SDT.NGOBROL.29
BUDI SAMPURNO.MEI.2
NGOBROL “PINTER TAPI BODO”
Wagiman
baru saja meletakkan gunting di meja dan koran yang di gunting jatuh di lantai,
Wagiarti muncul, duduk di samping Wagiman, sambil tersenyum-senyum. Wagiman
memandang isterinya, keherannan.
WAGIMAN : “ Ada apa bu, datang-datang kok
senyum-senyum?”
WAGIARTI : “ Itu lho,
saya itu berpikir secara logika, orang di angkat jadi pejabat, logikanya kan
pasti orang pinter “.
WAGIMAN : “ Ya, jelas pasti orang pinter, bu. Artinya
orang itu di anggap mumpuni untuk mengemban tugas-tugas jabatan yang
dipercayakan padanya. Nggak mungkinlah pimpinan mengangkat orang bodo, atau
orang yang pendidikannya kurang, untuk di percaya menduduki jabatan-jabatan
penting”.
WAGIARTI : “ Tapi ada lho pak! Dapat jabatan karena
beli”.
WAGIMAN : “ Kalau yang itu sih nggak usah
dibicarakan, bu. Itu urusan KPK. Kan banyak Bupati, Walikota karena jual beli
jabatan di tangkap KPK. Dan terpaksa meringkuk di kamar jeruji besi”.
WAGIARTI : “ Ada lagi lho pak. Dasarnya pinter dan di percaya.
Tapi pada akhirnya kelihatan bodonya. Itu dalam kabinet…Menteri yang di tangkap
pihak Kejaksaan”.
WAGIMAN : “ Ooooo….yang baru viral. Menteri yang di tangkap
Kejaksaan karena di duga melakukan penyelewengan uang negara sebesar 8,3 T”.
WAGIARTI : “ Ya….Menteri Kominfo. Sekarang media
manapun saling memberitakan, saling membicarakan. Saling menganalisa.
Masyarakat biasapun ramai-ramai membicarakan”,
WAGIMAN : “ Lalu yang ibu anggap pinternya di mana
dan bodonya di mana. He he he, rupanya ibu sebagai masyarakat biasa juga
ikut-ikutan menganalisa peristiwa mega korupsi ini. Gimana, bu…Analisanya?!”.
WAGIARTI : “ Dia pinter, makanya di angkat jadi
Mentari. Dia bodo, karena korupsinya tidak di dukung dengan analisa teknologi.
Makanya ketahuan dan di bongkar oleh Kejaksaan”.
WAGIMAN : “ Wiiih…Analisa
ibu pakai analisa teknologi, nih… Tajem pasti!”.
WAGIARTI : “ Itu kan proyek BTS. Pikiran sederhana,
itu proyek membangun banyak menara untuk keperluan jaringan internet. Penempatan
pembangunan menara itu, yang dekat-dekat bisa di lihat dengan kasat mata. Artinya,
bisa didatangi, dilihat. Nah yang jauh-jauh, kan bisa di lihat dengan peralatan
satelit. Wong para ahli bilang, untuk mencari tambang minyak, tambang emas, di
laut mana yang banyak ikannya, itu bisa di lihat dengan bantuan peralatan dan
kecanggihan satelit”.
WAGIMAN : “ Wih…, ibu memang cerdas. I ya, di atas
kertas perencanaan, pada titik koordinat berapa rencana menara itu di bangun,
pasti bisa dilakukan pengechekan lewat satelit. Yang di luar Jawa,
daerah-daerah terpencil, daerah perbatasan nggak di bangun. Tapi uang sudah
dicairkan”.
WAGIARTI : “ Lha ini, pak. Orang Kominfo, tapi kok
nalarnya nggak sampai di situ ya”.
WAGIMAN : “
He he he…itu yang ibu bilang…Menteri itu orang pinter, tapi bodo…Sangat setuju
bapak!!”.
WAGIARTI : Lha…terus uang hasil korupsi itu mengalir
kemana ya. Banyak lho 8,3 T”.
WAGIMAN : “ Kalau itu…ibu ataupun bapak…nggak usah
mikirlah. Itu saudara-saudara kita di Kejaksaan, orang cerdas-cerdas semua.
Pasti dalam waktu dekat sudah dapat di bongkar dan pasti segera diinformasikan
kepada masyarakat”.
WAGIARTI : “ Masyarakat….haus menunggu beritanya, pak
“.
WAGIMAN : “ I ya bu. Sama dengan bapak. Bapak juga
sudah haus nunggu wedang kopinya”.
WAGIARTI : “ Ya….sabar sedikit dong pak. Kita kan
orang awam, masyarakat kecil yang peduli pada keselamatan negara”.
Wagiarti
berdiri meninggalkan Wagiman, berjalan berjentit-jentit menuju ke dapur.
Wagiman tersenyum melihat tingkah isterinya. Tangannya kembali meraih tumpukan
kliping.(BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.24.5.2023)