SDT. NGOBROL 13
BUDI SAMPURNO.April.1
NGOBROL
D.R.S
Setelah pak RT dengan
sepeda motornya menghilang di tikungan, WAGIMAN dan WAGIARTI kembali ke teras rumah. Di teras Wagiarti
langsung duduk di kursi, suaminya mengikuti. Keduanya menikmati halaman depan
yang rapi, asri, sejuk habis di guyur hujan semalam. Bibit bunga Telang yang di
tanam dua bulan yang lalu sudah merambat di pohon kelor dan berbunga berwarna
ungu, menggemaskan.
WAGIARTI : “ Alhamdulillah di saat lebaran kita
nggak ke mana-mana ya pak. Kita d.r.s.. di rumah saja. Ngeri kalau dengar
cerita orang-orang yang pada mudik. Yang macet…yang kecelakaan..”.
WAGIMAN : “ Ya, alhamdulillah bu. Cuma kasihan anak
cucu kita, yang menyempatkan waktu untuk menengok kita. Berangkatnya kena macet, pulangnya juga kena
macet”.
WAGIARTI : “ Duh,,, Bahagia hati kita. Anak-anak,
cucu-cucu sehat-sehat semua, lucu-lucu”.
WAGIMAN : “ Ya, kita syukuri bu. Kalau saya
perhatikan, hidupnya juga sudah mapan secara moril dan materiel”.
WAGIARTI : “ Ya, pak. Saya perhatikan, mereka suami
isteri kelihatan rukun. Momong anak-anaknya juga tampak prigel. Cucu kita sehat-sehat
dan kalau dinasehati kok kelihatan nurut semua”.
WAGIMAN : “ Anak kita itu kan laki-laki. Biasanya
laki-laki itu sowan dulu ke mertua. Tapi anak kita malah ke kita dulu ”
WAGIARTI : “ Itu tandanya anak kita itu sangat sayang,
sangat hormat pada kita pak. Dia bisa memberi tahu isterinya, dan isterinya memahami.
Suami isteri sayang dan hormat kepada kita. Itu makna yang saya baca pak”.
WAGIMAN : “ Bener kata ibu. Dan alhamdulillah, tapi
bukannya saya gila material, lho bu. Mereka sudah bisa beli rumah, beli mobil tanpa
nyicil untuk keperluan usahanya serta untuk membahagiakan keluarganya”.
WAGIARTI : “ Kita syukuri pak dan kita doakan agar
usahanya tetap maju. Persaingan usaha jaman sekarang kan susah”.
WAGIMAN : “ Persaingan dagang atau usaha jaman sekarang
ini memang kasar. Tidak ada etikanya”
WAGIARTI : “Kita
doakan anak kita yang satunya ini. Mudah-mudahan kelahiran anaknya….cucu kita,
nanti lahiran normal. Tidak perlu operasi. Operasi itu sepertinya mendahulukan
kehendak Tuhan”.
WAGIMAN : “ Semoga Tuhan mengabulkan doa kita, bu.
Kelahirannya lancar. Selamat semua”
WAGIARTI : “ Saya tadi mendengar ceritera pak RT kok ngeri
pak. Mereka yang mudik mengalami kesengsaraan. Macet berjam-jam. Bayangkan saja
kendaraan darat yang lewat jalan tol saja antri kayak gitu. Capeknya kayak apa
ya”.
WAGIMAN : “ Ya…kedua orang tua kita sudah tidak ada.
Jadi kita nggak mudik…drs.. di rumah saja. Artinya, kita nggak mengalami
hal-hal yang menyusahkan pikiran dan phisik. Tapi kita tetap ketemu anak dan
cucu-cucu. Kita disayangi anak cucu, kita nggak capek, tapi kita bahagia di
rumah. Alhamdulillah, Tuhan menyayangi kita”.
WAGIARTI : “ Bagusnya Pemerintah dalam mengatur
perjalanan para pemudik ini betul-betul sigap dan cermat, pakai sistim one way.
Bisa mengurangi kemacetan dan kecelakaan . Gabungan TNI dan POLRI, berapa ribu
personil yang dikerahkan, demi menjaga keamanan serta kenyamanan pemudik”.
WAGIMAN : “ Bisa dibayangkan memang bu. Selama pandemi
covid dua tahun nggak bisa mudik. Tahun ini Pemerintah memastikan pandemi covid
sudah melandai dan mengijinkan masyarakat boleh mudik, Awalnya di prediksi
sekitar 79,4 juta orang akan mudik..
Ternyata, penjumpang jalur udara naik 97%....naik hampir 100%.
Transportasi laut naik tiga kali lipat”.
WAGIARTI : “ Saya baca di koran, one way diberlakukan
sampai 47 jam. Terus di evaluasi untuk memutuskan strategi yang tepat.Tempat
istirahat di jalur arteri juga
diperbanyak. Bengkel yang siaga juga benar-benar dipersiapkan. Pemerintah benar-benar
telah melakukan antisipasi dengan baik”.
WAGIMAN : “ Alhamdulillah, setelah selesai euforia
mudik selesai, dan dievaluasi…ternyata jumlah kecelakaan secara keseluruhan
jauh menurun”.
WAGIARTI : “ Ya…Petugas medis juga siap di mana-mana. Para
pemudik harusnya berterima kasih kepada seluruh bapak-bapak dan ibu-ibu
petugas, atas kerelaan mereka mengatur, menjaga kelancaran dan keselamatan
serta keamanan”.
WAGIMAN : “ Tamu kita juga banyak lho bu, kalau kita
perhatikan. Para tetangga, hampir semua ke sini”.
WAGIARTI : “ Kecuali yang sedang mudik, he he he….”.
WAGIMAN : “ I ya dong, bu. Tetangga yang sekarang
mudik ya nanti….setelah pulang, baru ke rumah kita”.
WAGIARTI : “Keponakan-keponakan, …ya…. mengunjungi
kita. Yang dari Balikpapan, Palembang, Bogor,
Jakarta, Denpasar. Alhamdulillah mereka masih ingat kita”
WAGIMAN : " Itu bu.....teman-teman kantor. Meskipun kita sudah pensiun, mereka masih ingat kepada kita. Alhamdulillah ".
WAGIARTI : “ He he he…pak. Kita yang d r s -di rumah
saja, juga ikut capek terima tamu. Tapi rasanya nyaman dan bahagia, gitu lho……!”.
Azan zhuhur
berkumandang. Wagiman dan isterinya langsung berdiri, bergegas untuk
melaksanakan panggilan yang berkumandang dari masjid dekat rumah.( Budi
Sampurno.Mak’skom.IPJT.15.5.2022)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar