Selasa, 17 Mei 2022

 

SDT.KOMEN.22

Budi Sampurno.April.2.2022



KOALISI INDONESIA BERSATU.

Memang menggelitik WAHYU KOKKANG dalam CLEKIT hari Selasa tgl 17 Mei 2022, di Harian JAWA POS. Isterinya berkata sambil berwajah  mencureng pertanda hatinya gelisah serta penuh tanda tanya besar. :”KiB, Koalisi Indonesia Bersatu. Apalagi ini?”. CLEKIT menjawab santai sambil tertawa : “ Ah, ujung-ujungnya tetap saja koalisi ingin berkuasa, ha ha ha !”.

Kayaknya jawaban Clekit banyak benarnya atau memang benar-benar betul. Coba kita urai kata-kata mereka.

Koalisi adalah “ kerjasama antara beberapa partai untuk memperoleh kelebihan suara di Parlemen”. Ini catatan di halaman 509, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Balai Pustaka, tahun 1997.

Dan tentunya kalau koalisi yang di bentuk mendapatkan suara terbanyak (hasil Pemilu), dan berhasil memilih dan menetapkan Presiden baru, pasti langkah berikutnya adalah membentuk Kabinet Koalisi. Artinya Kabinet yang di bentuk oleh Presiden adalah kabinet yang para pembantu Presiden ( para jajaran pemerintahan, terutama para Menteri ) di pilih terdiri dari perwakilan  para partai pendukung dalam proses Pemilu.

Memang, baru-baru ini telah di-bentuk KIB---Koalisi Indonesia Bersatu, yang terdiri dari Partai Golkar, Partai PAN dan Partai PPP. Adakah nantinya ada partai lain yang bersedia bergabung dengan KIB, tentunya tinggal menunggu waktu, karena Tahun Pemilu 2024 sudah bergulir semakin dekat. Partai-partai harus sudah lebih memacu mesin partainya. Agar dalam keikutsertaan bermain politik dalam Pilkada serta Pemilu Presiden bisa berimbang antara kepentingan partainya dengan kepentingan partai-partai lainnya. Karena politik itu sendiri merupakan suatu kegiatan dalam suatu proses bernegara yang menyangkut proses penentuan tujuan dan pelaksanaan kepentingan masyarakat yang diwakilinya.

Jawaban Clekit terhadap pertanyaan isterinya, memang benar. Karena proses penentuan tujuan dan pelaksanaan kepentingan masyarakat, bisa terlealisir apabila memiliki kekuasaan. Karena kekuasaan itu menurut Dra.Hj.Suyuti S.Budiharsono dalam bukunya Politik Komunikasi, PT.Grasindo, Jakarta, th 2003, hal. 5, adalah suatu kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan umum, baik menurut terbentuknya maupun dari akibat yang ditimbulkan. Maka dapat dipahami, apabila para partai ingin mendapatkan kekuasaan, agar bisa mempengaruhi kebijakan umum yang dilaksanakan lewat Pemerintah, demi kepentingan masyarakat serta khusus kepentingan partainya, ya harus mau melakukan koalisi, bergabung dengan partai lainnya. Bergabung dengan koalisi yang sudah ada, bisa terjadi apabila kepentingan partainya akan terakomodir. Tetapi bila tidak sejalan, sangat dimungkinkan untuk membentuk koalisi baru yang sejalan.

Berita teranyar disampaikan oleh Sekretaris Jendral (Sekjen) partai PPP, Arwani Thomafi, bahwa pihaknya dalam koalisi KIB belum membahas siapa-siapa nama calon Presiden dan  Calon Wakil Presiden. Sedangkan Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi mengatakan, bahwa saat sekarang sedang membahas kriteria, ukuran, parameter dan variable penilaian bakal calon Presiden dan Wakil Presiden. Namum pihak GOLKAR, secara terang-terangan sudah menyebut nama calon Presiden, yaitu Ketua Umumnya, Airlangga Hartanto. Tetapi partai koalisi tetap duduk bersama untuk menetapkan calon Presiden dan calon Wakil Presiden. Koalisi akan memutuskan secara mufakat dan tidak ada voting.Terimakasih Wahyu Kokkang (Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.17.5.2022)

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar