Selasa, 15 November 2022

 SDT.NGOBROL.18

BUDI SAMPURNO.NOP.1



NGOBROL MELAMIN

Begitu acara sosialisasi selesai, Wagiarti mendekat Ibu Direktur Akademi Pharmasi, untuk pamit. Ibu Direktur menyambut ramah dengan senyum penuh keibuan. Sosialisasi diselenggarakan di Balai RW dan materi di isi oleh Akademi Pharmasi Ketintang Surabaya dengan tema “ SOSIALISASI PEMILIHAN PERALATAN MAKAN DAN MINUM BERBAHAN MELAMIN “.

Sesampai di rumah sudah terlihat Wagiman duduk di teras sambil membaca koran, disampingnya terlihat tumpukan kliping kesayangannya. Setelah cuci tangan, cuci kaki dan menyemprot pakaiannya dengan alkohol, langsung masuk ke dalam rumah. Tak lama, Wagiarti beranjak ke teras lagi sambil membawa baki berisi segelas kopi panas. Lalu ikut duduk di dekat Wagiman. Tangannya meraih brosur sosialisasi di atas meja.

WAGIARTI    : “ Maaf ya pak. Tadi nggak sempat membuatkan kopi. Habis tadi acaranya pagi sekali. Sebelum ceramah, senam dulu”.

WAGIMAN      : “ Nggak apa-apa bu. Toh sekarang ibu sudah membuatkan kopinya. Bapak ini kan suami yang baik, penuh pengertian”.

WAGIARTI    : “ O…. Gombal”.

WAGIMAN     : “ Tadi sosialisasi apa bu , kok kelihatannya serius dan penting, gitu…Kok pulang bawa brosur?”.

WAGIARTI    : “ Penting pak, itu…pemakaian alat masak-memasak yang bahannya terbuat dari melamin. Ternyata bisa berbahaya kalau salah pilih alat yang bermelamin. Ya boleh sih pakai, tetapi harus di pilih betul”.

WAGIMAN   : “ Maksudnya ? Kan kita juga punya piring yang bahannya dari melamin. Ada piring, ada gelas.”

WAGIARTI   : “ Ya, untungnya piring dan gelas melamin yang kita beli itu sudah betul pak. Sesuai dengan syarat untuk kesehatan. Karena ternyata yang di produksi dan di jual di toko-toko itu ada yang sudah memenuhi syarat, tetapi ada pula yang  belum dan tidak memenuhi syarat kesehatan”.

WAGIMAN   : “ Lah kok…?. Bapak yakin masyarakat pasti banyak yang tidak tahu!. Untung ibu tadi datang memenuhi undangan acara di Balai RW”.

WAGIARTI  : “  Ya itulah pak “.

WAGIMAN  : “ Lalu bagaimana caranya kita tahu, peralatan itu memenuhi sysrat apa tidak, bu ?”.

WAGIARTI  : “ Nih pak. Di brosur disebutkan, melamin asli itu. Lebih mengkilat; harga lebih mahal; tidak mengeluarkan bau menyengat bila di rebus; permukaan piring licin dan lebih berkilau serta lebih berat,  lebih tebal”.

WAGIMAN   : “ Itu ciri-ciri yang asli. Lha yang palsu ?. Pasti harga lebih murah…he he he…”.

WAGIARTI   : “ Pak ini serius pak!. Kalau salah pilih bisa terkena penyakit kanker lho…!. Nah ini ciri-ciri melamin yang palsu pak.  Warnanya lebih kusam: harga lebih murah; mengeluarkan bau menyengat bila di rebus yang merupakan bau formalin; permukaan piring melamin palsu mudah ternoda oleh makanan atau bahan yang berwarna seperti kopi, teh. Dan warnanya akan berubah lebih gelap dalam waktu yang singkat. Melamin palsu itu lebih terkesan seperti piring plastik”.

WAGIMAN   : “ Kalau begitu acara tadi amat bermanfaat ya bu..”.

WAGIARTI  : “ I ya  pak. Ibu-ibu tadi juga manggut-manggut, ketika Bu Direktur….siapa tadi namanya….Bu Nunik…atau Ninik gitu lho. Nah…katanya, melamin yang aman itu, ketika membeli harus di pilih yang ciri-cirinya ada logo SNI; ada stiker Food Grade Melamine; terdapat merek dan nama produsen yang jelas; pilih yang berlogo PP—Polyprophylene.

WAGIMAN   : “ Apa itu bu,  polyprophylene…?”

WAGIARTI   : “ Lha ini pak….yang tadi saya nggak nangkap artinya. Ah… besuk kalau ketemu bu Direktur…bu Ninik mau saya tanyakan lagi ah. Biar saya lebih mudeng dan nantinya nggak salah pilih”.

WAGIMAN   : “ Bu Direktur tadi memberi penjelasan apa lagi?. Misalnya, peralatan itu melamin itu jangan digunakan lagi…apa bila……”.

WAGIARTI   : “ O…I ya pak. Seperti, kalau sudah tergores jangan di pakai lagi; jangan mengukus atau meng-oven peralatan melamin, jangan digunakan untuk masakan yang asem, apa lagi dalam keadaan panas; jangan menggunakan detergen yang keras untuk membersihkan karena permukaannya cepat rusak”.

WAGIMAN   : “ Nah itu bu. Ikuti petunjuknya tadi”.

WAGIARTI  : “ Pasti pak !. Kalau nggak…bisa terserang kanker dan radang ginjal. Ngeri pak!.

Wagiarti mendongak arah langit. Langsung berdiri lari ke belakang sambil berteriak : “ Gerimis pak. Ibu angkat jemuran dulu. Itu…kopinya dihabisin…kalau nggak habis, nggak mau bikini lagi lho…!”.

Wagiman berdiri, tersenyum sambil mereguk habis wedang kopinya. (BUDI SAMPURNO. Mak’skom.IPJT.15.11.2022)

 

 

 

2 komentar:

  1. Pakai perabotan melamin khawatir keracunan, pakai kaca khawatir pecah, pakai gerabah berat dan agak sulit membersihkannya, pakai seng mungkin aman dan anti pecah, he he he

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya memilih melaminnya disesuaikan dengan petunjuk kesehatan pak.Trims komennya

      Hapus