Rabu, 22 Desember 2021

 

Budi Sampurno.Des.2

SDT.KOMEN.16

ROSO ROMONGSO DAN TEPO SLIRO

Di harian KOMPAS terbitan tgl 31 Maret 1995 memuat cuplikan pidato Wakil Presiden yang waktu itu di jabat oleh Jendral Tri Sutrisno, dalam acara Temu Tokoh Agama Dan Tokoh Masyarakat di Semarang pada tgl 29 Maret 1995. Sambutan Wakil Presiden yang di cuplik harian KOMPAS, yaitu : “ Bangsa Indonesia tidak sekedar plural, tetapi bangsa yang majemuk. Setiap suku tampak jelas karakteristiknya, sehingga menjadi sebuah paduan warna-warni yang indah. Tetapi kemajemukkan itu terikat erat dalam persatuan dan kesatuan yang berdasarkan sikap saling harga menghargai dan tepo sliro.Bangsa kita seperti halnya bunga setaman yang warna-warni, tetapi terangkum dalam satu kesatuan, bukan bunga tabur yang segera layu dan kering. Kunci dari eratnya persatuan dan kesatuan kita adalah roso rumongso dan tepo sliro “.

Apa yang disampaikan sdr. Tri Sutrisno yang sudah sekian tahun  lalu, sengaja saya cuplik karena seperti ada nuansa yang sama di tahun sekarang ini dan tahun yang akan datang. Apa lagi menjelang Pilpres Tahun 2024 mendatang. Mesin-mesin partai sudah mulai bergerak. Partai-partai mulai meraba-raba menghitung untung ruginya dalam dukung mendukung calon Presiden dan calon Wakil Presiden; calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur; calon Bupati dan calon Wakil Bupati; calon Walikota dan calon Wakil Walikota. Dalam persaingannya, partai-partai atau kelompok-kelompok tertentu di era digital serta adanya media maya internet sangat leluasa mengeluarkan berbagai pernyataan yang berdasarkan fakta atau fakta yang di ulas sesuai dengan kepentingan partainya atau kelompoknya. Yang terkadang juga diulas dan disebarkan dalam bentuk berita hoax. Bahkan sering kita temui berita di media sosial yang melanggar etika komunikasi.

Kita sangat berharap hal-hal yang demikian itu bisa disadari oleh pihak-pihak tertentu agar tidak membuat berita-berita hoax yang bisa mengakibatkan kesalahpahaman. Apalagi para pengguna internet belum tentu memiliki tingkat literasi yang tinggi. Kesalahpahaman ini bisa menimbulkan pecahnya konflik yang kemudian dimanfaatkan oleh mereka yang tidak bertanggungjawab. Itulah sebabnya marilah kita kembali merenungkan kata-kata Sdr.Tri Sutrisno, bahwa kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia yang sama-sama kita cintai. Kita berharap bisa roso rumongso dan tepo sliro.(Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.22.12.2021)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar