, 02 September 2021

 

Budi Sampurno. September.1.

SDT.PERFILMAN.13

SIFAT FILM IV      

Siapa yang pernah menonton film, pasti akan merasa terhibur. Cuma kadar terhiburnya itu yang tiap individu akan berlainan. Orang akan merasa sangat terhibur kalau dia menonton film komedi, karena bisa membuat tertawa dan merasa senang. Orang yang suka kekerasan, akan senang dan merasa terhibur bila menonton film action. Orang juga ada yang senang menonton film dokumenter, karena merasa bertambah pengetahuannya serta merasa terhibur karena seakan-akan menonton fakta dihadapannya, meskipun hanya lewat layar.

Kenaapa bisa begitu, karena mata kita diwakili oleh kamera yang bergerak-gerak ke mana-mana mengambil gambar obyek tertentu. Menonton film dokumenter Candi Borobudur, artinya kita tidak perlu datang ke Muntilan di mana candi itu berada, tetapi kamera mewakili mata kita menangkap, merekam sebagian yang di anggap penting tentang candi tsb. Dan ketika diproyeksikan kembali ke layar, kita yang menonton film dokumenter itu, seakan-akan langsung melihat dengan mata kepala sendiri tentang candi Borobudur tsb. Itu tentang film dokumenter.

Belum lagi kalau film ceritera, apalagi aktor-aktrisnya yang membintangi adalah aktor- aktris pujaannya. Penonton sangat merasa terhibur. Bahkan kadang sampai merasuk dalam jiwanya. Dan ketika keluar dari gedung bioskop, merasa dirinya adalah sang lakon dalam film yang baru di toton. Kadang cara jalannya di persis-persiskan jalan sang lakon.

Hal tsb bisa terjadi karena gambar-gambar bergerak yang di tenton, sebenarnya mengandung unsur-unsur pelaku, set atau tempat, property dan juga cahaya.

Pelaku atau aktor adalah para pemeran tokoh-tokoh ceritera. Para aktor itu menjadi lebih hidup lagi karena tempat aktor berperan sesuai dengan jalan ceritanya. Misalnya, karena dia direktor, maka tempatnya di dalam gedung, karena dia sebagai penjual mobil ya di showroomnya. Dengan property yang cocok menjadi sangat mendukung. Karena dalam cerita yang di bangun perperan sebagai direktur, ya di dalam kantor dalam gedung

Pelaku atau aktor ada, tempatnya cocok, propertynya sangat sesuai tidak akan hidup kalau tidak ada faktor cahaya. Maka faktor cahaya menjadi faktor yang sangat penting, sebab bila tidak ada cahaya semuanya akan gelap. Tetapi dengan adanya cahaya akan menjadikan semuanya menjadi terang dan memberi kesan yang lebih mendalam tentang hal apa yang dilakukan oleh sang aktor dan di mana sang aktor berada. Suasananya menjadi hidup. Bila adegan dalam kuburan di malam hari, maka cahayanya harus di buat, di atur sesuai dengan kuburan di malam hari. Kesan menakutkan akan timbul di hati para penonton. Bila adegan di pasar malam, cahayanya juga disesuaikan dengan suasana pasar malam. Rangkaian kesemuanya itu dapat menjadikan para penonton merasa terhibur. (Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.2.6.2021)

 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar