Budi Sampurno.Des.1
SDT.KOMEN.14
MENGEREM COVID MENJELANG NATARU.
Diberbagai
media massa bisa kita baca atau lihat dan dengarkan, bahwa WHO sangat kawatir
dengan melonjaknya kasus COVID-19 dengan varian barunya. Serta sudah melanda
benua Eropa. Pemerintah di negara-negara Eropa sudah melakukan lockdown, namun
masyarakatnya banyak yang menentang. Bahkan di negara Belanda, mereka melakukan
demo menolak pengetrapan lockdown.
Di
Indonsiaa juga sangat mengawatirkan, apalagi dengan akan datangnya libur Natal
dan Tahun baru (Nataru). Namun dengan cepat, Pemerintah akan mengetrapkan Status Level 3 di seluruh Indonesia. Tentunya
dengan tujuan agar kasus Covid tidak melonjak lagi tetapi dapat dikendalikan. Pengetrapan
level 3 ini akan diberlakukan mulai tgl 24 Desember 2021 s/d 2 Jaanuari 2022. Namun
dengan berbagai pertimbangan pengetrapan level tiga tsb dibatalkan.Tetapi
Pemerintah meminta kepada yang berwenang pada bagiannya untuk tetap mengendalikan
tempat-tempat keramaian, seperti mall, tempat wisata dan lainnya. Dengan mengontrol
kerumunan manusia tidak melebihi dari separo kapasitas. Diharapkan arus manusia
tetap dapat berjalan dan ekonomi juga tetap berjalan.
Menanggapi
kekawatiran WHO akan melonjaknya kasus Covid di negara-negara lain, Harian JAWA
POS terbitan hari Rabu, 24 Nop 2021, Mr.PECUT memberikan reaksi “ Sementara
kita di sini prokes sudah mulai lupa…”.
Tampaknya
yang disampaikan mr.PECUT itu memang benar, dalam keseharian, mulai banyak masyarakat yang ke luar rumah tampa
memakai masker. Bahkan sebagian masyarakat tetap berusaha melakukan
kumpul-kumpul dan kalau sudah kumpul lupa juga jaga jarak dan lupa memakai
masker. Repotnya, mereka ini kalau kita perhatikan justru dari kalangan yang
berpendidikan dan juga dari mereka yang ekonominya cukup. Malah mereka ini tidak
mengindahkan Peraturan Pemerintah. Lihat
juga mereka yang nanti melakukan libur Natal dan Tahun Baru.
Juga terdapat masyarakat dari kelas bawah
menengah, baik dari pendidkan maupun tingkat sosialnya. Terutama yang hidup di
desa-desa. Mereka sepertinya cuek. Serta berpikiran kalau toh terjangkit covid itu sudah takdir.
Oleh karena itu, pada akhirnya yang
diperlukan adalah koordinasi yang lebih ketat dan terjaga secara terus menerus dalam
mensosialisasikan Prokem, dengan harapan, menapis lonjakan penularan Covid-19 di
hari libur Nataru benar-benar dapat terkendalikan dengan baik
Pemerintah Pusat dan daerah harus lebih
keras dan terarah dalam menyadarkan masyarakat. Agar masyarakat mau mentaatinya.
Koordinasi tidak hanya dilaksanakan oleh Pemerintah saja, tetapi juga harus dilaksanakan
oleh organisasi swasta. (Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.12.12.2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar