Minggu, 21 April 2024

 

SDT.KOMEN.40

BUDI SAMPURNO.APRIL.2



BUNG KARNO SUDAH TIDAK DI PDIP ?

Pemilu th 2024 sudah selesai. Hasilnya sudah sama-sama diketahui, meskipun masih dalam sengketa dan berujung masuk ke Makamah Konstitusi. Putusan hasil sidang Mahkamah Konstitusi masih sama-sama kita tunggu. Kita juga tahu, para Capres ada yang puas dengan hasil Pemilu, tetapi ada juga yang tidak puas, bahkan merasa dicurangi. Capres 01 dan 03, pendukungnya langsung protes dan mengajukan tuntutan ke Mahkamah Konstitusi.

Perolehan suara memang ada yang mengejutknn, yaitu pasangan Capres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, hanya memperoleh 16,47%. Padahal Capres ini di dukung oleh koalisi yang dimotori partai besar pemenang Pemilu yang lalu, yaitu PDIP. Yang juga berhasil mengantarkan Joko Widodo menjadi Presiden RI dua periode.

Di media, terutama di medsos, para analis politik memberikan komentar yang sangat pedas khususnya kepada PDIP. Ada yang mengatakan PDIP sebuah partai besar yang sombong, mengecilkan arti Presiden Joko Widodo sebagai petugas partai, memposting foto yang meremehkan seorang Presiden, seorang Kepala Negara, yaitu ketika Presiden Joko Widodo bertemu dalam suatu ruangan dengan posisi Megawati duduk di belakang meja besar. Sedangkan Presiden Joko Widodo duduk di kursi biasa, sepertinya seorang murid sedang menghadap Kepala Sekolah karena sang murid sedang bermasalah. Kader-kader PDIP banyak yang mencela Presiden Joko Widodo sebagai orang yang tidak tahu diri, karena sampainya Joko Widodo menduduki jabatan Presiden  adalah berkat dan jasa besar PDIP. Para pecinta Presiden Joko Wiwodo merasa terhinakan. Dan berbagai komentar politis yang sifatnya menistakan PDIP.

Namun ada suatu fenomena yang menarik yang membuahkan pertanyaan, yaitu apakah Bung Karno sudah tidak di PDIP?.

Sudah sejak dahulu hingga sekarang Bung Karno selalu dilekatkan pada PDIP. Dalam setiap gerakkan apapun, foto Bung Karna selalu ditampilkan. Apalagi dalam masa kampaye. Ideologi PDIP tercermin dalam diri Bung Karno. Lalu yang bagaimana ideologi PDIP itu, diyakini bahwa tidak semua kader PDIP itu mengerti dan paham tentang ajaran Bung Karno. Mungkin yang seangkatan Hasto (Sekjen), Ardian Napitupulu, Budiman Sujatmika (yang keluar dari PDIP) masih paham. Tetapi angkatan di bawah mereka mungkin sudah setengah paham.

Siapakah pemilih Pemilu th 2024 ?.

Komisioner KPU, Betty Epsilon Idroos mengatakan, DPT (Daftar Pemilih Tetap ), total berjumlah 204,8 Juta orang. Secara komposisi generasi milenial menjadi pemilih mayoritas, jumlah sebanyak 66.822.389 atau 33,60 persen.(JP.3/7/2023)

Dari sekian DPT yang milenial,  pasti sebagian ada yang jadi kader atau simpatisan PDIP. Lalu yang kader PDIP itu tahunya apa tentang Bung Karno. Apalagi dengan ajarannya. Yang mereka pasti tahu, Bung Karno adalah Sang Proklamator, seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah mereka. Jadi bagi mereka, penampilan Bung Karno pada poster-poster, sudah tidak ada efek positifnya. Apalagi millenial yang bukan kader PDIP.

Lalu apakah para kader PDIP yang sering tampil di media juga mencerminkan PDIP merupakan Rumah Nasionalis Sukarnois, Rumah Partai Wong Cilik sesuai ajaran Bung   Karno ?. Lihatlah Megawati sebagai Ketua Umum PDIP berkali-kali  tampil di media dengan nada arogan, misalnya mengkritik ibu-ibu yang ikut pengajian, pada hal mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Pernah menghina penjual bakso. Lihat pula Ateria Dahlan, Masinton Pasaribu bila berdiskusi di media. Selalu tidak mencerminkan sebagai kader PDIP yang baik sesuai ajaran Bung Karno. Kasus Harun Masiku seorang kader PDIP yang sampai sekarang belum terungkap dan KPK masih memburunya. Polah mereka mengundang para simpatisan PDIP berbalik menjadi tidak simpati lagi pada PDIP.

Makanya jumlah pemilih yang mencoblos PDIP jauh merosot. Dan sangat berpengaruh pada kekalahan yang tragis dari Capres Ganjar-Mahfud MD. Bung Karno sudah tidak di PDIP lagi !. (BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.21.4.2024)

 

 

2 komentar:

  1. Rasanya mmg PDIP ditinggalkan para pendukung pak Jokowi yg kecewa dg elit² PDIP. Figur pak Machfudz juga kurang bisa mengangkat suara 03, kmgkinan juga krn faktor Ganjar yg dinilai tdk simpatik, tindakan nya jadi boomerang. Walhasil tampak jelas dalam perolehan suara Pilpres. Tapi yg aneh , suara legeslatif PDIP relatif stabil atau tetap 2 besar secara nasional. Bagaimana menjelaskan ini ?

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus