Sabtu, 30 Juli 2022

 

SDT.NGOBROL.15

BUDI SAMPURNO.JULI.1

NGOBROL BIN AJAIB

Wagiarti menghampiri Wagiman yang sedang duduk di teras sambil membenahi buku-buku kliping koran kesayangannya. Wajah Wagiarti tegang cemberut, menghentakkan pantatnya di kursi sebelah Wagiman. Wagiman agak terkejut melihat polah isterinya yang biasanya lembut, tapi kali ini tampak tegang seperti ada sesuatu yang tidak berkenan dihatinya.

WAGIMAN    : “ Ada apa, sayang…kok wajahnya kayak mahasiswa yang sedang demonstrasi?. Suamimu ini tetap sayang kok….”.

WAGIARTI    : “ Gombal !!”

WAGIMAN    : “ Lho……!!”.

WAGIARTI   : “ Yang gombal bukan bapak. Ibu sangat tahu kalau bapak itu sangat sayang sama saya. Yang gobal itu yang nggak kuat drajat. Sudah pangkat tinggi, kelakuannya bikin malu institusinya!. Alhamdulillah, kita nggak punya anak yang jadi polisi, ya pak!”.

WAGIMAN   : “ Eee…kok gitu…”

WAGIARTI  : “ I ya lah pak. Polisi kok bunuh polisi. Dan sekarang jadi masalah. Jeruk kok makan jeruk”.

WAGIMAN   : “ Ya… Namanya khilaf, bu. Tapi ya memang benar ibu. Bikin malu institusinya. Peristiwa pembunuhan itu di rumah Komandan yang punya jabatan strategis, sudah bikin malu. Apalagi pengusutannya malah tidak segera tuntas. Siapa pembunuh yang sebenarnya, masih jadi polemik”.

WAGIARTI    : “ Kasihan keluarga korban, sudah kehilangan anak. Pembunuh sebenarnya sampai sekarang belum di tangkap. Saksi sudah banyak yang dimintai keterangan. Termasuk tujuh ajudannya……. Ajudan kok sampai tujuh ya, pak. He he he…Berbagai organisasi juga sudah ikut terlibat. Masak i ya masalah begitu saja kok sampai sekarang belum ada titik terangnya”.

WAGIMAN   : “ Kapolri telah membentuk Tim Khusus yang diketuai oleh Wakapolri. Tidak ketinggalan Kompolnas juga sudah berinisiatif ikut mencoba mengungkap mesteri pembunuhan ini. Sementara, Kompolnas juga memiliki tugas untuk mengawasi kinerja Polisi”.

WAGIARTI   : “ Ada lagi pak…itu HAM juga sudah bergerak. Tambah lagi, …. itu Tim Pembelanya si korban, juga sudah melakukan pencarian fakta kemana- mana. Katanya menemukan berbagai keanehan atau kejanggalan. Sebagian hasilnya investigasinya juga sudah diinformasikan ke kalayak ramai”.

WAGIMAN   : “ Media, televisi dan surat kabar rame memberitakan. Kok itu bu. Medsos lewat internet juga sudah berseliweran rame-rame menggunjingkan peristiwa yang unik di Lembaga Kepolisian. Tentunya ini menjadi pertaruhan nama baik Lembaga Kepolisian. Apalagi Presiden juga sudah menghimbau secara khusus, supaya kasus ini ditangani secara terbuka dan secepatnya….. Apalagi coba!..... Aneh ya bu!?”.

WAGIARTI   : “ Bin ajaib….”. Kalau mengusut perkara orang kecil saja cak cek, alias cepat. Ini yang di bilang orang bahwa hukum itu tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Kabarnya sang jenderal sudah dinonaktifkan dari jabatannya. Kan menjadi lebih gampang, karena sudah tidak bisa mempengaruhi orang-orang disekelilingnya”.

WAGIMAN   : “ Lho… tetapi menurut harian JAWA POS hari Jum’at tgl 29 Juli ini, masih punya jabatan yang belum dinonaktifkan, bu”.

WAGIARTI   : “ Lah…kok bisa aneh “.

WAGIMAN   : “ Jabatannya juga penting. Sebagai Kasatgasus…”.

WAGIARTI   : “ Jabatan apa dan tugasnya apa, pak !?.

 WAGIMAN  : “ Embuh, ora weruh… Di Lembaga Kepolisian itu kan banyak mempergunakan singkatan-singkatan. Yang bagi orang awam seperti kita dan kebanyakan orang,…..juga mbuh ora weruh….. Ora ngerti “.

WAGIARTI   : “ Untung kita nggak punya anak yang jadi polisi…. Wis lah, ngobrol nggak ada gunanya. Tak ke belakang, meneruskan seterika baju suami sayangku…..”.

Wagiman cepat berdiri, bermaksud mendekati Wagiarti. Isterinya langsung berdiri, berlari kebelakang sambil megal-megol. Sore itu tidak ada segumpal awanpun di atas langit. Cerah, seperti wajah Wagiarti yang sedang lari megal-megol. Hilang sudah cemberut dan ketegangannya setelah habis berbicara dengan suami tersayang (Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.30.7.22)

 

 

 

1 komentar:

  1. Wagiman nyusul istrinya ke dapur gak? Penasaran nih, pake megal megol... Teruskan dong ceritanya. Penasaran dehhhh...

    BalasHapus