SDT.SASTRA.23
BUDI SAMPURNO.SEPT.2
NUSANTARA ABAD 16.
(DENDAM DI ABAD 16)
Setelah
saya membaca habis cerpen bagus berbentuk surat panjang ini, kok lebih cocok
kiranya kalau judulnya DENDAM ABAD 16. Judul aslinya NUSANTARA ABAD 16, di
tulis oleh EKO DARMOKO, berkelahiran Surabaya, seorang pegiat di Komunitas
Sastra Cak Die Rezim Surabaya. Cerpen di muat di HARIAN JAWA POS, hari Sabtu 24
September 2022.
Cerpen
berbentuk surat yang sangat panjang ini di buka dengan kalimat penuh nada
dendam yang membara, yaitu :
SYAHBANDAR
Kalianak yang Terkutuk, tentunya kamu kenal dan masih ingat dengan perempuan
mulia bernama Maria Anna San Jose. Kamu pasti kaget ketika saya menyebut nama
itu. Tahan amuk ombak yang bergejolak
dalam dirimu!. Sebaiknya tuntaskan surat ini!. Buang niatmu untuk merobek atau
membakarnya!
Setelah
membacanya, jangankan merobek atau membakarnya, bahkan saya rela bila kamu memakan
surat ini.
Di
Alinea berikutnya, nada dendam semakin terasa. Di tulisnya : Sampai di sini,
pasti jidatmu sudah ditumbuhi bulir-bulir keringat yang jatuh membasahi gulungan kertas yang kamu pegang. Teruskan
membaca!. Jangan berhenti sebelum khatam.
Lalu siapa sih Maria Anna San Jose itu ?!. EKO DARMOKO sebagai penulis cerpen bercerita,
bahwa gadis tsb adalah juru masak di suatu kapal pemburu rempah-rempah
disekitar th 1566 . Yang sejak kapal angkat labuh di Samboanga, Maria Anna San
Jose berhasil membuat drama guna mempertahankan kesuciannya dari incaran para
pelaut fakir birahi. Para fakir birahi tidak berani menjamahnya, karena
penyakit ruam misterius yang berada di selangkangan dan kelaminnya. Mereka takut
ketularan. Namun ketika kapal menuju perairan Utara Pulau Jawa sisi Timur,
drama Maria Anna San Jose terbongkar. Serta merta para pelaut fakir birahi
mulai memburunya di kapal. Beruntung Maria
Anna San Jose cukup pandai dan licin dalam bersembunyi . Lama-lama tak tahan
juga selalu bersembunyi serta takut dijadikan guling bergilir, maka ia memilih
terjun ke laut setelah dilihatnya pulau Jawa sudah dekat. Dengan sekuat tenaga
berenang menuju daratan. Setelah sampai di Teluk Kalianak seorang lelaki yang
mengaku sebagai Syahbandar, mengangkatnya keatas perahunya membawanya ke
daratan. Maria Anna San Jose dibawanya di Pos Pantau, dibaringkan
di sebuah dipan. Lelaki itu menunggui sampai siuman. Dan membuatkan air jahe
serta menyuguhi kentang rebus yang sudah dingin. Apakah lelaki itu benar-benar
seorang Syahbandar ?. Menurut EKO DARMOKO, sebagai penulis cerpen, ternyata lelaki
itu bukan Syahbandar. Dia adalah seorang lelaki yang pernah bergabung dengan
sindikat bajak laut Bandor Berkumis serta sudah sering pergi ke tempat pelacuran
. Dijelaskan lebih lanjut oleh EKO DARMOKO, bahwa lelaki itu di suatu senja menggerayangi
tubuh Maria Anna San Jose, ketika itu kabut menyelimuti Teluk Kalianak. Maria
Anna San Jose menangis, ketika mengetahui roknya copot serta menemukan bercak
darah dan mani di sekitar kemaluannya. Sementara lelaki itu buru-buru
mengenakan celananya, bersikap se-olah-olah tidak terjadi sesuatu yang
memalukan. Belakangan Maria Anna San Jose tahu , bahwa ketika lelaki itu
menyuguhkan teh hangat, sebelumnya telah di campur dengan ramuan biji apel,
yang mengakibatkan tak sadar ketika disetubuhi. Dan sejak peristiwa itu, si-lelaki menjelma menjadi seorang jahanam yang hampir
setiap malam meniduri Maria Anna San Jose. Kabar gembira disampaikan oleh
Tabib, setelah memeriksanya dan menyatakan Maria Anna San Jose hamil. Lelaki
jahanam itu menjawab dengan enteng, bahwa akan menjaga dan membesarkan buah
hati di Teluk Kalianak ini.
Tetapi ketika lelaki itu
sedang menjala ikan di atas sampan, didatangi dua sekoci yang berisi sejumlah pelaut Spanyol dan lelaki lokal
sebagai juru bicara yang mencari Maria Anna San Jose. Dan akan menukarnya
dengan sekantong keping emas serta sekotak opium dari Utara Swarnadwipa. Lelaki
yang pernah menolong dan mengaku sebagai syahbandar itu, kelakuan aslinya serta-merta
muncul. Diseretnya Maria Anna San Jose serta diserahkan kepada orang-orang Spanyol tsb. Sementara itu,
sampan lelaki jahanam dipenuhi dengan opium dan berkeping-keping emas. Maria
Anna San Jose rela berlutut agar lelaki itu membatalkan niatnya.Tetapi lelaki
setan itu ingkar janji untuk menjaga dan membesarkan anak buah hatinya seperti
pernah dijanjikan dihadapan Tabib. Maria Anna San Jose di- bawa ke kapal
Spanyol, menjalani hari-hari yang mengerikan selama berada di kapal Spanyol yang
sedang merapat di daerah yang di sebut sebagai Nusantara. Maria Anna San Jose
tidak sampai lagi di Samboanga, karena ketika sampai di Celebes Selatan, di
buang bersama bayinya yang baru dilahirkan. Beruntung, ketika di buang bersama
bayi perempuannya Maria Anna San Jose ditemukan dan di pungut oleh sekelompok
nelayan. Lambat laun kenestapaannya menjadi lenyap dan berganti dengan kobaran
semangat untuk melanjutkan hidup. Mengabdikan diri pada rutinitas kehidupan
pesisir hingga akhir hayatnya.
Mengikuti cerpen EKO DARMOKO sampai di situ, saya masih belum
tahu siapa sih sebenarnya yang menulis
surat panjang bernada dendam yang sangat mendalam. Baru setelah membaca
lanjutan suratnya, baru saya bisa menduga. Karena cerpen di tutup dengan
kalimat:
Sedangkan bayi perempuan
itu kini tumbuh menjadi gadis cantik pujaan Celebes. Perlu kamu catat beberapa
minggu setelah kamu membaca surat ini, saya sudah tiba di Teluk Kalianak dan
berdiri dihadapanmu. Tak sabar saya untuk membunuh lelaki paling jahanam di
abad ini. Jaga dirimu baik-baik!. Saya akan datang untuk mengeluarkan
jantungmu. Demikian sumpah saya. Celebes, 4 Juli 1586, Caroline Putri Maria
Anna San Jose.
Cerpen bagus, lancar, enak di baca. Pesan moralnya : kemunafikan sudah ada sejak jaman dahulu. Rasa sayang dan cintanya serta rasa simpati ibanya terhadap penderitaan sang ibu, membuat Caroline harus tega membalaskan dendam sebagai penebus penderitaan sang ibu. Apakah Caroline Putri Maria Anna San Jose berhasil mengeluarkan jantung lelaki jahanam yang sebnarnya adalah ayahnya sendiri ?. Hanya EKO DARMOKO yang tahu. Memang semuanya harus berhati-hati dalam mengarungi perjalanan hidup. Iluustrasi oleh BUDIONO (BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.30.9.2022)