FILM
DAN SETAN
Setan adalah roh jahat yang selalu
menggoda manusia supaya berbuat jahat. Itu menurut Kamus Bahasa Indonesia Untuk
Pelajar, diterbitkan oleh Badan Pngembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, th 2011, hal 494.
Film yang terdiri dari gambar
gambar dan dilengkapi dengan suara sebagai hasil rekaman kamera, serta kalau
diproyeksikan menimbulkan gambar bergerak seperti benar benar hidup, pastilah
membawa pengaruh positif ataupun negativ Gambarnya yang menarik, ceriteranya
yang menarik, bintangnya yang menarik dapat membuat orang lupa segalanya.
Pelajar jadi malas belajar, ibu ibu berhenti memasak, hanya karena acara
televisi menayangkan film yang menarik baginya. Fenomena film percintaan
remaja, baik film produksi luar negeri atau produksi dalam negeri banyak
menginspirasi anak anak muda untuk meniru dalam bercinta. Dan bahkan kebablasan
sampai sampai diluar batas kesusilaan. Seorang anak terjun dari lantai tingkat
tinggi karena hanya ingin meniru adegan dari film Superman. Anak Kampung
Selatan berantem dengan anak Kampng Utara gara gara gadis idola di Kampung
Selatan diajak nonton bareng sama pemuda
Kampung Utara.
Moral anak anak muda maupun moral orang
orang tua menjadi lentur karena mereka dicekoki terus menerus adegan adegan
yang dulunya merupakan hal tabu, namun sekarang menjadi hal yang dianggap
biasa. Etika masyarakat menjadi luntur dikatakan karena mereka menjadi terbiasa
dengan hal hal diluar etika, gara gara pengaruh negativ dari barang yang diberi
nama film.
Itulah sebabnya sejak jaman Hidia
Belanda sampai sekarang, pemerintah menetapkan aturan, bahwa film hanya
diperbolehkan ditayangkan di depan publik kalau sudah dinyatakan lulus sensor
oleh lembaga yang berwenang, Yaitu Lembaga Sensor Film. Terakhir melalui Undang
Undang RI Nomor 33 Tahun 2009. Tentang Perfilman.
Itulah sebabnya ada orang orang
yang mengatakan, bahwa film itu adalah sama dengan setan, yang siap setiap saat menggoda
siapapun yang “lengah”
Benarkah demikian?!. Memang ada
benarnya tetapi ada juga tidak benarnya.(Budi Sampurno,Makskom,IPJT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar