KETEMU GADIS
BALI
(untuk Biru)
Saya tidak
menduga, meskipun saya juga menduga
Ketika senyum
merekah menambah langit menjadi lebih biru
Awan itu menyingkir
dengan sendirinya
Kegelapan
menyibak malam yang memang tidak saya duga
Biru muncul
menyulut kegalauan diringkasan malam yang tak akan mendua
Penuh, penuh,
penuh
Membawa
keganjilan dalam berbincang, meski-pun tidak di-tengah sawah
Merundukkan
diri, membawa diri ke-alam yang tidak saya duga
Aneh memang
Ganjil memang
Tak saya duga
memang
Senyum kembali
merekah mengikuti rona muka yang membiru
Menghiasi kota
dalam ketenteraman dan kegaduhan
Saya lihat gadis
itu tercenung, meski wajah merekah hati ruah
Matanya berbinar
tapi bukan cerminan kebinaran
Mungkin hatinya
beku melihat sosok-sosok yang porak-peranda
Kegalauannya di-rasa
tidak membawa rona rona ke-depan
Baju-baju itu
tampak bergoyang-goyang menandakan angin tiada henti bergerak
Dan memang tidak
ada yang menduga dan menghentikan angin menghiasi alam
Angin itu segar
sepanjang hari dan angin itu menghentak- hentak sepanjang hari
Peluh dingin
membasahi sekujur tubuh gadis itu
Namun anehnya
membawa kesegaran dalam dunia alami dan rohani
Saya katakan,
dunia-mu masih panjang
Saya katakan,
dunia-mu masih berrona-rona
Saya katakan,
kegelapan menyongsongmu
Saya katakan,
hatimu yang akan menentang kegelapanmu
Saya katakan,
hatimu yang akan menantang ujianmu
Saya katakan,
hatimu yang menyinari masa kebahagianmu.
Budi Sampurno,Htl.Tentrem,Yogyakarta,11.11.2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar