Budi Sampurno.
September.1.
SDT.PERFILMAN.13
SIFAT
FILM IV
Siapa yang pernah
menonton film, pasti akan merasa terhibur. Cuma kadar terhiburnya itu yang tiap
individu akan berlainan. Orang akan merasa sangat terhibur kalau dia menonton
film komedi, karena bisa membuat tertawa dan merasa senang. Orang yang suka
kekerasan, akan senang dan merasa terhibur bila menonton film action. Orang juga
ada yang senang menonton film dokumenter, karena merasa bertambah pengetahuannya
serta merasa terhibur karena seakan-akan menonton fakta dihadapannya, meskipun
hanya lewat layar.
Kenaapa bisa begitu,
karena mata kita diwakili oleh kamera yang bergerak-gerak ke mana-mana
mengambil gambar obyek tertentu. Menonton film dokumenter Candi Borobudur, artinya
kita tidak perlu datang ke Muntilan di mana candi itu berada, tetapi kamera mewakili
mata kita menangkap, merekam sebagian yang di anggap penting tentang candi tsb.
Dan ketika diproyeksikan kembali ke layar, kita yang menonton film dokumenter itu,
seakan-akan langsung melihat dengan mata kepala sendiri tentang candi Borobudur
tsb. Itu tentang film dokumenter.
Belum lagi kalau film
ceritera, apalagi aktor-aktrisnya yang membintangi adalah aktor- aktris pujaannya.
Penonton sangat merasa terhibur. Bahkan kadang sampai merasuk dalam jiwanya.
Dan ketika keluar dari gedung bioskop, merasa dirinya adalah sang lakon dalam
film yang baru di toton. Kadang cara jalannya di persis-persiskan jalan sang
lakon.
Hal tsb bisa terjadi
karena gambar-gambar bergerak yang di tenton, sebenarnya mengandung unsur-unsur
pelaku, set atau tempat, property dan juga cahaya.
Pelaku atau aktor adalah
para pemeran tokoh-tokoh ceritera. Para aktor itu menjadi lebih hidup lagi
karena tempat aktor berperan sesuai dengan jalan ceritanya. Misalnya, karena
dia direktor, maka tempatnya di dalam gedung, karena dia sebagai penjual mobil
ya di showroomnya. Dengan property yang cocok menjadi sangat mendukung. Karena dalam
cerita yang di bangun perperan sebagai direktur, ya di dalam kantor dalam gedung
Pelaku atau aktor ada,
tempatnya cocok, propertynya sangat sesuai tidak akan hidup kalau tidak ada faktor
cahaya. Maka faktor cahaya menjadi faktor yang sangat penting, sebab bila tidak
ada cahaya semuanya akan gelap. Tetapi dengan adanya cahaya akan menjadikan
semuanya menjadi terang dan memberi kesan yang lebih mendalam tentang hal apa
yang dilakukan oleh sang aktor dan di mana sang aktor berada. Suasananya menjadi
hidup. Bila adegan dalam kuburan di malam hari, maka cahayanya harus di buat,
di atur sesuai dengan kuburan di malam hari. Kesan menakutkan akan timbul di
hati para penonton. Bila adegan di pasar malam, cahayanya juga disesuaikan
dengan suasana pasar malam. Rangkaian kesemuanya itu dapat menjadikan para
penonton merasa terhibur. (Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.2.6.2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar