SDT.NGOBROL.28
BUDI SAMPURNO.Mei.1
NGOBROL
“KOPLING”
Wagiarti
baru pulang dari arisan ibu-ibu di Balai RW. Setelah menaruh dompetnya dan cuci
tangan cuci kaki, menghampiri Wagiman yang sedang asyik membaca kliping.
Wagiarti langsung duduk di samping suaminya.
WAGIARTI : “ Pak, mobil kita jangan sampai seperti
mobilnya Pak Parto lho. Masuk bengkel di Madiun, Ketika mau balik dari mudik”.
WAGIMAN : “ Memangnya kenapa mobil pak Parto, bu.
Pak Parto saya lihat rajin merawat mobilnya. Lihat saja, sebelum ke kantor,
tiap pagi pasti di cuci”.
WAGIARTI : “ Tadi, katanya jeng Parto, masuk bengkel
perlu ganti kopling, karena kampas kopling menipis”.
WAGIMAN : “ O…. Itu karena kebiasaan waktu nyupir.
Memang mobil dik Parto itu masih sistem manual. Seperti mobil kita. Jadi kalau
nyupir ya harus memparhatikan semacam pantangan bagi mobil manual, bu”.
WAGIARTI : “ Lho… saya lihat kalau bapak nyupir ya
biasa-biasa saja “.
WAGIMAN : “ Ya, ibu tidak pernah memperhatikan kaki
bapak waktu nyupir, sih”.
WAGIARTI : “ He he he…lha ngapain saya memperhatikan
kaki bapak. Kaki itu kalau sedang nyupir ya cuma injak rem, ketika mau
mengurangi kecepatan. Injak kopling kalau mau ganti gigi. Lha… saya lebih suka
memperhatikan wajah ganteng bapak dari pada memperhatikan gerak kaki bapak”.
WAGIMAN : “ Nggak usah ngrayu, bu. Ini masih sore”.
WAGIARTI : “ Saya kalau nyupir, kerja kaki saya, ya
begitulah”.
WAGIMAN : “ Saya yakin, dik Parto itu kalau sedang
nyupir, kaki kiri sering atau selalu menempel di pedal kopling. Ini sebenarnya
nggak boleh. Akibatnya kampas kopling cepat aus. Kalau sudah aus, bila ganti
gigi kadang macet dan gigi nggak bisa ganti. Akibatnya, mobil mogok.
Didorongpun nggak bisa, karena giginya mengunci”.
WAGIARTI : “ Oooo, gitu. Itu mungkin kaki menempel
di pedal kopling sudah bertahun-tahun kalau sedang nyupir. Apalagi pak,
pantangan orang nyupir itu?’.
WAGIMAN : “ Ada lagi kebiasaan orang. Yaitu
meletakkan tangan kiri di tuas kopling ketika mobil jalan. Ini memberi tekanan
pada tuas kopling, akibatnya mekanis kopling tidak bekerja secara sempurna. Ini
bisa juga menimbulkan kerusakan “.
WAGIARTI : “ Ada juga kebiasaan orang, ketika mobil berhenti,
gigi tidak dalam posisi nol. Ditinggal rapat atau masuk mall”.
WAGIMAN : “ Bahayanya, kalau kelupaan, mobil
langsung distater, bisa langsung jalan melompat. Ya kalau di depan kosong,
kalau ada mobil lain, atau ada anak kecil. Bisa ketabrak. Parkir di mall, mobil
bisa langsung terjun menjungkal ke bawah”.
WAGIARTI : “ Wih, ngeri ya !“.
WAGIMAN : “ Ya,ngeri kalua tahu akibatnya tidak
mematuhi ketentuan cara pemakaian dan pemeliharaan mobil.Tapi, bu. Ngomong-ngomong
di sore hari kayak begini akan lebih nikmat kalau ada teh hangatnya “.
WAGIARTI : “ Eeeeee….Suamiku minta dibuatkan the
hangat. Ya, ya, Sebentar suamiku sayang…”.
Wagiarti berdiri,
menyenggolkan tangannya kepundak Wagiman. Melangkah cepat kea rah dapur.
Wagiman menoleh, tersenyum dan kembali tangannya menyambar tumpukan kliping.
(BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.5.5.2023)
mudik harus siap dengan kondisi mobil yang okee... ben ora ngrepoti banyak pihak jika ada kendala hehehe...
BalasHapus