SDT.NGOBROL.30
BUDI SAMPURNO.JUNI.1
NGOBROL “OKNUM”
Seperti
biasa, di sore yang cerah, meja di teras sudah dipenuhi tumpukan kliping.
Wagiman sedang asyik menggunting koran terbitan kemarin. Wagiarti muncul dari
dalam rumah sambil membawa nampan. Diatasnya tampak secangkir kopi dan piring
berisi pisang goreng. Tanpa basa-basi, Wagiarti langsung duduk di samping
Wagiman, mukanya mencuca-mencucu.
WAGIMAN : “ Kopi dan pisang gorengnya sudah boleh
dinikmati, bu?”.
WAGIARTI : “ Sudah di taruh di situ ya artinya sudah
boleh, pak…pak!”.
WAGIMAN : “ Ya, bapak ijin dulu, wong bapak lirik,
muka ibu nggak sumringah, malah mencuca-mencucu”.
WAGIARTI : “ Saya ini sedang sebel pak. Maaf ya pak,
saya kan sering ikut baca-baca kliping bapak. Tapi isinya kok banyak negatifnya”.
WAGIMAN : “ Maksud ibu gimana ?”.
WAGIARTI
: “ Negara kita itu kan dasarnya Pancasila. Kok banyak yang nggak Pancasilais.
Kepolisian, Kehakiman, Kejaksaan, Kementerian Keuangan, Kominfo dan masih
banyak lagi, kan pak!. Mereka pejabat negara kok kelakuannya kayak begitu!”.
WAGIMAN : “ Lah…lah…Kok ibu menuduhnya begitu”.
WAGIARTI : “ Yaitu….Ini ibu baca di kliping bapak lho!.
Seperti..Jendral Pol.Ferdy Sambo, Jendral Pol.Teddy Minahasa, Hakim Sudrajad
Dimyati, Hakim Itong, Jaksa cantik Pinangki, Kementerian Keuangan Rafael Alun
Triambodo…yang sekarang baru top-topnya korupsi 8,3 T Rp….!!!”.
WAGIMAN : “ Di tambah lagi bu…Rektor Universitas
Lampung Prof. Karomani, Rektor Universitas Udayana Prof. I Nyoman Gde Antara,
Bupati…Walikota di tangkap KPK…”.
WAGIARTI : “ Nah tuh…bapak hafal juga ya”.
WAGIMAN : “ Hafal…yang bikin kliping bapak, pasti di
baca dulu Tapi….yang ibu sebut dan bapak juga sebut tadi itu namanya oknum dari
organisasi di mana mereka itu bekerja”.
WAGIARTI : “ Ah…rata-rata semua Kementerian dan instasi
manapun juga orang-orangnya tidak Pancasilais”.
WAGIMAN : “ Ya…Tapi itu sekali lagi….oknum, bu. Tidak
semua pegawai atau karyawannya seperti yang ibu tuduhkan”.
WAGIARTI : “ Ah…Bapak malah membela mereka. Belum kita
ingat-ingat itu, anggota DPR-DPRD yang dijerujikan KPK. Bapak nggak usah membela…pakai
kata oknum lah. Nyatanya mereka penjahat, mereka tidak Pancasilais. Titik!”.
WAGIMAN : “ Nggak usah emosi bu. Semua itu sudah ada
yang mengurusi…””.
WAGIARTI : “ Ngurusi gimana…wong Kepolisian, Kejaksaan,
Kehakiman, penegak hukumnya justru penceng semua!!!”.
WAGIMAN : “ Kalau semuanya penceng. Ya negara ini sudah
ambrol, bu. Nyatanya negara kita masih tegak berdiri. KPK juga masih bekerja,
Kelurahan, Kabupaten, Kepolisian, Kejaksaan dll…juga masih bekerja. Dan mereka
juga masih tegak, tegas menangkap, mengadili mereka yang ibu katakan tidak
Pancasilais. Masih banyak yang jujur, bu. Masih banyak yang Pancasilais, bu…Kalau
yang seperti ibu katakan tadi…negara sudah ambrol. Nyatanya NKRI tetap
berdiri. Sekali lagi…itu oknum, bu. Yang memang harus dikejar, ditangkap,
dihukum, dijerujikan…. Ibu nggak usah emosilah”.
WAGIARTI : “ He he he…I ya-ya pak. Dik Parto itu juga
masih tugas sebagai hakim di Semarang, dik Puji anaknya pak Karmin…ya masih
tugas di Kejaksaan Pontianak. Lainnya family kita juga masih banyak yang
bertugas di Jakarta, malah kemarin juga ikut menyelidiki kasusnya Jhonny G Plate
“.
WAGIMAN : “ Nah…tuh…!”
WAGIARTI : “ Mungkin perlu diadakan Penataran P4 lagi
ya pak. Dulu bapak kan pernah ikut dan jadi widyaswaranya”.
WAGIMAN : “ Ah…bapak sudah pensiun, bu. Sudah ada
yang ngurusi. Kita percayakan negara ini kepada para generasi muda. Yang penting
mereka jangan sampai terkontaminasi oknum-oknum jahat tadi”.
WAGIARTI : “ Pak…mau sate…Tuh pak Rojiun penjual sate
lewat!?”.
WAGIMAN : “ Mauuuu…Bapak panggil ya!. Ibu siapkan
piringnya”.
Wagiman
memanggil penjual sate, Wagiarti langsung berdiri berjalan berjentit-jentik masuk
dapur mengambil piring dan dompet.(Budi Sampurno.Mak’skom. IPJT.1.6.2023)
Kalau oknumnya itu melakukan atas arahan atasannya atau team atasan , itu termasuk oknum varitas apa Pak Budi.
BalasHapusVaritas unggul pak.Maka hrs diberantas rame rame dan dijerujikan yg lama Hak politiknya dicabut
Hapus