Sabtu, 11 November 2017

KETEMU GADIS BALI
(untuk Biru)

Saya tidak menduga, meskipun saya juga menduga
Ketika senyum merekah menambah langit menjadi lebih biru
Awan itu menyingkir dengan sendirinya
Kegelapan menyibak malam yang memang tidak saya duga
Biru muncul menyulut kegalauan diringkasan malam yang tak akan mendua
Penuh, penuh, penuh
Membawa keganjilan dalam berbincang, meski-pun tidak di-tengah sawah
Merundukkan diri, membawa diri ke-alam yang tidak saya duga
Aneh memang
Ganjil memang
Tak saya duga memang
Senyum kembali merekah mengikuti rona muka yang membiru
Menghiasi kota dalam ketenteraman dan kegaduhan
Saya lihat gadis itu tercenung, meski wajah merekah hati ruah
Matanya berbinar tapi bukan cerminan kebinaran
Mungkin hatinya beku melihat sosok-sosok yang porak-peranda
Kegalauannya di-rasa tidak membawa rona rona ke-depan
Baju-baju itu tampak bergoyang-goyang menandakan angin tiada henti bergerak
Dan memang tidak ada yang menduga dan menghentikan angin menghiasi alam
Angin itu segar sepanjang hari dan angin itu menghentak- hentak sepanjang hari
Peluh dingin membasahi sekujur tubuh gadis itu
Namun anehnya membawa kesegaran dalam dunia alami dan rohani
Saya katakan, dunia-mu masih panjang
Saya katakan, dunia-mu masih berrona-rona
Saya katakan, kegelapan menyongsongmu
Saya katakan, hatimu yang akan menentang kegelapanmu
Saya katakan, hatimu yang akan menantang ujianmu
Saya katakan, hatimu yang menyinari masa kebahagianmu.

Budi Sampurno,Htl.Tentrem,Yogyakarta,11.11.2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar