Kamis, 29 Juni 2017


PENYIARAN TV DIGITAL 3
Masyarakat memang banyak yang bertanya, mengapa siaran TV analog kok harus diganti dengan penyiaran TV digital. Memang masyarakat banyak yang belum mengetahui.
Pada penyiaran TV analog, siarannya menggunakan 1 (satu) kanal frekwensi hanya untuk menyalurkan 1 (satu) program siaran saja. Oleh Karena itu terjadilah inefisiensi dalam penggunaan spectrum frekwensi radio.
Maka dengan menghentikan penyiaran TV analog berarti akan menghemat penggunaan spectrum frekwensi radio, sehingga dapat dimanfaatkan untuk layanan tambahan lainnya.
Sebenarnya istilah Digital itu berasal dari kata “digit” atau “digitus” (dalam bahasa Latin) yang artiya berhubungan dengan angka-angka atau penomoran. Dalam system penyiaran TV digital, penggunaan angka 1= Terima, angka 0 =Tidak. Jadi hal ini merupakan suatu proses dimana sinyal data/audio/video dikirim dari studio produksi melalui perangkat pemancar, hingga dapat diterima perangkat TV yang ada dirumah-rumah. Untuk dapat menerima siaran TV digital, diperlukan suatu alat penerima (receiver) yang dinamakan “Set Top Box”. Selain itu, pesawat televisi yang telah tertanam modul DVB-T2, sudah bisa menerima secara langsung siaran digital.
Set Top Box adalah sebuah perangkat yang mengkonversi sinyal digital kembali ke sinyal analog. Sehingga kita dapat menyaksikan TV free-to-air digital pada perangkat TV analog.

Sudah banyak negara-negara yang mengetrapkan sistem penyiaran TV digital, seperti: negara-negara maju di benua Eropa dan Amerika. Negara-negara itu antara lain Belanda, Finlandia, Norwegia, Jerman dan Amerika Serikat. Selain itu Negara-negara Asia Tenggara, seperti Singapura, Thailand,Vietnam.(Dicuplik dari brosur Indonesia Goes To Dogital,Menkominfo,Budi Sampurno,Mak’skom,IPJT   6.17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar