Rabu, 31 Januari 2024

 

SDT.NGOBROL.39

BUDI SAMPURNO.JAN.3



 

NGOBROL “ GADUNG ENAK, AN NGGAK ENAK “

Wagiman langsung mencomot kripik gadung yang disajikan Wagiarti. Pagi itu suasana mendung gerimis. Wajah Wagiarti sumringah, tersenyum melirik, melihat polah suaminya. Menyeruput wedang kopi, langsung mencomot kripik gadung. Entah sudah berapa kali comotan, nggak sempat menghitungnya.

WAGIMAN  : “ Enak ini bu. Mendung-mendung, gerimis dapat kripik gadung dari isteri tersayang”.

WAGIARTI : “ Gombal !!. Pak, jangan banyak-banyak…nanti mendem ..”.

WAGIMAN  : “ Mendem itu kalau awal mengolahnya nggak bener. Mencucinya nggak di-kasi garam,  kalau di-rebus, ya ngrebusnya nggak sampai matang .Itu yang bikin mendem”.

WAGIARTI : “ Ya, Dulu waktu di desa, ibu kalau panen gadung selain di-jual juga di-pakai sendiri. Ibu…oooo tleten kalau ngurusi gadung. Sampai bersih, baunya enak, gitu “.

WAGIMAN  : “ Saya suka mbantu bapak kalau pas panen gadung. Sampai berkarung-karung. Hasil panennya kan ada yang beli. Bapak dapat duwit, terus pas hari Minggu, saya di-ajak ke-pasar dan dibelikan mainan. Entah gangsing, atau mobil-mobilan….O… senengnya saya waktu kecil. Manja!!”.

WAGIARTI : “ Gadung berubah jadi duwit. Gadung bikin anak manja bisa bermain bersenang senang. Tapi ada gadung yang bikin aparat penegak hukum jadi kerepotan”

WAGIMAN  : “ Ada-ada saja ibu ini. Gadung bikin kerepotan apparat penegak hukum”.

WAGIARTI : “ Coba dikasi an. Polisi repot, Tantara repot, Kejaksaan repat, Pengadilan repot “.

WAGIMAN  :” di kasi an….Oooo bener-bener….Pinter isteriku ini. Ha ha ha…jadi misalnya… Polisi gadungan, petugas pajak gadungan”.

WAGIARTI : “ Yang baru rame sekarang dan tertangkapnya seorang  dokter gadungan Tim Nasional Sepak bola U-19,  yang ternyata seorang kondektur bis. Saya tahu itu dari kliping bapak lho…”.

WAGIMAN  : “ Namanya Elwizan Aminudin, tidak hanya di Timnas U-19, tapi juga di-beberapa Klub Liga I “.

WAGIARTI : “ Di kliping bapak disebutkan, Aminudin ini berusia 41 th di-tangkap Satreskrim Polres Sleman Yogyakarta dan buron selama dua tahun. Nah itu gadung yang bikin nggak enak, merepotkan polisi. Nanti proses hukumnya kan panjang. Masuk Kejaksaan, masuk Pengadilan, masuk Penjara”.

WAGIMAN : “ Benar bu. Merepotkan aparat penegak hukum”.

WAGIARTI : “Ada lagi yang bikin geregeten, jijik…Santriawan gadungan”.

WAGIMAN : “ Ya…maksud ibu pasti si Bechi dari Pondok Pesantren di Ploso Jombang. Bechi tidak mau menyerah, lalu pondoknya di-kepung polisi. Itu rame di bulan Juni-Juli th 2022”.

WAGIARTI : “ Herry Wirawan dari Bandung, memperkosa 13 santriwati. Di hukum penjara seumur hidup. Anehnya kok hakim tidak menerapkan hukum kebiri. Ini bisa menular lainnya”.

WAGIMAN  : “Ya …di negara kita ini ternyata ada saja yang gadungan. Tapi kripik gadung di- stoples kok sudah habis, bu!!”.

WAGIARTI : “ Yee… dihabiskan sendiri, katanya sayang isteri. Ditawari saja enggak “.

Geledek gemuruh menggelora di-udara. Wagiarti meloncat , bergegas berlari ingat jemuran pakaian. Takut kesiram hujan. Wagiman di-tinggal begitu saja. Berdiri, membenahi kliping yang habis di-baca Wagiarti (BUDI SAMPURNO. Mak’skom.IPJT.31.1.2024)

 

Minggu, 28 Januari 2024

 

SDT.NGOBROL.38

BUDI SAMPURNO.Jan.2

 




NGOBROL” ENCENG YANG BIKIN GONDOG “

Pulang arisan keluarga,Wagiman dan Wagiarti melewati beberapa sungai. Arus lalu lintas yang cukup lancar di-jalan dan dikarenakan dinginnya AC mobil, Wagiarti sempat terlena pulas disandaran jok mobil. Wagiman tersenyum, timbul pikiran jahatnya. Menjelang masuk jembatan pasti ada polisi tidur. Disinilah niat jahatnya dilaksanakan. Tanpa mengurangi kecepatan, mobil melaju, menghantam polisi tidur. Wagiarti langsung terbangun. Bibir Wagiman tersenyum.

                    WAGIMAN  : “ Maaf…maaf… Nggak lihat….ada polisi tidur”.

                    WAGIARTI  :  “ Lihat jalan dong pak, kalau nyupir itu…!!!”.

                    WAGIMAN  : “ Sudah lihat jalan…Tapi saya melirik ke-sungai….”.

                    WAGIARTI : “ Sungai di lirik….He…ada perempuan mandi ya…Hayo ngaku!!”.

WAGIMAN : “ Ngapain lihat perempuan mandi di sungai….Di rumah saja, sering lihat perempuan          mandi. Bebas lagi…nggak dosa lagi. Bersertifikat lho…”

                   WAGIARTI : “ Lihat apa, nyupir kok nggak lihat ada gronjalan, polisi  tidur!!??”.

WAGIMAN : “ Sungainya ijo royo-royo”.

WAGIARTI : “ Sungai kok ijo royo-royo…Aneh..!”

WAGIMAN : “ Nggak aneh….Wong sungainya penuh dengan enceng gondog “.

WAGIARTI : “ O, iya…Kalau berenceng gondog…Ya ijo royo-royo. Pemda-nya nggak kontrol”.

WAGIMAN : “ Ya kontrol dong bu. Dan memang enceng gondog itu sangat cepat berkembang biak. Tumbuh di permukaan air. Lama dibiarkan, tidak segera dibersihkan ya… menutupi sungai”.

WAGIARTI : “ Dinas apa yang ngurusi itu, pak?”

WAGIMAN : “ Tiap kota lain namanya. Ada yang namanya Dinas Sumber Daya Air”.

WAGIARTI : “ Ganti saja Kepala Dinasnya”.

WAGIMAN : “ Enak saja, ganti. Enceng gondog itu, bisa bikin senyum ibu-ibu”.

WAGIARTI : “ Enak saja…Nggak..ah !!”.

WAGIMAN : “ Ibu pernah tersenyum, ketika di-beri oleh-oleh tas bahannya dari enceng gondog. Dulu..waktu bu Haryo habis reuni di Malang. Ibu seneng sekali. Tersenyum bahagia sambil elus-elus tas yang bahannya dari enceng gondog”.

WAGIARTI : “ I ya. Habis cantik sih tasnya. Kreatif banget. Ide yang bagus. Dari enceng gondog!”.

WAGIMAN  : “ Enceng gondog bikin orang dapat duit. Bikin senyum orang.

WAGIARTI : “ Ya….Tapi yang kebanjiran gara-gara enceng gondog juga banyak, pak !!. Kepala Dinasnya yang salah itu!!”.

WAGIMAN  : “ Enceng gondog…Yang bikin gondog…. Tapi, sudah mau lewat Srikandi, bu…!”.

WAGIARTI : “ Tadi di-acara arisan bapak makannya sudah banyak lho “.

WAGIMAN  : “ Tapi soto Srikandi…sotonya pak Nurul nggak boleh dilewati begitu saja, bu”.

WAGIARTI : “ Lha, monggo kalau bapak mau. Rugi memang, kalau nggak mampir soto Srikandi”.

Wagiman dengan terampil, langsung parkir mobil. Persis di depan Srikandi. Berdua turun mobil. Berlari kecil, gerimis mulai datang. Dari dalam yang punya Srikandi menyambut dengan ramah langganan lama yang setia mengunjungi Srikandi. (BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.28.1.2024)

 

 

 

 

Selasa, 23 Januari 2024

 

SDT.KOMEN.37

BUDI SAMPURNO.JAN.2


KPK DAN MANUSIA BIASA

Dulu survei dari berbagai Lembaga Survei serta masyarakat pada umumnya selalu  memberikan apresiasi tinggi atas hasil kerja KPK. Pejabat negara atau tokoh politik  berhasil di sikat. KPK berhasil mengintai,  mengendus perbuatan jahat para pejabat. Menteri yang masih duduk dalam Kabinet, para Bupati dan Walikota, serta para tokoh partai, bahkan besan seorang Presiden-pun di-lalap. Sepertinya KPK tidak perduli serta tidak ambil pusing dengan ancaman datang dari  berbagai pihak. Dari  mereka-mereka yang sedang diselidiki atau di-incar kasus-kasusnya, atau dari mereka-mereka di-mana kasusnya sudah ada di tangan KPK. Kita masih ingat kasus Ketua KPK, Antasari sampai di-penjara, Novel Baswedan yang di siram air keras. KPK tetap tegak lurus menjalankan kewajibannya yaitu memberantas tindak kejahatan yang pastinya merugikan negara dan masyarakat, berupa korupsi, suap menyuap, jual beli jabatan dll.

Namun sudah beberapa waktu ini, KPK di landa berita-berita miring yang tidak mengenakkan. Sejak KPK di-pimpin oleh Firli Bahuri , kehormatan dan wibawa KPK di nilai oleh beberapa kalangan telah merosot . Firli Buhari sendiri, sebagai Ketua di anggap telah melanggar etika. Konflik intern secara terbuka bisa dinikmati oleh masyarakat melalui media massa baik cetak ataupun elektronik. Koordinasi antar pimpinan yang tidak harmonis, pelanggaran etik dengan pihak yang berperkara. Berita sangat mengagetkan dan sangat memalukan, yaitu terbongkarnya pungutan liar di Rutan Klas I KPK di Jakarta Timur cabang Gedung Merah Putih. Kok bisa ya !!!. Nyatanya bisa!. Padahal di tempat itu harusnya benar-benar steril dari kejahatan apapun. Anggota Dewan Pengawas KPK, Albertina, mengatakan, berdasar penelitian, praktek pungutan liar ini, nilainya di-taksir 4 Milyar Rupiah. Jumlah tersebut masih dimungkinkan bertambah.

KPK sekarang dalam sorotan tajam dari masyarakat dan para pihak penegak hukum. Masih nama Firli sang Ketua yang selalu mencuat berita negatifnya. Firli ditetapkan sebagai tersangka oleh sesama lembaga penegak hukum, dalam kasus pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian,  Syahrul Yasin Limpo.

Prsiden Jakowi sampai turun tangan mengeluarkan Keppres no. 129/P Tahun 2023 dan berlaku sejak tgl ditetapkan, tgl. 28 Desember2023. Presiden secara resmi memberhentikan Firli sebagai Komisioner dan Ketua KPK. Dari berbagai pihak timbul pendapat, seharusnya Presiden tidak memberhentikan sebagai Ketua KPK, tetapi langsung memecatnya.

Kita masih menunggu proses penegakan hukum oleh para pelaku hukum. Antara Firli dan Polda Metro Jaya. Memuaskan atau tidak memuaskan masyarakat.

Manusia-manusia di KPK sekarang ini ternyata manusia-manusia biasa. Bukan manusia setengah dewa seperti yang didambakan masyarakat. Korupsi tetap menggema di bumi Indonesia. Apakah sistim pemilihan para Ketua KPK dan penerimaan karyawan di KPA perlu di rombak??. Padahal yang sekarang ini, pemilihan para Ketua KPK sudah melalui saringan dari pihak DPR-RI.(BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.23.1.2024)

 

Jumat, 12 Januari 2024

 

SDT. KOMEN.36

BUDI SAMPURNO.Jan.1


DEMOKRASI

Akhir-akhir ini, terutama setelah dilaksanakannya Debat Capres, Cawapres istilah  demokrasi menjadi perbincangan yang menghangat. Demokrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Th 1997, disebutkan (hal.220) “ gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara”. Artinya, demokrasi itu punya tujuan, yaitu untuk mencapai persamaan hak dan kewajiban serta perlakukan yang sama bagi semua warga negara. Oleh karena itu bila kita perhatikan, inti dari  demokrasi  adalah  partisipasi. Partisipasi menurut catatan Kamus Besar Bahasa Indonesia (hal.732 ), disebutkan “hal turut berperan serta di- suatu kegiatan”. Lalu bagaimana supaya partisipasi bisa terlaksana dengan baik, maka diperlukan kegiatan berkomunikasi. Komunikasi  pada hakekatnya adalah penyampaian ide yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok (komunikator), baik dalam bentuk berbicara , tulisan, gambar ataupun gerak-tubuh. Tujuan komunikasi, yaitu, dengan harapan yang diajak berkomunikasi ( komunikan) dapat memahmi pesan yang disampaikan serta melaksanakan seperti yang dikehendaki komunikator.

Pelaksanaan demokrasi bisa dipercontohkan dalam sebuah Rumah Tangga atau Keluarga. Ada yang memimpin, yaitu Bapak. Ada yang di pimpin, yaitu ibu dan anak-anak. Keluarga pasti punya tujuan dan dalam mencapai tujan diperlukan partisipasi dari seluruh keluarga. Agar dapat berpartisipasi diperlukan tindakan berkomunikasi.  Supaya dalam berpartisipasi dan berkomunikasi berjalan dengan baik, maka dalam keluarga  tsb menciptakan norma-norma atau aturan-aturan dan etika yang wajib ditaati oleh seluruh anggota keluarga.  

Dalam menentukan salah satu tujuan, mungkin ada yang tidak sependapat. Misal,  menentukan acara hari Minggu, ada yang ingin renang tapi ada yang ingin ke rumah nenek. Disitulah komunikasi yang beretika sesuai norma-norma yang berlaku, dilaksanakan dengan di-pimpin oleh sang Bapak. Maka tujuan acara berhari Minggu dapat disepakati bersama tanpa ada yang menggugat. Itulah demokrasi yang intinya adalah partisipasi.

Pelaksanaan demokrasi bisa di-lanjut ke RT, RW sampai ke organisasi dalam bentuk suatu negara. (BUDI SAMPURNO, Mak’skom.IPJT.12.1.2024)

 

 

Senin, 08 Januari 2024

 

SDT.NGOBROL37

BUDI SAMPURNO.JAN.1

 



NGOBROL “ MALAM SUNGKAN “

Pagi itu Wagiman menggeret kursi, diletakkan di depan kursi yang diduduki. Menelonjorkan ke-duakakinya pada  kursi yang di tata di depannya.

                       WAGIARTI   : “ Tadi malam bapak itu tidurnya kok gelisah kena apa, pak ?!”

WAGIMAN    : “  Gelisah gimana to, bu?”.

                   WAGIARTI   ; “ Semalam habis nonton debat Capres, kok tidurnya gelisah. Sebentar miring ke kiri, sebentar. kanan. Apa mikirin debat Capres semalam. Jagoan Capres bapak kok melempem, gitu ?!”.

                   WAGIMAN    : “ Ya nggak mikirin debat Capres to, bu. Semua itu sudah ada yang ngurusi”.

                   WAGIARTI   : “ Lha, terus kok gelisah kena apa “.

                   WAGIMAN    : “Nggak enak, bu. Sudah malam”.

                   WAGIARTI   : “ Lah…Saya ini kan isterimu pak. Sudah malam pun, saya wajib melayani bapak!”

                   WAGIMAN   : “ Sungkan… Sudah larut malam, bu”.

WAGIARTI  : “ Ya, ampun, pak. Nggak usah sungkan, pak!. Pagi, siang, malam pun kalau bapak             minta saya wajib melayani “. 

                   WAGIMAN   :  “ Kemarin pagi kan ibu lihat sendiri. Kaki kiri kejatuhan balok. Terkilir”.

WAGIARTI  : “ OOO…waktu kerja bakti. Memang semalam terasa sakit ?.

                   WAGIMAN  : “ Bukan sakit….Sakit sekali… Cenut-cenut…Cekot-cekot….”.

WAGIARTI  : “ Eeee…saya pikir pingin dilayani ,  apa gitu..kayak biasanya.Tapi kok nggak bangun-    bangun. Tiwas g r. Kan kemarin sudah diobati sama dr. Tamrin. Sekarang gimana rasanya. Masih sakit ?.”

WAGIMAN : “ Enak-an sekarang.Tadi pagi, habis mandi, langsung saya olesi saleb dari pak          dr.Tamrin kemarin”.

                   WAGIARTI  : “ Ya…sudah sekarang tak bikinkan wedang kopi dan gorengan pisang mau ?”.

WAGIMAN  : “ Mau…Sejak tadi  saya batin, kok belum ada kopi dan camilan, ya. Mau minta gorengan pisang, kok sungkan saya”.

                   WAGIARTI  : “ Gombal, sungkan segala. Sebentar ya sayang. Sabar…!!.

Wagiarti berdiri sambil mencubit pipi Wagiman. Langsung berlari menuju dapur. Rintik-rintik bunyi       hujan mulai terdengar, menambah dinginnya udara di pagi itu. Sementara bunyi denting mesin cuci terdengar nyaring sampai di ruang dapur.(BUDI SAMPURNO. Mak’skom.IPJT.8.1.2024)