SELAMAT HARI FILM NASIONAL
30 MARET 2022
MEMENTUM
BERSAMA MEMAJUKAN PERFILMAN INDONESIA
INSTITUSI
PERFILMAN JAWA TIMUR
Berpartisipasi aktif dalam menyebarluaskan informasi yang bermanfaat bagi kesejahteraan bangsa.
BUDI SAMPURNO.Maret
2
SDT.NGOBROL10
NGOBROL KOMORBID KORUPSI
Sore hari Kamis ini suasana udara masih dingin. Hujan mengguyur sepanjang hari. Seakan tidak memberi ampun kepada para ibu yang paginya mereka menjemur cucian yang menggunung. Bu Wagiarti mengalami hal serupa. Di teras rumah menggerundel.
WAGIARTI : “ Huuuu…nggak kering pak cuciannya,
seharian kok hujan…berhenti…..Hujan lagi….Hujan lagi…”
WAGIMAN : “ Ya sudah bu…Kan sekarang musim hujan. Ya
begitulah suasananya…..Nggak usah diomeli…”.
WAGIARTI : “ Ibu ini nggak ngomel pak…Omong apa adanya”.
Ngomong apa adanya, bahwa kasus korupsi itu masih banyak yang terjadi di negara
yang kita cintai ini”.
WAGIMAN : “ Lho..ngomong hujan, pakaian nggak
kering. Kok jeblosnya ke masalah korupsi “.
WAGIARTI : “ Lha… I-ya dong. Wong nyatanya korupsi
terus masih ada, pada hal sudah ada Kepolisian…ada Kejaksaan…ada Komisi
Pemberantasan Korupsi…..”.
WAGIMAN : “ Ya…..Itu yang korupsi kan oknum, bu.
Yang baik-baik kan masih banyak”.
WAGIARTI : “ Coba bapak ingat-ingat. Para
pejabat…atau Bupati, Walikota yang kesandung korupsi siapa saja…Hayo…”
WAGIMAN : “ Ya, yang
bapak ingat”, sambil mengernyitkan keningnya. “ Itu…Ismunarso, Bupati
Situbondo th 2008; Bambang Irianto, Walikota Madiun th 2016; Taufiqurrahman, Bupati
Nganjuk th 2017; Eddy Rumpoko, Walikota Batu th 2017; Masud Yunus, Walikota
Mojokerto th 2017; Nyono Wiharli Suhandoko, Bupati Jombang th 2018; Moch.Anton,
Walikota Malang, th 2018 ;…..”
WAGIARTI : “ Wah-wah…sudah berapa itu….Tangan saya
menghitung sudah tujuh orang. Masih ada lagi pak ?.”
WAGIMAN “ Ya bu…tujuh orang. Masih ada lagi…Mustofa
Kamal, Bupati Mojokerto th 2018; Syahri Mulyo, Bupati Tulung Agung th 2018;
M.Samanhudi Anwar, Walikota Blitar th 2018; Setiyono, Walikota Pasuruhan th
2018; Rendra Kresna, Bupati Malang th 2018; Saiful Illah, Bupati Sidoarjo th 2020; Novi
Rahman Hidayat Bupati Nganjuk th 2021….Huh…capek bu ngapalinnya, mengingat-ingat
“.
WAGIARTI : “ Empat belas orang pak…!. Kok nggak ada
perempuannya. Bapak sembunyikan ya…”.
WAGIMAN : “ Ada….Itu, Puput Tantriana, Bupati
Probolinggo th 2021…Masih banyak lagi bu. Bapak nggak apal siapa… apalagi….”.
WAGIARTI : “ Ya…sudah jadi Bupati, Walikota…kan
gajinya sudah gede. Tunjangannya, ya banyak. Sak abreg lah. Kok masih
nggragas…korupsi . Apa saja kasusnya, pak, kok mereka di anggap korupsi ?”.
WAGIMAN : “ Kalau menurut bapak, kasusnya itu..ya
pengadaan barang atau jasa; jual beli jabatan; perizinan; gratifikasi;
pembahasan anggaran, pembebasan lahan ….Macam-macamlah bu “.
WAGIARTI : “ Ora kuat drajat…kata bapakku dulu bilang..”.
WAGIMAN : “ Ya…sudah derajatnya tinggi. Tetapi tidak
bisa mengamalkan jabatannya itu. Tidak bisa menghormati dan memelihara jabatan
yang diamanahkan oleh Allah, makanya masih tergoda berbuat maksiat. Korupsi !”
WAGIARTI : “ Lha kalau…prit…prit….Maaf pak…SIM nya
mana….STNK mana….Bapak tadi melanggar…..Itu apa ya termasuk korupsi pak ?”.
WAGIMAN : “ I Ya bu. Itu kan namanya penyalahgunaan
wewenang untuk kepentingan pribadi atau golongannya. Tetapi ada lagi yang lebih
ngeri bu. Itu lho Menteri yang menyelewengkan dana bansos. Justru pada
saat-saat kita berperang dengan pandemi Covid-19, dia dengan beberapa stafnya
malah korupsi dana bansos “.
WAGIARTI : “ Lah,,, I ya… Pas rakyat dan Pemerintah
berjibaku melawan Covid….eeeee…dananya diselewengkan. Kebangeten itu. Sudah
setuju saya…tembak mati…Biar nggak ada yang berani tiru-tiru. Tiru kok jelek.
Dor saja saya setuju..sangat setuju !”.
WAGIMAN : “Wah…ya nggak bisa begitu, bu”.
WAGIARTI : “Orang
korupsi itu….Komorbid ya….pak. Penyakit bawaan. Begitu ada rangsangan…ya…Mak ……buuuullll…Korupsi
“.
WAGIMAN : “ Ada benarnya juga ya, bu. Komorbid…penyakit
bawaan. Pinter ibu itu…!!!”.
WAGIARTI : “ I ya dong….isterinya pak
WAGIMAN….Eeee…..azan Mahgrib. Ibu ambil wudhu dulu pak “.
WAGIARTI langsung
berdiri meninggalkan suaminya yang masih terbengong dengan pendapat isterinya, “Komorbid
Korupsi”.
Dari dalam rumah
WAGIARTI berteriak : “ Pak…Ngobrolnya dilanjut nanti malam ya…!!.
WAGIMAN tidak
menjawab, hanya tersenyum, penuh pengertian. (Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.
27.3.2022)
Budi Sampurno.Maret.2
SDT.BUKU.5
Banyak orang sekarang ini di paksa belajar dan mengerti internet. Hampir segala urusan sekarang ini bisa diselesaikan dengan tanpa tatap muka. Tidak perlu hadir secara phisik. Ungkapan marah, sedih, gembira, kecewa bisa disampaikan lewat media sosial. Bahkan kritik-kritik pedas yang dialamatkan kepada pejabat pemerintah bisa langsung lewat media sosial. Dan pejabat pemerintah itu juga tanpa enggan dan ragu, membalasnya juga lewat media sosial. Hal ini yang mungkin menjadikan DR.RULLI NASRULLAH tergerak untuk menulis buku yang di beri judul : MEDIA SOSIAL.PERSPEKTIF KOMUNIKASI, BUDAYA, DAN SOSIOTEKNOLOGI.
Buku
ini diterbitkan oleh Penerbit SIMBIOSA REKATAMA MEDIA, Jln. Ibu Inggit Ganarsih
31 Bandung, tlp. 022.5208370; 02261127474B; E mail siramedia@yahoo.com,
th 2015. Editor: NUNIK SITI NURBAYA; Cover: NUR SLAMET; Layout: IQBAL TRIADI.
PRATAMA SETYA ILHAM.
Buku
ini di susun dalam 10 BAB.
BAB I : APA ITU MEDIA SOSIAL?
BAB II : KARAKTERISITIK MEIA SOSIAL
BAB III :
JENIS-JENIS MEDIA SOSIAL
BAB IV : REALITAS SOSIAL-SIBER
BAB V :
BUDAYA SIBER DI MEDIA SOSIAL
BAB VI : MEDIA SOSIAL DAN KHALAYAK
BAB VII : MEDIA SOSIAL DAN MASYARAKAT BERJEJARING
BAB
VIII: BUDAYA POPULER DI MEDIA SOSIAL
BAB IX: IMPLIKASI KEHADIRAN MEDIA SOSIAL
BAB X : HUKUM DAN ETIKA DI MEDIA SOSIAL
Buku
ini mengupas secara rinci tentang perkembangan media sosial baik secara
riwayatnya, sosiologisnya serta penggunaan dan juga dampak positif serta
negatifnya media sosial. Hal mana dengan hadirnya internet mengakibatkan orang
dapat melihat kehidupan orang lain yang tidak kita kenal. Dan merekapun tidak
kenal dengan kita juga. Teknologi yang berkembang dengan dahsyatnya,
mengakibakan tidak ada jarak geografis serta jarak psikologis orang- orang atau
antar masyarakat. Dahsyatnya efek dari media sosial ini juga karena para
pengguna dapat menggandakan konten dan mengirimkan kepada banyak orang. Yang
kemungkinan mereka juga belum saling kenal. Tanpa memikirkan efek dari konten
yang dikirimkan.
Buku
ini perlu kiranya di pakai sebagai bahan ajar bagi para dosen dan juga para
mahasiswa sebagai referensi. (Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.22.3.2022)
BUDI SAMPURNO.Maret.1
SDT.SASTRA.18.
PURNAMI
DALAM BULAN PURNAMA
Judulnya
adalah “PURNAMI”, oleh penulisnya KETUT SUGIARTHA di kirim ke redaktur Harian
KOMPAS dan di muat pada terbitan hari Minggu tgl.27 Februari 2022 di rubrik
HIBURAN.
KETUT
SUGIARTHA menceritakan seorang anak tunggal, gadis Bali yang namanya PURNAMI.
Gadis ini selalu rajin di setiap bulan purnama bersemedi dengan harapan semua
cita-citanya dapat tercapai dengan sempurna.
KETUT
SUGIARTA menulis :“ Langit benderang menjelang tengah malam. Bulan penuh
meredupkan kerlip bintang-bintang. Puncak purnama barusan berlalu. Saat yang
masih dia yakini baik untuk mengukuhkan harapan untuk kepentingan apa saja
karena energi purnama memang sangat kuat dan bisa memicu percepatan proses
tercapainya cita-cita”.
Salah
satunya harapan yang ingin dicapainya adalah memiliki suami yang setia dan
mencintainya dengan tulus. Itulah yang menjadi harapan hidupnya. Tidak sampai
setahun harapan itu semakin mendekati kenyataan, dan karenanya dia sangat
percaya pada manfaatnya semedi selama ini. Kadek Karyana hadir dalam hidupnya.
Dimulai dengan perkenalan yang tidak terduga terus dilanjukan dengan keintiman
yang berproses relatif cepat. Tanpa mengalami rintangan mereka kemudian
melangkah lebih jauh, mengikat janji untuk segera menjalani hidup bersama sebagai suami-isteri.
Karena Purnami anak tunggal, Kadek Karyana bersedia nyeburin apabila kelak
sudah syah menjadi suami, ia akan tinggal di rumah isterinya, menjadi ahli
waris di situ yang dengan sendirinya berarti menjadi penerus trah keluarga
isterinya”.
“Akan
tetapi, tiga hari menjelang acara pernikahan, ia berubah pikiran. Ia mendadak
mengatakan tidak jadi menikah tanpa alasan
yang jelas. Tak pelak kegaduhan timbul, terutama di lingkungan keluarga
Purnami. Acara pernikahan yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari tiba-tiba
harus dibatalkan.”
Tetapi
Purnami memutuskan tetap melangsungkan upacara pernikahan walaupun tanpa
mempelai laki-laki. Ibunya (Sawitri) menangis namun tidak bisa berbuat apa-apa
dan menuruti kemauan Purnami anak semata wayang. Upacara pernikahan tetap
dilaksanakan, tanpa kehadiran mempelai laki-laki.
Di
cepen ini digambarkan Purnami gadis yang sangat tabah. Meskipun melakukan
upacara pernikahan tanpa mempelai laki-laki, dia tetap tabah menghadapi. Dan
dia percaya pada mantra yang berhasil membuatnya tidak menjadi rapuh. Dia tetap
tegar menghadapi semuanya, meskipun berita pernikahan tanpa mempelai laki-laki
sempat viral di dunia maya. Purnami tetap bekerja seperti biasanya di
perusahaan asing yang bergerak di bidang property.
Suatu
hari ketika Purnami hendak makan siang di rumah makan depan kantornya dan tidak
terduga Kadek Karyana sudah menunggui di suatu meja yang dulunya sering
ditempati ketika makan siang bersama. Kadek Karyana memang sengaja untuk menemui
Purnami. Mau menyatakan penyesalanya, merasa bersalah dan minta maaaf atas
kejadian pembatalan yang lalu.
“
Saya menyesal dan merasa sangat bersalah”
“
Semua sudah selesai, tak ada yang perlu dibicarakan lagi”.
“
Saya tahu, tetapi setidaknya izinkan saya minta maaf”
“
Saya sudah memaafkanmu begitu mengambil keputusan menikah tanpa kamu”.
“
Tapi, anak itu…” telunjuk Kadek Karyana terarah ke perut Purnami.
“
Kamu tidak punya hak apapun atasnya”.
“
Tapi….”. Kalimat Kadek terputus karena ada seseorang yang medatangi meja di
mana mereka sedang duduk berbincang. Purnami berpaling kepada yang datang,
didapati Akio laki-laki berdarah Jepang ada dibelakangnya.
Kadek
Karyana salah tingkah dan segera meminta maaaf untuk pergi. Ini membuat Akio
bertanda tanya. Purnami segera menjelaskan, bahwa dialah orang yang pernah
diceritakan dan batalnya acara pernikahan.
“
Oh. Laki-laki yang malang”, ujar Akio.
“
Kenapa”.
“
Karena keberuntungannya sudah pindah ke saya”.
“
Saya harap kamu tidak melakukan hal yang sama”.
“
Tentu saja tidak”.
“
Kamu pikir kawin nyeburin itu mudah ?”.
Akio
tidak membantah akan hal itu, tapi dia menyatakan sanggup nyeburin dan
andaikata menjadi Ketua Adat-pun dia tetap sanggup.
Purnami
sepertinya mendapatkan kepastian. Datangnya Akio merupakan
hasil keampuhan laku yang dia tekuni pada setiap puncak bulan purnama.
Sebagai
penulis KETUT SUGIARTHA berhasil mengaduk-aduk
perasaan pembaca ketika diceritakan Purnami mendapat musibah tetapi
tetap tabah serta tetap melakukan
pernikahan meskipun . tanpa mempelai laki-laki. Dan pembaca
Menjadi
bugar lagi Ketika diceritakan Purnami mendapatkan gantinya meskipun bukan orang
asli Bali, tetapi orang keturunan Jepang.
Siapakan
Akio?. Mudah-mudahan kelak bisa benar benar menjadi suami yang baik bagi
Purnami. Karena Purnami selalu rajin bersemedi Ketika puncak bulan purnama.
Sangat dekat dengan namanya…Purnami. (Budi Sampurno.Mak’skom.JPJT.19.3.2022)
Budi Sampurno.Maret.1.
SDT.BUKU 4.
Buku
yang di beri judul PENDIDIKAN PANCASILA
DI PERGURUAN TINGGI (Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa ), Edisi ke III,
di susun oleh Dr.H.Syahrial Syarbaini, M.A. Diterbitkan oleh Penerbit GHALIA
INDONESIA, Jln.Racamaya Km 1 No 47, Warung Nangka, Ciawi, Bogor. Tlp.(0251)
8240628. E-mail : editorialperti@gmail.com. Editor : RISMAN SIKUMBANG; Desain
Cover : IMAM H. PRAMONO; Desain Isi : BAMBANG A. Cetakan Pertama Juni 2003;
Kedua Mei 2004; Ketiga Oktober 2009; Keempat (revisi) April 2011; Kelima
Oktober 2012; Cetakan Pertama Edisi Ketiga September 2014; Cetakan Kedua Edisi ketiga 2015.
Buku
ini terdiri dari IX BAB, yaitu :
BAB I.
PENDAHULUAN
BAB II.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
BAB
III. PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
BAB
IV. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
BAB V.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
BAB
VI .PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
BAB VII. PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN
RI
BAB
VIII. PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU
BAB IX.
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BERBANGSA, DAN BERNEGARA
Buku
setebal 279 halaman ini, penulis dalam pengantarnya mengatakan, bahwa Mata
Kuliah Pendidikan Pancaila merupakan pelajaran yang memberikan pedoman kepada
setiap insan untuk mengkaji, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah
pembangunan bangsa dan negara dalam perspektif nilai-nilai dasar Pancasila
sebagai ideologi dan dasar negara Republik Indonesia. (Budi
Sampurno.Mak’skom.IPJT.17.3.2022)
BUDI
SAMPURNO.MARET.2
SDT.KOMEN.20
Ironis memang yang
disampaikan oleh WAHYU KOKKANG dalam CLEKIT di Harian JAWA POS, Selasa tgl. 15
Maret 2022. “DI NEGERI INI APA SAJA SELALU DIRIBUTKAN”, begitu kata nyonya
Clekit. Tuan Clekit menjawab: “ AIR BERIAK TANDA TAK DALAM, GAMPANG MENCAK2
BIASANYA NGGAK PAHAM”.
Kita memang pernah main
di sungai. Kalau airnya beriak, bergelombang kecil2, memang sungai itu tidak dalam. Bahkan kadang-kadang
kita bisa melihat dasar sungai nya. Ada kalimat ungkapan lain yang tentunya
sama senada, yaitu : Tong kosong nyaring bunyinya. Coba kalau tong itu berisi
dan di pukul sekencang-kencangnya, pasti bunyinya tak seberapa keras. Tetapi
kalau tong itu kosong, pasti suaranya sangat keras alias nyaring kalau di
pukul.
Ungkapan WAHYU KOKKANG
dalam Clekitnya, rasa-rasanya banyak benarnya. Istilah- nya : Gaduh !. Hampir
semua kebijakan Pemerintah pasti ada yang meributkan. Kena apa?. Ya analisanya
yaitu. Tidak paham, kurang paham. Serta dimainkan oleh para pihak tokoh-tokoh tertentu
yang berseberangan dengan Pemerintah. Tidak usahlah kita cari contohnya.
Tentunya semua sudah tahu dan paham.
Masyarakat kita memang
majemuk, dari sisi tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, sosial, umur, suku.
Yang dikalangan tertentu masih sangat rentan serta mudah dipengaruhi hal-hal
yang tidak sejalan dengan kebijaksanaan
pemerintah.
Disamping itu, pihak
pemerintah juga terlalu banyak yang menjadi atau menempatkan diri sebagai juru
bicara pemerintah. Sehingga masyarakat mengalami over informasi. Masyarakat
menjadi tidak mendapat pegangan yang jelas yang sekiranya bisa dijadikan
rujukan untuk mengambil sikap serta keputusan.
Nah, masyarakat yang
setengah-setengah inilah yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang tdak
sejalan dengan kebijakasaan pemerintah. Ditimbulkan prasangka sosiaL
Dimana prasangka sosial
ini disebabkan perbedaan pandangan yang sengaja atau tidak sengaja diciptakan
oleh pihak-pihak tertentu, sehingga masyarakat menjadi lebih gampang di giring
ke arah kepentingan pihak-pihak tertentu. Ditimbulkan konflik imajinasi dan
akhirnya mengarah ke peristiwa keributan. Di samping itu, kemajuan teknologi
informasi dengan adanya internet yang menciptakan dunia maya, memperparah seperti
yang digambarkan oleh WAHYU KOKKANG. “ Di negeri ini, apa saja selalu
diributkan. Air beriak tanda tak dalam. Gampang mencak-mencak biasanya nggak
paham”. Terima kasih Wahyu Kokkang. ( Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.16.3.2022)
Budi Sampurno. Maret.1
SDT.NGOBROL 9.
NGOBROL
SEX ITU INDAH.
Sore ini matahari
menenggelamkan dirinya dengan indahnya. Sinar kemerahan semerbak menembus
celah-celah pepohonan di rumah Wagiman. Wagiman sendiri sambil berdiri sedang
asyik membolak-balik tumpukan kliping di meja teras. Di atas kursi di sebelah
kirinya tergeletak Kamus Besar Bahasa Indonesia. Suasana lengang, hening
tiba-tiba di pecahkan oleh suara Wagiarti mengagetkan Wagiman.
WAGIARTI : “ Ini pak…wedang teh kelornya….masih panas
lho…”.
WAGIMAN : “
Bu..ibu…bikin kaget saja…datang itu ya bersuara dulu…biar nggak ngageti bapak”.
WAGIARTI :” Lha…suara sandal ibu kan ya sudah
bersuara….bapak saja yang nggak dengar, terlalu asyik, konsentrasi dengan
tumpukan kliping…”.
WAGIMAN : “ Maaf ya bu….Kliping itu isteri ke dua
bapak….”.
WAGIARTI : “ Isteri kok tumpukan kertas. Isteri itu ya
orang….yang cantik…yang seksi.. yang menggairahkan….Gitu…”
WAGIMAN : “ Boleh bu….?”.
WAGIARTI : “ Oooo….berani….saya langsung ke Ngaggel…”.
WAGIMAN : “ Lho…kok ke Ngaggel ..?”.
WAGIARTI : “ I ya… ke makam bapak saya….Saya
bilang….Ini lho pak mantumu nakal…mau nikah lagi….Saya mau di tinggal “.
WAGIMAN : “ Lho….. piye to…gitu saja kok mau lapor
bapak almarhum. Ya sudah…nggak-nggak bapak nggak akan nikah lagi kok…. Kecuali
dapat ijin dari ibu”.
WAGIARTI : “ Nggak…nggak bakal saya ijinkan”.
WAGIMAN : ”
Wih….galaknya….”.
WAGIARTI : “Bukan galak….tapi tegas….Isteri itu harus
tegas…dalam segala hal. Termasuk ijin bapak untuk nikah lagi “.
WAGIMAN :” Ya..ya…bapak kan sudah bilang isteri
kedua bapak yang kliping ini”.
WAGIARTI : “ O..ya-ya. Ini malam minggu ya pak”. Bapak itu baca kliping
apa sih kok sampai nggak dengar saya bawa teh kelor tadi”.
WAGIMAN : “ Ini lho…si Hery…pemerkosa anak didiknya
dalam pesantren”
WAGIARTI : “ Oooo ya… saya setuju tembak mati saja
biar kapok. Supaya orang lain tidak ada yang mengulangi lagi. Kabarnya banyak lho orang yang berbuat mesum semacam
itu….Siapa itu…Hery, ini kalau nggak di hukum mati ya, nggak bikin kapok orang
lain. Hukum mati. Tembak!!. Apa…hakim kok putusannya seumur hidup. Itu hakim
pernah berbuat gitu juga kali ya”.
WAGIMAN : ” Eeee…. Segitu marahnya…..Segitu sewotnya”.
WAGIARTI : “ I ya…Gregeten saya….Bukan saya saja yang gregeten pak. Banyak ibu-ibu yang
juga gregeten…!”.
Itu anak-anak yang
di perkosa bisa trauma seumur hidup. Jiwanya akan terganggu selamanya. Katanya
pendidik agama kok ya nggak bisa nahan nafsu birahinya. Kayak binatang saja”.
WAGIMAN : “ Ya sudah bu…sudah ada yang mengurusi dan
jaksa penuntutnya juga mau naik banding “.
WAGIARTI : “ Lha iya…sex itu sebenarnya indah lho..
Kok ya dipermainkan”.
WAGIMAN : “ Ya memang indah bu…Tapi itu kan kalau
sama-sama cinta dan apalagi sudah nikah …Ya memang sex itu indah!”.
WAGIARTI : “ Seperti kita ini ya pak…Saya masih ingat betul
lho…, waktu bapak mencium pertama kali kening saya…huuu sampai sekarang masih
terasa indahnya”.
WAGIMAN : ” Saya nggak ingat bu…yang saya ingat malah
pada malam pertama…he he, ibu nangis…”.
WAGIARTI :” Ya nangis bahagia pak. Dan selanjutnya
hidup ini kan kita penuhi dengan kebahagiaan….Ya itu yang saya maksud bahwa sex
itu indah. Kita syukuri, apalagi kita juga dianugerahi momongan “.
WAGIMAN : ” Sex itu indah…..Kata-kata ibu ini
sungguh mengena. Kalau ada penulis ceritera…wah bisa jadi tema ceritera yang
bagus bu”.
WAGIARTI : ” Ini malam minggu ya pak…Eeee…sudah ada adzan
maghrib dari masjid pak. Saya ambil wudhu dulu ya”.
Wagiarti langsung
berdiri melangkah masuk. Wagiman segera membenahi tumpukan kliping. Dari dalam
rumah terdengar Wargiarti berteriak : ” Pak…ngobrolnya di lanjut nanti malam
ya…….!!!!!”.
Wagiman tidak
menjawab, tersenyum bahagia. Sangat maklum. ( Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.11.3.2022)
Budi Sampurno.Mrt.1
SDT.PUISI.34
INDAH
Segalanya
akankah indah?.
Indah
yang mana yang kau maksud.
Maksud
saya indah yang sudah kita tangkap.
Tangkap?.
Mengapa harus di tangkap?. Bukankah indah itu akan melengkapi kita.
Kita
yang mana?. Kita itu banyak. Nggak akan bisa di hitung. Di hitung?. Perlu itu?.
Itu
kan sudah dalam diri pribadi masing-masing.
Masing-masing
nggak ada yang paham.
Paham
itu akan datang dengan sendiri.
Sendiri
itu sepi.
Sepi
itu yang di cari.
Di
cari agar kita mawas diri, merenung tentang indah.
Indah
itu memang datang dengan sendiri.
Budi
Sampurno.Surabaya.10.3.2022
BUDI SAMPURNO.Mrt 4
SDT.PERFILMAN.17
HARI FILM NASIONAL
Memang sulit untuk menentukan hari atau
tanggal bersejarah, apabila peristiwa itu sudah berlalu cukup panjang serta
melibatkan banyak orang. Meskipun dokumen pendukungnya cukup banyak. Demikian
halnya dengan penentuan Hari Film Nasional yang secara resmi telah ditentukan
lewat Surat Keputusan Presiden RI No.25 Th 1999, Tentang Hari Film Nasional dan
ditandatangani oleh Presiden RI, Bacharudin Jusuf Habibie pada tanggal 29 Maret
1999.
Penentuan tanggal 30 Maret sebagai Hari
Film Nasional memerlukan penelitian dan adu pendapat yang cukup panjang.
Dicari dan dikaji dari berbagai unsur,
yang pada akhirnya disetujui oleh masyarakat film dan Pamerintah. Tgl 30 Maret
1950, merupakan tanggal pertama kali dilakukan pengambilan gambar film cerita
yang secara keseluruhan di buat dan dilaksanakan oleh Perusahaan Film, asli orang
Indonesia. Perusahaan tsb bernama PERFINI singkatan dari Perusahaan Film
Nasional Indonesia. Perusahaan film pertama di Indonesia dan serta milik orang
Indonesia asli. Pengambilan gambar pertama film ceritera berjudul The Long March
atau Darah Dan Doa, disutradarai oleh Usmar Ismail, yang sebelumnya bersama
Jamaluddin Malik sudah lama malang melintang di dunia perfilman. Tetapi mereka
masih bekerja pada perusahaan bukan milik orang Indonesia asli. Ceritanya juga
bukan cerita asli Indonesia.
Usmar Ismail berpendapat, bahwa yang bisa
di sebut sebagai Film Nasional Indonesia adalah film yang di buat oleh orang
dan perusahaan Indonesia serta ide cerita dan visualisasinya berpijak pada
budaya Indonesia. Usmar Ismail memang orang film yang sangat nasionalis dengan
pemikiran, bahwa film merupakan karya seni yang dapat memberikan atau membentuk
jati diri pada bangsa serta dapat menjadi alat perjuangan. Idealisme
terkabulkan ketika bertemu dengan Jamaluddin Malik, mereka sama-sama mantan
pejuang, membuat perusahaan film yang diberi nama PERFINI. Dan kemudian
memproduksi film Darah Dan Doa.
Perjuangan masyarakat perfilman agar
memiliki Hari Film Nasioanal sudah lama diperjuangkan. Pada tanggal 11 Oktober
1962 dalam rapat kerja Dewan Film Indonesia ( kemudian menjadi Dewan Film
Nasional ), bahwa Hari Film Nasional disepakati tanggal 30 Maret 1950,
berdasarkan hari pengambilan gambar pertama film Darah Dan Doa. Tetapi kesepakatan
itu tidak segera mendapat ketetapan dari Pemerintah, sehingga dalam perjalanan
waktu ada beberapa pihak yang kemudian tidak menyetujui tanggal 30 Maret
sebagai Hari Film Nasonal.
Mereka yang beda garis politiknya dengan Usmar
Ismail, tokohnya Bactiar Siagian, yang
beraliran garis politik kiri. Mereka mengikrarkan, bahwa hari Film Nasional
adalah tanggal 30 April 1964, dengan acuan tgl tsb adalah tanggal Aksi
Pemboikotan Film-Film Imperalis Amerika. Tetapi ikrar kelompok ini juga tidak
bisa menghasilkan pengakuan secara luas.
Persoalan Hari Film Nasional kembali
menghangat dengan pemikiran pada tanggal 6 Oktober1945 merupakan tanggal peristiwa studio film
Nippon Eiga Sha diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dari tangan Jepang. Pemerintah
Indonesia diwakili oleh RM.Sutarto . Peristiwa ini di anggap sebagai “
perebutan kekuasaan dari pihak penjajah di bidang perfilman “. Perusahaan film
tsb kemudian di ganti nama menjadi Perusahaan Perfilman Negara, di singkat PPN,
kemudian berganti lagi menjadi Perusahaan Film Negara ( PFN ), berdomisili di
Jln. Otto Iskandardinata, Jakarta Timur. Peristiwa tanggal 6 Oktober1945,
diangap sebagai tonggak awal perfilman di Indonesia.
Persoalan Hari Film Nasional kembali
mencuat pada Konggres Karyawan Film dan Televisi ( KFT ) kesatu pada tahun 1972
di Jakarta. Pada awalnya konggres menyuarakan Hari Film Nasional jatuh pada
tanggal 6 Oktober 1945, tetapi pada akhir konggres KFT hanya dapat mengeluarkan
memorandum, agar KFT mengusulkan kepada DPR RI dan Pemerintah, supaya Hari Fim
Nasional segera diputuskan antara tanggal 30 Maret 1950 atau tanggal 6 Oktober
1945.
Kita semua kenal dengan nama BJ.Habibie,
pejabat tinggi Negara yang mau beramai ramai menonton film-film Indonsia secara
terang-terangan. Maka tidaklah heran, ketika menjadi Presiden, atas usul
Masyarakat Perfilman Indonesia, segera menetapkan Hari Film Nasional dengan
mengeluarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999,
tanggal 29 Maret 1999, Tentang Hari Film Nasional. Dengan pertimbangan bahwa
tanggal 30 Maret 1950 merupakan hari bersejarah bagi perfilman Indonesia karena
pada tanggal tersebut pertama kalinya film ceritera di buat oleh orang dan perusahaan
asli Indonesia. Keputusan Presiden ini juga merupakan upaya meningkatkan
kepercayaan diri, motivasi dan kreativitas para insan film Indonesia serta
untuk meningkatkan prestasi yang mampu mengangkat derajat film Indonesia secara
regional, nasional dan internasional, Itulah sebabnya dipandang perlu
menetapkan tanggal 30 Maret sebagai Hari Film Nasional. (Budi
Sampurno.Mak’skom.IPJT.30.3.2022)
BUDI SAMPURNO.MARET.1
SDT.KOMEN.19
Harian JAWA POS terbitan Jum’at, tgl 4 Maret 2022 kembali menyajikan goresan ilustrasi WAHYU KOKKANG yang di beri tagar “ASEM PIDIO TIPU-TIPU”. Goresan ilustrasi itu di muat dalam Rubrik “HOAX ATAU BUKAN”.
Meskipun goresan ilustrasi WAHYU
menanggapi sebaran video konflik Rusia-Ukrania, tetapi saya menangkap lebih
dari itu, yaitu bukan hanya konflik Rusia-Ukrania. Tetapi dapat atau juga mencakup
gambaran sesungguhnya yang saat sekarang banyak terjadi di Indonesia. Baik itu
melalui media cetak ataupun media elektrunik, termasuk dalam TG (Telepon
Genggam). Berita hoaxs sekarang ini dengan enaknya melenggang di media
elektronik. Yang saat ini hampir setiap orang dewasa, remaja, anak sekolah
memiliki TG.
Kok bisa ya ada berita atau informasi hoaxs
?!. Nyatanya bisa. Berapa kali kita dikecohkan dengan berita/informasi hoaxs,
baik dalam bentuk lisan, tulis, gambar mati atau gambar hidup (video).
Bila berbicara masalah media, baik surat kabar,
majalah cetak, majalah udara, penyiaran baik lewat televisi atau radio dan
tentunya yang sekarang ini marak di dunia maya. Yang bisa di akses dengan mudah
oleh siapapun, baik tua, muda, remaja, anak sekolah melalui TG. Tidak mengenal
umur, laki-laki perempuan, profesi apapun. Dengan TG sangat mudah melihat dan
mendengar yang serius dan juga yang konyol, lucu, porno serta iklan-iklan yang berkaitan
dengan tingkat kepuasan orang-orang dewasa, seronok menjijikkan.
Kita jadi ingat dengan beberapa Lembaga yang
ditugasi oleh negara untuk mengawasi, mengarahkan dan membina, seperti
Kementerian Komunikasi Dan Informatika (kalau di Propinsi ada Dinas Kominfo) ,
Dewan Pers serta Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPIP) dan di Propinsi ada
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID). Semua pembentukan lembaga-lembaga tsb
berdasarkan perintah Undang-Undang. Misalnya, Undang-Undang No.40 th 1999
melahirkan Dewan Pers, Undang-Undang No. 32.Th 2002, Tentang Penyiaran, melahirkan Komisi Penyiaran Indonesia.
Saya pernah membaca di Harian JAWA POS tgl
15 Desember 2021, Juru bicara
Kementerian Komunikasi Dan Informatika, Dedy Permadi, pihaknya telah memutus
akses terhadap konten hoaxs di dunia
maya untuk mengantisipasi dampak negativ
persebaran konten hoaxs. Konten itu misalnya, bahwa Covid-19 itu tidak ada,
tetapi hanya konspirasi belaka. Ada pula disinformasi mengenai poster iklan Covid-19
yang mengajak para orang tua untuk menyumbangkan organ anak-anaknya, padahal
itu suatu hal yang sama sekali tidak benar. Tersebar pula berita palsu, bahwa Jepang
memutuskan untuk menghentikan pragram vaksinasi. Dan memilih invermectin yang bisa
menghentikan Covid-19 dalam waktu semalam. Lainnya, di facebook, mengklaim
orang yang di suntik vaksin cenderung mengalami perubahan mental dan phisik.
Isteri CEO Pfizir, salah satu perusahaan manufaktur vaksin Covid, meninggal
akibat komplikasi vaksin.
Sudah pasti berita/informasi hoaxs sudah
sangat meresahkan masyarakat, bahkan menjadikan masyarakat berkonflik sendiri karena
kesalahpahaman sudah banyak yang kita dengar dan lihat. Apalagi mesin politik
partai-partai sudah mulai mengerang membangunkan macan tidur.
Lalu pertanyaan yang menggelitik di hati
kita adalah “Apa yang sudah dikerjakan Lembaga-lembaga pembentukan negara atas
perintah Undang-Undang tsb. Kok berita/informasi hoaxs masih juga
malang-melintang di udara Indonesia ?”.
Terimakasih WAHYU KOKKANG (Budi Sampurno,Mak’skom,IPJT,5.3.2022)
BUDI SAMPURNO.FEB.3
SDT. BUKU.3
Siapa
yang sedang bergelut dengan dunia media atau siapa yang ingin masuk dan
menggeluti dunia media, sebaiknya membaca dan mempelajari serta memahami buku
yang berjudul EKONOMI MEDIA. Buku ini di tulis oleh HENRY FAIZAL NOOR
diterbitkan oleh PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, Jln. Janur Kuning I Blok.WF I/I,
Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara, Tlp.021.4520951—45847329, E-mail rajapers@rajagrafindo.com.
Buku ini diterbitkan th 2010, dengan desain cover oleh REKA STUDI0 GRAFIS. Terdiri dari 7 BAB.
BAB
I : KONSEP EKONOMI MEDIA
BAB
II : PENAWARAN, PRODUKSI DAN BIAYA
PRODUK MEDIA
BAB
III :
PERMINTAAN, PASAR DAN PEMASARAN PRODUK MEDIA
BAB
IV : PENDAPATAN, IKLAN DAN ELASTISITAS
PERUSAHAAN MEDIA
BAB
V : PERENCANAAN OPERASI DAN KELAYAKAN
USAHA MEDIA
BAB
VI : MEDIA, EKONOMI NASIONAL,
PEMERINTAH, DAN MASYARAKAT
BAB
VII : PROSPEK DAN TANTANGAN BISNIS MEDIA
HENRY
FAIZAL NOOR mengingatkan, bahwa sifat dasar manusia itu adalah rasa ingin tahu.
Rasa kaingintahuan ini akan berkurang apabila sudah terpenuhi oleh informasi
atau berita yang ingin diketahuinya.
Sifat
dasar manusia lainnnya adalah kebutuhan eksistensi dan aktualisasi diri. Kedua
sifat tsb yang mendorong manusia nntuk berkomunikasi dengan orang lainnya.
Berkomunikasinya itu artinya untuk
mengaktualisasi dirinya kepada orang lain. Cara berkomunikasi bisa secara
pribadi dengan pribadi, tetapi dapat pula melalui media. Apalagi saat sekarang ini
teknologi komunikasi sudah sangat
berkembang dengan pesatnya , oleh karenanya pengelolaan media juga harus sangat
diperhatikan dan dilaksanakan dengan pengetahuan tentang ekonomi media yang
sebenarnya. Agar media yang berbentuk perusahaan / industri akan dapat
keuntungan yang besar guna biaya operasional serta guna membangun perkembangan
perusahaan/industri media tsb.
Dalam
buku ini di kupas secara rinci bagaimana membangun dan mengelola perusahaan/industri media karena
bisnis industri media itu sangatlah unik. (BUDI
SAMPURNO,MAK’SKOM,IPJT.4.3.2022)