SDT.KOMEN.31
BUDI SAMPURNO.MARET.3
HARI FILM NASIONAL
Tgl. 30
Maret merupakan Hari Film NASIONAL. Bulan Maret biasa di sebut sebagai BULAN
FILM NASIONAL. Perjuangan masyarakat perfilman agar memiliki Hari Film
Nasioanal sebenarnya sudah lama diperjuangkan. Tetapi tidak bisa segera
disyahkan, karena adanya perbedaan pendapat diantara orang-orang film.
Bactiar Siagian, yang
beraliran garis politik kiri, bersama kelompoknya mengikrarkan, Hari Film
Nasional tgl 30 April 1964, acuannya tanggal tsb adalah Hari Aksi Pemboikotan
Film-Film Imperalis Amerika Serikat. Tetapi ikrar kelompok ini tidak
menghasilkan pengakuan secara luas. Persoalan Hari Film Nasional kembali
menghangat dengan pemikiran pada tanggal 6 Oktober1945 merupakan tanggal peristiwa studio film
Nippon Eiga Sha diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dari tangan Jepang. Dulu
sebelum Jepang masuk, studio milik Pemerintah Pendudukan Belanda, bernama Multi
Film. Ketika di rebut Jepang dari tangan Belanda, perusahaan itu di ganti nama
menjadi Nippon Eiga Sha. Penyerahan dari Tentara Pendudukan Jepang kepada
Pemerintah Indonesia dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 1945, pihak Indonesia
diwakili oleh RM. Soetarto. Peristiwa ini di anggap sebagai “ perebutan
kekuasaan dari pihak penjajah di bidang perfilman “, yang dijiwai oleh semangat
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Perusahaan film tsb di ganti nama
menjadi Berita Film Indonesia( BFI ). Belanda kembali menduduki Indonesia
dengan mendompleng tentara Inggris, perusahaan film dikembalikan pada nama
semula yaitu Multi Film. Namun begitu tentara Belanda hengkang dari Indonesia,
Multi Film kembali kepangkuan Indonesia dan oleh Pemerintah diganti nama
menjadi Perusahaan Perfilman Negara, disingkat PPN, kemudian berganti nama
menjadi Perusahaan Film Negara ( PFN ), berada di jalan Otto Iskandardinata,
Jakarta Timur. Peristiwa tanggal 6 Oktober 1945, dianggap sebagai tonggak awal perfilman
Indonesia oleh kelompok Yayasan Mahasiswa Fim Indonesia ( YASMI ).
Persoalan
Hari Film Nasional kembali mencuat pada Konggres Karyawan Film dan Televisi (
KFT ) kesatu pada th 1972 di Jakarta. Pada awalnya konggres menyuarakan Hari
Film Nasional jatuh pada tanggal 6 Oktober 1945, tetapi di akhir konggres KFT
hanya dapat mengeluarkan memorandum. KFT mengusulkan kepada DPR RI dan
Pemerintah, supaya Hari Fim Nasional segera diputuskan antara tanggal 30 Maret
1950 atau tanggal 6 Oktober 1945.
Dalam Rapat
Kerja Dewan Film Indonesia pada tanggal 11 Oktober 1962 mensepakati, bahwa Hari
Film Nasional adalah tanggal 30 Maret 1950. Dengan dasar tanggal 30 Maret 1950
merupakan tanggal pertama kali dilakukan pengambilan gambar film cerita yang
secara keseluruhan di buat dan dilaksanakan oleh perusahaan film orang
Indonesia. Perusahaan Film Nasional Indonesia (PERFINI), merupakan perusahaan
film pertama di Indonesia serta milik orang Indonesia, yaitu Djamaluddin Malik.
Pada tanggal itulah pengambilan gambar pertama film ceritera berjudul “The Long
March” atau “Darah Dan Doa”, disutradarai oleh Usmar Ismail. Sebelumnya, Djamaluddin Malik maupun Usmar
Ismail sudah lama malang melintang di dunia perfilman, tetapi mereka masih
bekerja pada perusahaan, bukan milik orang Indonesia, ceritanyapun bukan cerita
asli Indonesia. Usmar Ismail berpendapat, yang bisa di sebut sebagai Film
Nasional Indonesia adalah film yang di buat oleh orang, perusahaan Indonesia
serta ide cerita dan visualisasinya berpijak pada budaya Indonesia.
Kita kenal
dengan nama BJ.Habibie, orang yang tekun mengawal perkembangan teknologi yang
dipadukan dengan budaya bangsa Indonesia. Pejabat tinggi Negara yang mau, tidak
malu beramai-ramai menonton film-film Indonsia secara terang-terangan. Maka
tidaklah heran, ketika menjadi Presiden, atas usul Masyarakat Perfilman
Indonesia, segera menetapkan Hari Film Nasional dengan mengeluarkan Surat
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999, tanggal 29 Maret
1999, Tentang Hari Film Nasional, yaitu tanggal 30 Maret. Penetapan ini juga sebagai
upaya meningkatkan kepercayaan diri, motivasi dan kreativitas para insan film
Indonesia serta untuk meningkatkan prestasi yang mampu mengangkat derajat film
Indonesia secara regional, nasional dan internasional.(BUDI
SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.30.3.2023)
trimaksih pak, baru tahu tgl 30 maret adalah hari film nasional
BalasHapus