SDT.NGOBROL.18
BUDI SAMPURNO.NOP.1
NGOBROL MELAMIN
Begitu acara sosialisasi
selesai, Wagiarti mendekat Ibu Direktur Akademi Pharmasi, untuk pamit. Ibu
Direktur menyambut ramah dengan senyum penuh keibuan. Sosialisasi diselenggarakan
di Balai RW dan materi di isi oleh Akademi Pharmasi Ketintang Surabaya dengan
tema “ SOSIALISASI PEMILIHAN PERALATAN MAKAN DAN MINUM BERBAHAN MELAMIN “.
Sesampai di rumah sudah
terlihat Wagiman duduk di teras sambil membaca koran, disampingnya terlihat
tumpukan kliping kesayangannya. Setelah cuci tangan, cuci kaki dan menyemprot
pakaiannya dengan alkohol, langsung masuk ke dalam rumah. Tak lama, Wagiarti
beranjak ke teras lagi sambil membawa baki berisi segelas kopi panas. Lalu ikut
duduk di dekat Wagiman. Tangannya meraih brosur sosialisasi di atas meja.
WAGIARTI : “ Maaf ya pak. Tadi nggak sempat
membuatkan kopi. Habis tadi acaranya pagi sekali. Sebelum ceramah, senam dulu”.
WAGIMAN : “ Nggak apa-apa bu. Toh sekarang ibu
sudah membuatkan kopinya. Bapak ini kan suami yang baik, penuh pengertian”.
WAGIARTI : “ O…. Gombal”.
WAGIMAN : “ Tadi sosialisasi apa bu , kok
kelihatannya serius dan penting, gitu…Kok pulang bawa brosur?”.
WAGIARTI : “
Penting pak, itu…pemakaian alat masak-memasak yang bahannya terbuat dari
melamin. Ternyata bisa berbahaya kalau salah pilih alat yang bermelamin. Ya
boleh sih pakai, tetapi harus di pilih betul”.
WAGIMAN : “ Maksudnya ? Kan kita juga punya piring
yang bahannya dari melamin. Ada piring, ada gelas.”
WAGIARTI : “ Ya, untungnya piring dan gelas melamin
yang kita beli itu sudah betul pak. Sesuai dengan syarat untuk kesehatan.
Karena ternyata yang di produksi dan di jual di toko-toko itu ada yang sudah
memenuhi syarat, tetapi ada pula yang
belum dan tidak memenuhi syarat kesehatan”.
WAGIMAN : “ Lah kok…?. Bapak yakin masyarakat pasti
banyak yang tidak tahu!. Untung ibu tadi datang memenuhi undangan acara di
Balai RW”.
WAGIARTI : “ Ya
itulah pak “.
WAGIMAN : “ Lalu bagaimana caranya kita tahu,
peralatan itu memenuhi sysrat apa tidak, bu ?”.
WAGIARTI : “ Nih pak. Di brosur disebutkan, melamin
asli itu. Lebih mengkilat; harga lebih mahal; tidak mengeluarkan bau menyengat
bila di rebus; permukaan piring licin dan lebih berkilau serta lebih berat, lebih tebal”.
WAGIMAN : “ Itu ciri-ciri yang asli. Lha yang palsu
?. Pasti harga lebih murah…he he he…”.
WAGIARTI : “ Pak ini serius pak!. Kalau salah pilih
bisa terkena penyakit kanker lho…!. Nah ini ciri-ciri melamin yang palsu
pak. Warnanya lebih kusam: harga lebih
murah; mengeluarkan bau menyengat bila di rebus yang merupakan bau formalin;
permukaan piring melamin palsu mudah ternoda oleh makanan atau bahan yang
berwarna seperti kopi, teh. Dan warnanya akan berubah lebih gelap dalam waktu
yang singkat. Melamin palsu itu lebih terkesan seperti piring plastik”.
WAGIMAN : “ Kalau begitu acara tadi amat bermanfaat
ya bu..”.
WAGIARTI : “ I ya pak. Ibu-ibu tadi juga manggut-manggut, ketika
Bu Direktur….siapa tadi namanya….Bu Nunik…atau Ninik gitu lho. Nah…katanya,
melamin yang aman itu, ketika membeli harus di pilih yang ciri-cirinya ada logo
SNI; ada stiker Food Grade Melamine; terdapat merek dan nama
produsen yang jelas; pilih yang berlogo PP—Polyprophylene.
WAGIMAN : “ Apa itu bu, polyprophylene…?”
WAGIARTI : “ Lha ini pak….yang tadi saya nggak
nangkap artinya. Ah… besuk kalau ketemu bu Direktur…bu Ninik mau saya tanyakan
lagi ah. Biar saya lebih mudeng dan nantinya nggak salah pilih”.
WAGIMAN : “ Bu Direktur tadi memberi penjelasan apa
lagi?. Misalnya, peralatan itu melamin itu jangan digunakan lagi…apa bila……”.
WAGIARTI : “ O…I ya pak. Seperti, kalau sudah
tergores jangan di pakai lagi; jangan mengukus atau meng-oven peralatan melamin,
jangan digunakan untuk masakan yang asem, apa lagi dalam keadaan panas; jangan
menggunakan detergen yang keras untuk membersihkan karena permukaannya cepat
rusak”.
WAGIMAN : “ Nah itu bu. Ikuti petunjuknya tadi”.
WAGIARTI : “ Pasti pak !. Kalau nggak…bisa terserang
kanker dan radang ginjal. Ngeri pak!.
Wagiarti mendongak arah
langit. Langsung berdiri lari ke belakang sambil berteriak : “ Gerimis pak. Ibu
angkat jemuran dulu. Itu…kopinya dihabisin…kalau nggak habis, nggak mau bikini
lagi lho…!”.
Wagiman berdiri,
tersenyum sambil mereguk habis wedang kopinya. (BUDI SAMPURNO.
Mak’skom.IPJT.15.11.2022)
Pakai perabotan melamin khawatir keracunan, pakai kaca khawatir pecah, pakai gerabah berat dan agak sulit membersihkannya, pakai seng mungkin aman dan anti pecah, he he he
BalasHapusYa memilih melaminnya disesuaikan dengan petunjuk kesehatan pak.Trims komennya
Hapus