Selasa, 05 April 2022

 

Budi Sampurno.April.1

SDT.NGOBROL11


NGOBROL REVOLUSI MENTAL

Wagiman sedang mencuci tangan dan kakinya sehabis bersih-bersih taman depan rumah, Wagiarti mengantarkan segelas kopi dan meletakkan di atas meja kesayangan Wagiman, yang berserakan koran dan berbagai kliping. Setelah mereka duduk berdua, dan Wagiman menyeruput kopi, tiba-tiba dikagetkan dengan omongan isterinya.

WAGIARTI   : “ Tadi malam , Presiden marah-marah di depan para menterinya, ya pak. Ini  menarik, karena disiarkan kepada umum oleh berbagai media”.

WAGIMAN    : “ Ya nggak apa-apa to bu. Memang Presiden merasa perlu melakukan hal itu”.

WAGIARTI   : “ Tapi apa perlu di depan umum menegor keras para menterinya”.

WAGIMAN  :  “ Presiden tentu sudah memperhitungkan dengan segala resikonya, bu. Itu kan pada acara Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali. Presiden memberi contoh, ketika kunjungan kerja di Atambua menemukan traktor tanam jagung merupakan barang import. Padahal, banyak barang yang sudah dapat di produksi di Indonesia, tetapi aparat pemerintah masih  saja suka membelanjakan anggarannya dengan barang-barang import”.

WAGIARTI   : “ Presiden jeli ya pak. Kalau barang buatan kita sendiri di beli oleh kita sendiri, berarti memberi peluang penyerapan tenaga kerja bangsa sendiri”.

WAGIMAN   : “ Presiden menarget sampai Mei, dana pemerintah harus dibelanjakan Rp.400 Triliun untuk produk lokal. Menurut saya, yaitu cara Presiden melakukan revolusi mental kepada para aparatnya dari yang di pusat sampai yang ada di daerah-daerah”.

WAGIARTI   : “ Ya tapi komentar langsung bermacam-macam. Baik yang pro atau mendukung kebijaksanaan  Presiden atau mereka yang berseberangan dengan Presiden. Komentar positiv dan negativ bersliweran dengan cepatnya melalui media sosial”.

WAGIMAN   : “Memang Presiden dulu pernah mencanangkan dalam berbagai peristiwa dan di berbagai tempat, perlunya perubahan mental bagi bangsa ini , baik itu masyarakatnya, apalagi bagi aparatnya. Perubahan mental dalam penghargaan dan penggunaan barang-barang hasil produksi dalam negeri. Itu juga disampaikan ketika kampanye dulu “.

WAGIARTI  : “ Masa kampanye, kan sudah lama pak”.

WAGIMAN   : “ Ya lama. Tapi keinginan perubahan mental yang diinginkan Presiden itu menimbulkan adanya kelompok-kelompok. Kelompok pertama yaitu mereka yang memiliki ikatan emosional dengan Presiden. Kelompok ini menerima dan memperjuangkan dengan serta merta. Kelompok ke dua kelompok skeptis. Yakni mereka yang meragukan kompetensi dan kepastian Presiden untuk memimpin gerakan yang sifatnya revolutif. Kelompok skeptis ini berkeyakinan, gagasan perubahan  mental akan lenyap dengan sendirinya”.

WAGIARTI   : “ Kok gitu. Ada kelompok lain, pak?”

WAGIMAN  : “Ada, yaitu kelompok ke tiga, kelompok apresiatif-obyektif. Yaitu mereka yang menanggapi dengan baik  gagasan dari siapapun, asal gagasan itu bertujuan untuk kebaikkan bersama”.

WAGIARTI   : “OOO…gitu ya. Artinya gagasan yang disampaikan Presiden sudah cukup lama, tapi hasilnya kurang maksimal. Makanya Presiden mengingatkan kembali dengan nada keras. Yang oleh media dan kelompok yang selalu berseberangan, dikatakan Presiden marah-marah “.

WAGIMAN     : “ Yaitu yang namanya politik bu. Politik itu kotor, bu”.

WAGIARTI    : “ Kalau sudah diingatkan dengan keras oleh Presiden,  berarti yang dicanangkan sekarang ini bisa dikatakan Presiden melakukan revolusi mental “.

WAGIMAN    : “ Ya, kalau berhasil, negara dan pihak swasta dapat membangun pabrik-pabrik yang artinya menyerap jutaan tenaga kerja. Masalah pengangguran akan teratasi”.

WAGIARTI   : “ Jadi yang diharapkan dari revolusi mental ini akan membawa dampak positiv diberbagai bidang dong “.

WAGIMAN   : “ Ya itulah yang dinamakan revolusi, pasti terkait dengan perubahan yang mendasar secara menyeluruh serta bersifat modivikatif dan berlangsung dalam periode waktu yang relativ singkat. Makanya, Presiden menargetkan sampai Mei, Anggaran Belanja Negara harus sudah dibelanjakan Rp.400 Triliun untuk belanja produk lokal, buatan dalam negeri”.

WAGIARTI    : “ Wih, …targetnya Rp.400 Triliun…Kalau dibelikan es dawet untuk buka puasa di bulan puasa besok, dapat berapa gelas ya pak. He he he…”

WAGIMAN    : “ Husss….ini urusan negara bu. Urusan serius, kok di pakai main-main, guyonan. Nggak baiklah bu”.

WAGIARTI   : “ Dengan segala hormat saya serius pak. Mengharap revolusi mental benar-benar segera terwujud “.

Berkata begitu, Wagiarti dengan sigapnya berdiri karena terdengar denting bunyi laporan dari mesin cuci. Biasa memberesi, menjemur cucian. Wagiman memandangi jalan isterinya. Terlihat lekuk tubuhnya masih sempurna.

(Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.5.4.2022)

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar