Senin, 08 Januari 2024

 

SDT.NGOBROL37

BUDI SAMPURNO.JAN.1

 



NGOBROL “ MALAM SUNGKAN “

Pagi itu Wagiman menggeret kursi, diletakkan di depan kursi yang diduduki. Menelonjorkan ke-duakakinya pada  kursi yang di tata di depannya.

                       WAGIARTI   : “ Tadi malam bapak itu tidurnya kok gelisah kena apa, pak ?!”

WAGIMAN    : “  Gelisah gimana to, bu?”.

                   WAGIARTI   ; “ Semalam habis nonton debat Capres, kok tidurnya gelisah. Sebentar miring ke kiri, sebentar. kanan. Apa mikirin debat Capres semalam. Jagoan Capres bapak kok melempem, gitu ?!”.

                   WAGIMAN    : “ Ya nggak mikirin debat Capres to, bu. Semua itu sudah ada yang ngurusi”.

                   WAGIARTI   : “ Lha, terus kok gelisah kena apa “.

                   WAGIMAN    : “Nggak enak, bu. Sudah malam”.

                   WAGIARTI   : “ Lah…Saya ini kan isterimu pak. Sudah malam pun, saya wajib melayani bapak!”

                   WAGIMAN   : “ Sungkan… Sudah larut malam, bu”.

WAGIARTI  : “ Ya, ampun, pak. Nggak usah sungkan, pak!. Pagi, siang, malam pun kalau bapak             minta saya wajib melayani “. 

                   WAGIMAN   :  “ Kemarin pagi kan ibu lihat sendiri. Kaki kiri kejatuhan balok. Terkilir”.

WAGIARTI  : “ OOO…waktu kerja bakti. Memang semalam terasa sakit ?.

                   WAGIMAN  : “ Bukan sakit….Sakit sekali… Cenut-cenut…Cekot-cekot….”.

WAGIARTI  : “ Eeee…saya pikir pingin dilayani ,  apa gitu..kayak biasanya.Tapi kok nggak bangun-    bangun. Tiwas g r. Kan kemarin sudah diobati sama dr. Tamrin. Sekarang gimana rasanya. Masih sakit ?.”

WAGIMAN : “ Enak-an sekarang.Tadi pagi, habis mandi, langsung saya olesi saleb dari pak          dr.Tamrin kemarin”.

                   WAGIARTI  : “ Ya…sudah sekarang tak bikinkan wedang kopi dan gorengan pisang mau ?”.

WAGIMAN  : “ Mau…Sejak tadi  saya batin, kok belum ada kopi dan camilan, ya. Mau minta gorengan pisang, kok sungkan saya”.

                   WAGIARTI  : “ Gombal, sungkan segala. Sebentar ya sayang. Sabar…!!.

Wagiarti berdiri sambil mencubit pipi Wagiman. Langsung berlari menuju dapur. Rintik-rintik bunyi       hujan mulai terdengar, menambah dinginnya udara di pagi itu. Sementara bunyi denting mesin cuci terdengar nyaring sampai di ruang dapur.(BUDI SAMPURNO. Mak’skom.IPJT.8.1.2024)

2 komentar: