PENYIARAN
TV DIGITAL 3
Masyarakat
memang banyak yang bertanya, mengapa siaran TV analog kok harus diganti dengan
penyiaran TV digital. Memang masyarakat banyak yang belum mengetahui.
Pada
penyiaran TV analog, siarannya menggunakan 1 (satu) kanal frekwensi hanya untuk
menyalurkan 1 (satu) program siaran saja. Oleh Karena itu terjadilah inefisiensi
dalam penggunaan spectrum frekwensi radio.
Maka
dengan menghentikan penyiaran TV analog berarti akan menghemat penggunaan
spectrum frekwensi radio, sehingga dapat dimanfaatkan untuk layanan tambahan
lainnya.
Sebenarnya
istilah Digital itu berasal dari kata “digit” atau “digitus” (dalam bahasa
Latin) yang artiya berhubungan dengan angka-angka atau penomoran. Dalam system
penyiaran TV digital, penggunaan angka 1= Terima, angka 0 =Tidak. Jadi hal ini
merupakan suatu proses dimana sinyal data/audio/video dikirim dari studio
produksi melalui perangkat pemancar, hingga dapat diterima perangkat TV yang
ada dirumah-rumah. Untuk dapat menerima siaran TV digital, diperlukan suatu
alat penerima (receiver) yang dinamakan “Set Top Box”. Selain itu, pesawat televisi
yang telah tertanam modul DVB-T2, sudah bisa menerima secara langsung siaran
digital.
Set
Top Box adalah sebuah perangkat yang mengkonversi sinyal digital kembali ke sinyal
analog. Sehingga kita dapat menyaksikan TV free-to-air digital pada perangkat
TV analog.
Sudah
banyak negara-negara yang mengetrapkan sistem penyiaran TV digital, seperti: negara-negara
maju di benua Eropa dan Amerika. Negara-negara itu antara lain Belanda, Finlandia,
Norwegia, Jerman dan Amerika Serikat. Selain itu Negara-negara Asia Tenggara,
seperti Singapura, Thailand,Vietnam.(Dicuplik dari brosur Indonesia Goes To
Dogital,Menkominfo,Budi Sampurno,Mak’skom,IPJT
6.17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar