Minggu, 15 Mei 2022

 

SDT. NGOBROL 13

BUDI SAMPURNO.April.1



NGOBROL D.R.S

Setelah pak RT dengan sepeda motornya menghilang di tikungan, WAGIMAN dan WAGIARTI  kembali ke teras rumah. Di teras Wagiarti langsung duduk di kursi, suaminya mengikuti. Keduanya menikmati halaman depan yang rapi, asri, sejuk habis di guyur hujan semalam. Bibit bunga Telang yang di tanam dua bulan yang lalu sudah merambat di pohon kelor dan berbunga berwarna ungu, menggemaskan.

WAGIARTI    : “ Alhamdulillah di saat lebaran kita nggak ke mana-mana ya pak. Kita d.r.s.. di rumah saja. Ngeri kalau dengar cerita orang-orang yang pada mudik. Yang macet…yang kecelakaan..”.

WAGIMAN  : “ Ya, alhamdulillah bu. Cuma kasihan anak cucu kita, yang menyempatkan waktu untuk menengok kita.    Berangkatnya kena macet, pulangnya juga kena macet”.

WAGIARTI    : “ Duh,,, Bahagia hati kita. Anak-anak, cucu-cucu sehat-sehat semua, lucu-lucu”.

WAGIMAN     : “ Ya, kita syukuri bu. Kalau saya perhatikan, hidupnya juga sudah mapan secara moril dan materiel”.

WAGIARTI    : “ Ya, pak. Saya perhatikan, mereka suami isteri kelihatan rukun. Momong anak-anaknya juga tampak prigel. Cucu kita sehat-sehat dan kalau dinasehati kok kelihatan nurut semua”.

WAGIMAN    : “ Anak kita itu kan laki-laki. Biasanya laki-laki itu sowan dulu ke mertua. Tapi anak kita malah ke kita dulu ”

WAGIARTI    : “ Itu tandanya anak kita itu sangat sayang, sangat hormat pada kita pak. Dia bisa memberi tahu isterinya, dan isterinya memahami. Suami isteri sayang dan hormat kepada kita. Itu makna yang saya baca pak”.

WAGIMAN    : “ Bener kata ibu. Dan alhamdulillah, tapi bukannya saya gila material, lho bu. Mereka sudah bisa beli rumah, beli mobil tanpa nyicil untuk keperluan usahanya serta untuk membahagiakan keluarganya”.

WAGIARTI   : “ Kita syukuri pak dan kita doakan agar usahanya tetap maju. Persaingan usaha jaman sekarang kan  susah”.

WAGIMAN   : “ Persaingan dagang atau usaha jaman sekarang ini memang kasar. Tidak ada etikanya”

WAGIARTI   : “Kita doakan anak kita yang satunya ini. Mudah-mudahan kelahiran anaknya….cucu kita, nanti lahiran normal. Tidak perlu operasi. Operasi itu sepertinya mendahulukan kehendak Tuhan”.

WAGIMAN   : “ Semoga Tuhan mengabulkan doa kita, bu. Kelahirannya lancar. Selamat semua”

WAGIARTI   : “ Saya tadi mendengar ceritera pak RT kok ngeri pak. Mereka yang mudik mengalami kesengsaraan. Macet berjam-jam. Bayangkan saja kendaraan darat yang lewat jalan tol saja antri kayak gitu. Capeknya kayak apa ya”.

WAGIMAN   : “ Ya…kedua orang tua kita sudah tidak ada. Jadi kita nggak mudik…drs.. di rumah saja. Artinya, kita nggak mengalami hal-hal yang menyusahkan pikiran dan phisik. Tapi kita tetap ketemu anak dan cucu-cucu. Kita disayangi anak cucu, kita nggak capek, tapi kita bahagia di rumah. Alhamdulillah, Tuhan menyayangi kita”.

WAGIARTI   : “ Bagusnya Pemerintah dalam mengatur perjalanan para pemudik ini betul-betul sigap dan cermat, pakai sistim one way. Bisa mengurangi kemacetan dan kecelakaan . Gabungan TNI dan POLRI, berapa ribu personil yang dikerahkan, demi menjaga keamanan serta kenyamanan pemudik”.

WAGIMAN   : “ Bisa dibayangkan memang bu. Selama pandemi covid dua tahun nggak bisa mudik. Tahun ini Pemerintah memastikan pandemi covid sudah melandai dan mengijinkan masyarakat boleh mudik, Awalnya di prediksi sekitar 79,4 juta orang akan mudik..  Ternyata, penjumpang jalur udara naik 97%....naik hampir 100%. Transportasi laut naik tiga kali lipat”.

WAGIARTI   : “ Saya baca di koran, one way diberlakukan sampai 47 jam. Terus di evaluasi untuk memutuskan strategi yang tepat.Tempat istirahat  di jalur arteri juga diperbanyak. Bengkel yang siaga juga benar-benar dipersiapkan. Pemerintah benar-benar telah melakukan antisipasi dengan baik”.

WAGIMAN  : “ Alhamdulillah, setelah selesai euforia mudik selesai, dan dievaluasi…ternyata jumlah kecelakaan secara keseluruhan jauh menurun”.

WAGIARTI  : “ Ya…Petugas medis juga siap di mana-mana. Para pemudik harusnya berterima kasih kepada seluruh bapak-bapak dan ibu-ibu petugas, atas kerelaan mereka mengatur, menjaga kelancaran dan keselamatan serta keamanan”.

WAGIMAN  : “ Tamu kita juga banyak lho bu, kalau kita perhatikan. Para tetangga, hampir semua ke sini”.

WAGIARTI  : “ Kecuali yang sedang mudik, he he he….”.

WAGIMAN  : “ I ya dong, bu. Tetangga yang sekarang mudik ya nanti….setelah pulang, baru ke rumah kita”.

WAGIARTI  : “Keponakan-keponakan, …ya…. mengunjungi kita. Yang dari Balikpapan, Palembang, Bogor,   Jakarta, Denpasar. Alhamdulillah mereka masih ingat kita”

WAGIMAN  : " Itu bu.....teman-teman kantor. Meskipun kita sudah pensiun, mereka masih ingat kepada kita. Alhamdulillah ".

WAGIARTI   : “ He he he…pak. Kita yang d r s -di rumah saja, juga ikut capek terima tamu. Tapi rasanya nyaman dan bahagia, gitu lho……!”.

Azan zhuhur berkumandang. Wagiman dan isterinya langsung berdiri, bergegas untuk melaksanakan panggilan yang berkumandang dari masjid dekat rumah.( Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.15.5.2022)

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar