Budi Sampurno. Maret.1
SDT.NGOBROL 9.
NGOBROL
SEX ITU INDAH.
Sore ini matahari
menenggelamkan dirinya dengan indahnya. Sinar kemerahan semerbak menembus
celah-celah pepohonan di rumah Wagiman. Wagiman sendiri sambil berdiri sedang
asyik membolak-balik tumpukan kliping di meja teras. Di atas kursi di sebelah
kirinya tergeletak Kamus Besar Bahasa Indonesia. Suasana lengang, hening
tiba-tiba di pecahkan oleh suara Wagiarti mengagetkan Wagiman.
WAGIARTI : “ Ini pak…wedang teh kelornya….masih panas
lho…”.
WAGIMAN : “
Bu..ibu…bikin kaget saja…datang itu ya bersuara dulu…biar nggak ngageti bapak”.
WAGIARTI :” Lha…suara sandal ibu kan ya sudah
bersuara….bapak saja yang nggak dengar, terlalu asyik, konsentrasi dengan
tumpukan kliping…”.
WAGIMAN : “ Maaf ya bu….Kliping itu isteri ke dua
bapak….”.
WAGIARTI : “ Isteri kok tumpukan kertas. Isteri itu ya
orang….yang cantik…yang seksi.. yang menggairahkan….Gitu…”
WAGIMAN : “ Boleh bu….?”.
WAGIARTI : “ Oooo….berani….saya langsung ke Ngaggel…”.
WAGIMAN : “ Lho…kok ke Ngaggel ..?”.
WAGIARTI : “ I ya… ke makam bapak saya….Saya
bilang….Ini lho pak mantumu nakal…mau nikah lagi….Saya mau di tinggal “.
WAGIMAN : “ Lho….. piye to…gitu saja kok mau lapor
bapak almarhum. Ya sudah…nggak-nggak bapak nggak akan nikah lagi kok…. Kecuali
dapat ijin dari ibu”.
WAGIARTI : “ Nggak…nggak bakal saya ijinkan”.
WAGIMAN : ”
Wih….galaknya….”.
WAGIARTI : “Bukan galak….tapi tegas….Isteri itu harus
tegas…dalam segala hal. Termasuk ijin bapak untuk nikah lagi “.
WAGIMAN :” Ya..ya…bapak kan sudah bilang isteri
kedua bapak yang kliping ini”.
WAGIARTI : “ O..ya-ya. Ini malam minggu ya pak”. Bapak itu baca kliping
apa sih kok sampai nggak dengar saya bawa teh kelor tadi”.
WAGIMAN : “ Ini lho…si Hery…pemerkosa anak didiknya
dalam pesantren”
WAGIARTI : “ Oooo ya… saya setuju tembak mati saja
biar kapok. Supaya orang lain tidak ada yang mengulangi lagi. Kabarnya banyak lho orang yang berbuat mesum semacam
itu….Siapa itu…Hery, ini kalau nggak di hukum mati ya, nggak bikin kapok orang
lain. Hukum mati. Tembak!!. Apa…hakim kok putusannya seumur hidup. Itu hakim
pernah berbuat gitu juga kali ya”.
WAGIMAN : ” Eeee…. Segitu marahnya…..Segitu sewotnya”.
WAGIARTI : “ I ya…Gregeten saya….Bukan saya saja yang gregeten pak. Banyak ibu-ibu yang
juga gregeten…!”.
Itu anak-anak yang
di perkosa bisa trauma seumur hidup. Jiwanya akan terganggu selamanya. Katanya
pendidik agama kok ya nggak bisa nahan nafsu birahinya. Kayak binatang saja”.
WAGIMAN : “ Ya sudah bu…sudah ada yang mengurusi dan
jaksa penuntutnya juga mau naik banding “.
WAGIARTI : “ Lha iya…sex itu sebenarnya indah lho..
Kok ya dipermainkan”.
WAGIMAN : “ Ya memang indah bu…Tapi itu kan kalau
sama-sama cinta dan apalagi sudah nikah …Ya memang sex itu indah!”.
WAGIARTI : “ Seperti kita ini ya pak…Saya masih ingat betul
lho…, waktu bapak mencium pertama kali kening saya…huuu sampai sekarang masih
terasa indahnya”.
WAGIMAN : ” Saya nggak ingat bu…yang saya ingat malah
pada malam pertama…he he, ibu nangis…”.
WAGIARTI :” Ya nangis bahagia pak. Dan selanjutnya
hidup ini kan kita penuhi dengan kebahagiaan….Ya itu yang saya maksud bahwa sex
itu indah. Kita syukuri, apalagi kita juga dianugerahi momongan “.
WAGIMAN : ” Sex itu indah…..Kata-kata ibu ini
sungguh mengena. Kalau ada penulis ceritera…wah bisa jadi tema ceritera yang
bagus bu”.
WAGIARTI : ” Ini malam minggu ya pak…Eeee…sudah ada adzan
maghrib dari masjid pak. Saya ambil wudhu dulu ya”.
Wagiarti langsung
berdiri melangkah masuk. Wagiman segera membenahi tumpukan kliping. Dari dalam
rumah terdengar Wargiarti berteriak : ” Pak…ngobrolnya di lanjut nanti malam
ya…….!!!!!”.
Wagiman tidak
menjawab, tersenyum bahagia. Sangat maklum. ( Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.11.3.2022)
Harap maksum...
BalasHapusHehehe...
Obrolan santai, tapi bermakna..
Terimakasih komennya.Semoga bisa menggelitik nurani pembaca
BalasHapus