SDT.SASTRA.30
BUDI
SAMPURNO.MEI.1
MENUNGGU
GODOT
JIMMY
ANGGARA, tinggal di Jakarta, beberapa cerpennya sudah pernah di muat di berbagai
media, termasuk Harian KOMPAS. Hari Minggu, tgl 14 Mei 2023 kembali cerpennya
di muat dengan judul "SETELAH 69 TAHUN MENUNGGU GODOT”. Dan di beri ilustrasi
oleh seorang pelukis tinggal di Bandung, DIYANTO.
Cerpen
ini berkisah tentang seseorang tamatan sekolah Teater, Agus Tromol yang sangat
mendambakan memperoleh peran antagonis dalam film.
JIMMY
membuka cerpennya dengan kalimat sbb, Agus Tromol lulusan sekolah teater dan
bercita-cita ingin menjadi aktor terkenal Indonesia. Namun dalam 10 tahun
kariernya sebagai aktor, Agus Tromol selalu berperan sebagai pemain figuran.
Dia pernah dalam film berlatar belakang zaman kerajaan Majapahit, di mana
sebagai anggota pasukan Bhre Wirabhumi, dalam Perang Paregreg, dia di tombak
dua kali dan mati di tempat. Adegan itu memakan waktu tidak sampai 8 detik. Di
film lain, yang berlatar belakang zaman perang kemerdekaan, dia berperan
sebagai tentara rakyat yang di tangkap Belanda, dimasukkan ke dalam penjara,
lalu tidak muncul lagi selama sisa film.
Sebenarnya,
Agus Tromol menyadari, bahwa tampangnya tidak tampan. Meskipun tidak tampan,
dia punya keyakinan tetap bisa mendapat peran yang keren, antagonis, misalnya.
Temannya yang bernama Dedy Roban,
berusaha mengingatkan, bahwa aktor-aktor di jaman sekarang ini yang laku adalah
mereka yang tampangnya ganteng atau cantik. Dan juga tidak perlu dari tamatan
sekolah teater. Dedy Roban adalah teman waktu di Sekolah Teater, tetapi dia
banting stir menjadi penjual soto ayam. Sudah dikaruniai empat anak.
Agus
Tromol sebenarnya juga sudah seperti putus asa, karena peran yang diharap-harap
tidak kunjung datang. Pernah mengutarakan kepada teman-temannya, kalau akan
mengundurkan diri dari dunia film. Tetapi kembali lagi pada keyakinannya, bahwa
dia pasti mampu untuk berperan antagonis. Niat mundur dari dunia film selalu
gagal. Dan kembali lagi pada penantian untuk mendapat panggilan berperan dalam
film sebagai tokoh antagonis.
Pada
suatu hari, sehabis makan siang, Agus Tromol dikejutkan suara panggilan dari
teman perempuan seangkatan kuliah. Bekerja di sebuah rumah produksi, yang
menawarkan peran antagonis serta di minta untuk datang ke kantor. Keesokan
harinya Agus Tromol datang ke kantor dan ketemu dengan sutradara yang menangani
produksi film. Reaksi sang sutradara ketika bertemu dengan Agus Tromol, JIMMY
ANGGARA menuturkan :
Saat
melihat tampilan Agus Tromol yang lusuh dan berambut panjang hingga sepinggang,
sutradara meminta Agus Tromol memotong pendek rambutnya. “ Tak pernah ada bos
dimanapun yang rambutnya seperti perempuan”, kata sutradara.
Agus
Tromol menjadi resah. Rambut panjangnya adalah salah satu dari kebanggaan yang
ada pada dirinya. Dia sudah hidup cukup lama bersama rambut panjangnya yang
sepinggang itu, dalam keadaan suka dan duka, sehingga berpisah darinya baginya
seperti berpisah dari kekasih tersayang. Disaat yang sama, tawaran untuk bermain di FTV ini merupakan kesempatan
yang tak ingin dia lewatkan. Akhirnya Agus Tromol berkata kepada sutradara
bahwa dia mau berpikir-pikir dahulu. Dengan menghela nafas panjang, sutradara mengijinkan
Agus Tromol di beri waktu 3 hari untuk membuat keputusan.
Dikamarnya,
Agus Tromol berdiri di depan cermin memandangi rambut panjang kesayangannya.
Gelisah hatinya menyeruak terus-menerus. Masgul untuk membuat keputusan. Dilema
membayangi pikirannya. Yang akhirnya dia membuat keputusan untuk menyelamatkan
kesempatan yang sudah bertahun-tahun didambakan, yaitu sebagai pemain
antagonis. Di hari ke tiga, Agus Tromol datang ke salon dan minta rambut
panjangnya di- babat habis. Keesokan harinya, berarti hari ke empat, Agus
Tromol bergegas dengan hati yang berbunga-bunga pergi ke FTV. Siap berperan
sebagai antagonis. Sesampainya di FTV, Nina Arsad menjelaskan, bahwa sang
sutradara mengalami kecelakaan di jalan tol dalam keadaan mabuk. Dan jadwal syutingnya
di-undur sampai waktu yang belum dapat dipastikan. Serta ada pemikiran dari
pihak FTV untuk membatalkan produksi. Mendengar penjelasan ini, hati Agus
Tromol seperti diaduk-aduk. Marah campur kecewa. Rambut panjang kesayangannya
terlanjur di potong habis, produksi FTV batal. Peran antagonis jadi bablas.
Dengan di antar Nina Arsad, Agus tromol menjenguk sang sutradara di rumah
sakit.
Terlihat
sang sutradara tubuhnya di balut gips,
selain mata, lubang hidung, mulut. Kaki kiri digantungkan dengan posisi 45
derajad. Lalu apa yang dikerjakan Agus Tromol ?. JIMMY ANGGARA menuliskan:
“
Sutradara mabuk, ya”, kata Agus Tromol sambil memencet-mencet kaki yang di
balut gips dan terangkat 45 derajad. Sutradara terdengar mengerang.
“
Mabuk-mabukan, ya? Kata Agus Tromol sambil memencet-mencet lagi dengan lebih
keras. Sutradara mengerang kesakitan.
“
Itu kaki yang patah!”.
“
Oh, ini kaki yang patah?”
Agus
Tromol memencet-mencet lagi kaki yang patah itu. Lalu ditepuk-tepuknya seperti menepuk kasur dengan
sapu. Sutradara mengerang.
“
Aaarghhh….”.
Dari
suaranya bisa dibayangkan kesakitan luar biasa yang dialami sutradara Tapi itu
belum seberapa. Agus Tromol masih belum puas. “ Suster! Dokter! Ada orang gila!
Tolooong” Sutradara berteriak.
Nina
Arsad mengajak Agus Tromol cepat keluar, sebelum di-tangkap. Cerpen ini ini
oleh JIMMY ANGGARA di tutup dengan kalimat-kalimat:
Tindakan
terakhir Agus Tromol adalah berkata,
“Ini untuk rambut kesayanganku!” lalu memukul kaki kiri sutradara dengan keras
sekali hingga tali penompangnya putus. Erangan keras yang memilukan dari
tenggorokan sutradara membuat Agus Tromol tergelak puas. Dia berlari keluar
rumah sakit sambil tertawa-tawa.
Enak
membaca cerpen ini. Memperhatikan judulnya memang sudah bisa di duga, bahwa akhir
dari cerita ini adalah suatu kegagalan. Dan memang Agus Tromol gagal dalam
mengharap datangnya peran antagonis. Kecewa. Di tambah kekecewaan yang tak
terhingga karena rambut panjang kesayangannya terlanjur di babat habis.
Saya
salah duga dari kegagalan Agus Tromol. Saya pikir kegagalannya dikarenakan
peran antagonis itu sudah digantikan oleh orang lain. Karena dalam pertemuan
dengan sang sutradara di awal, dijanjikan pada hari ketiga Agus Tromol di minta
datang lagi. Tapi di hari ke tiga itulah Agus Tromol baru ke salon membabat
habis rambutnya. Justru pada hari ke empat dia datang ke FTV. Penuluis cerpen,
ternyata yang di buat alasan kegagalan yaitu dengan mencelakakan sang
sutradara.
Saya
menunggu terbitnya cerpen JIMMY ANGGARA lagi. (BUDI SAMPURNO. 18.5.2023).
mencari suatu alasan untuk gagal judulnya hehehehe...
BalasHapus