PENYIAR ( III )
Bagi mereka yang ingin menjadi penyiar handal, perlu kiranya membaca buku terbitan agak lama, yaitu th 2004, ditulis oleh Asep Syamsul M. Romli. Agak panjang judul buku tsb, yaitu Broadcast Journalisme. Panduan Menjadi Penyiar, Reporter dan Script Writer, diterbitkan oleh Yayasan Nuansa Cendekia, Bandung. Menarik untuk direnungkan, yaitu pada hal. 32, 33. Penulis menyebutkan, bahwa untuk menjadi penyiar harus memiliki keahlian utama yang mutlak sifatnya, yaitu : Berbicara, Membaca dan Menulis.
Yang dimaksud berbicara adalah, sudah selayaknya tidak ada penyiar yang bisu, karena radio merupakan media yang mengandalkan suara. Radio hanya dapat dinikmati dengan didengar. Dengan mendengar suara radio, pendengar ber-imajinasi untuk menggambarkan sesuatu yang diucapkan oleh penyiar. Itulah sebabnya seorang penyiar harus bisa berbicara. Namun, tentunya tidak sekedar bisa berbicara, tetapi harus lancar, dengan vokal yang baik, dapat mengendalikan irama, pengucapan kata demi kata dengan jelas.
Yang dimaksud dengan membaca yaitu, tidak sekedar bisa membaca. tetapi membaca dengan lancar.membaca dengan ejaan yang benar. Meskipun dalam praktek seorang penyiar ketika menjalankan tugasnya dengan cara membaca naskah, namun ucapan yang keluar harus terdengar tidak membaca naskah, melainkan harus seperti mengajak berbicara langsung dengan pendengar. Artinya, seorang penyiar harus mampu membaca tetapi yang terdengar adalah bertutur.
Yang dimaksud dengan menulis, yaitu seorang penyiar harus memiliki kemampuan untuk menulis naskah. Karena seorang penyiar kadang juga harus menyiapkan sendiri naskah siaran. Itulah sebabnya seorang penyiar harus mengerti kaidah kaidah jurnalistik. Dan biasanya naskah yang ditulis sendiri akan lebih mudah untuk menghayati isue yang terkandung dalam naskah.
Dalam bukunya, Asep Syamsul M. Romli juga mengutip pendapat Ben G. Henneke dalam buku berjudul The Radio Announcer's Handbook ( 1954 ), bahwa seorang penyiar harus memiliki kecakapan :
1. Komunikasi gagasan ( communications of ideas )
2. Komunikasi keperibadian ( communications of personality )
3. Proyeksi keperibadian, suaranya tidak dibuat buat, ramah
4. Pengucapan ( pronounciation ) yang jelas dan benar
5. Kontrol suara ( voice control )
Selamat menghayati pendapat diatas dan mencoba, semoga berhasil.
( Budi Sampurno, Mak'skom,IPJT )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar