SUDUT
SASTRA 2.
CERITERA
CINTA PEREMPUAN BERNAMA KALWA
Cerpen
yang di tulis oleh A.S. Laksana ini berceritera tentang urusan cinta. Di muat
pada harian Jawa Pos pada tanggal 8 Oktober 2017 halaman 5. Di beri judul yang
amat singkat “ KALWA “. Biasa. cinta itu ada yang tumbuh bersemi dan segera
mendapat sambutan hangat. Tapi ada juga yang tidak langsung mendapat tanggapan positif.
Namun justru tanggapan negativ. A.S. Laksana memilih cinta yang kacau.
Seseorang lelaki telah merasa dapat mencintai seorang perempuan, tetapi
perempuan itu sudah bersuami. Awalnya Kalwa, nama perempuan itu kayaknya menanggapi
cinta dengan positif meskipun sudah bersuami. Dan berjanji untuk waktu yang
sudah disepakati untuk bertemu. Namun karena suaminya sedang tidak enak badan,
maka perempuan itu tidak jadi menemuinya. Ini yang mmbuat jengkel laki laki
itu.
Dalam
ceritera ini digambarkan Kalwa sepertinya perempuan yang tetap teguh dan sayang
kepada orang tuanya. Meskipun bapaknya benci dengan pelaut, pacar Kalwa. Terbukti
ketika diajak lari lepas dari orang tuannya, ternyata rencana pelariannya itu
tidak terjadi. A.S. Laksana menggambarkan dalam kalimat “ Pada hari
keberangkatan, Kalwa diam- diam meninggalkan rumah dan menemuai pacarnya di
tempat lekaki itu menunggu dan mereka kemudian bergegas ke pelabuhan. Para
penumpang masuk ke kapal melewati tangga jembatan. Ia mencengkeram jeruji pagar
jembatan kuat kuat ketika pacarnya menggandengnya di tengah orang-orang yang
berjalan masuk ke kapal…. Ia masih tetap mengcengkeram jeruji pagar ketika
kapal berangkat, dan ia masih berdiri di situ sampai kapal hilang dari
pandangan”.
Kalwa
juga perempuan yang setia kepada suaminya, terbukti dengan kalimat yang
ditekankan pada awal ceritera “Ia mengirim pesan singkat berisi permintaan maaf
tidak bisa bertemu hari ini karena suaminya sedang tidak enak badan sejak pagi
dan tidak mungkin ia pergi meninggalkan rumah ketika suaminya ada di rumah dan
sedang tidak anak badan”.
Ternyata
dalam cerpen ini A.S.Laksana suka mempergunakan kalimat panjang. Subyek,
perdikat, anak kalimat yang membahagiakan ataupun yang menyedihkan lelaki itu
di rangkum dalam satu kalimat panjang. Tapi cerpen ini tetap enak di baca dan
gampang di cerna. Namun agak terganggu dengan kalimat- kalimat yang panjang.
Dan itu tidak sekali, tetapi berkali kali. (Budi Sampurno,Mak’skom,JPJT.13.10.17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar