SDT NGOBROL.27
BUDI SAMPURNO.April.2
NGOBROL “SUAP SANGU”
Wagiman
meletakkan TG nya (Telepon Genggam) di meja kerja. Wagiarti menghampiri, mukanya musam, tangannya membawa
beberan koran terbitan hari itu. Wagiman masih memberesi klipping yang ada di
meja, ditempatkan di rak buku.
WAGIMAN : “ Ada apa bu. Kok mukanya musam begitu
?”.
WAGIARTI : “ Ini pak, berita hari ini. KPK tangkap
tangan Bupati Kepulauan Meranti, M. Adil”.
WAGIMAN : “ Lho, kok… Bapak belum sempat baca koran
hari ini, bu”.
WAGIARTI : “ Ya, sibuk bikin klipping sejak habis
sahur tadi. Biasa, Bupati…main suap suapan”.
WAGIMAN : “ He
he he…Bupati di tangkap tangan KPK, kok karena main suap suapan”.
WAGIARTI
: “ Ya, gitulah. Bupati motong anggaran-anggaran dari dinas-dinas…Itu
lho pak, Satuan Kerja Perakat Daerah . Disamping itu sang Bupati juga terima
suapan dari sebuah Biro Travel Perjalanan Haji, agar dimenangkan Proyek
Pemberangkatan Umroh para takmir masjid se Kabupaten Meranti”.
WAGIMAN
: “ Terus, memang nggak diperiksa sama Inspektorat atau BPK ?”.
WAGIARTI
: “ Nggih diperiksa pak. Tapi Pemeriksa Muda dari BPK Perwakilan Riau…
pulang disangoni…di suap. Jadi hasilnya ya, bersih. Ini berita di koran yang
ibu baca hari ini, lho pak. Nih korannya….Nanti bapak baca sendiri ya. Biar
bapak nggak curiga, yang ibu omong tadi
bukan hoax”.
WAGIMAN
: “ Ya…praktek begitu sudah lama… Jaman bapak masih dinas kan juga
begitu. Bukan berarti hasilnya harus bersih, tanpa ada yang perlu diperbaiki…
Tapi ya sekedar sangu. Sebagai tanda terima kasih. Gitu saja”.
WAGIARTI : “ He he…ketahuan….bapak dulu
waktu dinas juga main nakal…”.
WAGIMAN : “ Biasa itu bu. Terus Bupati
ngumpuli uang dengan motong anggaran itu ya …untuk apa? Toh gajinya sudah
gede”.
WAGIARTI
: “ Pertama ya memang rakus, pak. Yang kedua untuk sangu kampanye,
karena bermaksud mau mencalonkan dirinya, supaya terpilih sebagai Gubernur
Riau”.
WAGIMAN
: “ Ah…Kok begitu. Moralnya gimana, ya !”.
WAGIARTI
: “ Ini dari berita koran ternama pak. Nggak mungkinlah kalau beritanya
ini hoax. Ya…jamannya sudah jaman edan pak. Kalau nggak ngedan, katanya nggak
keduman”.
WAGIMAN
: “ Tapi ya, anekdot itu jangan di tiru dong. Bisa rusak nanti negara
kita ini”.
WAGIARTI
: “ Pingin jabatan….mbayar. Maka terjadilah jual beli jabatan. Lah…
ketangkaplah Bupatinya…seperti itu Bupati Klaten….Bupati Probolinggo”.
WAGIMAN
: “ Apalagi sekarang ini tahun panas…tahun politik. Pemilu sudah semakin
dekat. Politikus yang merasa dirinya bisa menjadi pemimpin, ya… cari-cari
ongkoslah…”.
WAGIARTI
: “ Harapan kita ya KPK lebih jeli dan tegas lagi “.
WAGIMAN : “ KPK sendiri juga sedang kiruh, bu!. Antar
pimpinan juga baru silang-silangan. Mudah-mudahan bukan karena kemasukan
unsur-unsur politik. Ya…susahlah kalau sudah dipolitisir”.
WAGIARTI
: “ Semoga pengganti Pak Jakowi besok juga keras seperti dia. Pak Jakowi
sudah keras saja masih banyak masalah moral . Moral yang penceng begitu” .
WAGIMAN
: “Ya, semoga bu! Nanti kalau terlalu keras, dianggap melanggar HAM…”.
WAGIARTI
: “ Sudahlah saya tak cuci piring dulu. Mau ikut nyuci para koruptor
juga nggak punya wewenang!”.
WAGIMAN
: “ Sabar, bu….sudah ada yang ngurusi”.
WAGIARTI
: “ Sabar…sabar… Uang rakyat di rampok kok di suruh sabar…. Itu pak..
korannya di baca. Kalau nggak percaya”
Wagiarti meninggalkan suaminya, berjalan
masuk, menuju dapur. Wagiman geleng-geleng kepala. Tangannya menyahut gelas
kopi. Ditenggaknya sisa cairan yang sudah dekat leteknya. (BUDI SAMPURNO.
Mak’skom.IPJT.12.4.2023)
Mantap gaya bahasanya...
BalasHapusKoruptor kalau ketangkap dibuat miskin dan didera cambuk, biar kapok... Ditonton banyak orang.
Suap itu ngetrend ya, pak. Sdh dianggap Hal yg wajar di negeri kita.