SDT.KOMEN.25
BUDI SAMPURNO.Juni.2.22
Saya tersedak lagi melihat dan membaca Harian JAWA POS terbitan Selasa 28 Juni 2022 di halaman 1, pojok kiri. Siapa lagi kalau bukan WAHYU KOKKANG, mengilustrasi CLEKIT. Dua ekor sapi bercakap berkomentar tentang Penyakit Mulut Dan Kuku. “ HARUSNYA MANUSIA YANG KENA PMK YA, KARENA MULUTNYA JAUH LEBIH NGAWUR DARI PADA KITA!”.
Logika
yang disampaikan WAHYU KOKKANG memang benar-benar tepat. Mulut itu merupakan
rongga di muka, tempat gigi dan lidah, untuk memasukkan makanan ( hal , 672. Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Penerbit Balai
Pustaka, Jakarta, th 1997 ). Kalau kita tilik fungsinya, yaitu untuk makan,
minum, kadang-kadang untuk bernafas dan kadang-kadang juga untuk berciuman,
yang tidak kalah penting untuk berbicara. ( berbicara artinya: berkata,
bercakap, berbahasa. hal 130, idem, Kamus Besar Bahasa Indonesia ).
Fungsi
itu semuanya akan berjalan secara rutin, termasuk berbicara. Berbicara bisa
dengan diri sendiri dan juga bisa dengan orang-orang lain. Apa yang menjadi
bahan bicara adalah dari buah pikiran yang sudah lampau, yang sedang dialami
atau juga yang akan dialami. Jadi pengetahuan, pengalaman seseorang akan bisa
muncul sebagai referensi pada saat berbicara atau berkomunikasi dengan orang
lain.Artinya, pikiran kita adalah merupakan sebagai hasil interaksi dengan
manusia dan lingkungannya. Sementara itu untuk mencapai the contion of success
communication, diperlukan juga yang di sebut etika.
Nah…..!!.
Sapinya CLEKIT memang benar. “HARUSNYA MANUSIA YANG KENA PMK YA, KARENA
MULUTNYA JAUH LEBIH NGAWUR DARI PADA KITA!”.
Sapi
memfungsikan mulut lebih banyak untuk makan. Berbicara antar sapi dan manusia
pun jarang. Tapi mulut manusia, tiap hari fungsi mulut dipergunakan. Mulutnya
lebih ngawur ( kata CLEKIT). Termasuk ngawur dan banyak yang tidak mengenal
etika. Pada hal mereka ada yang
bergelar Profesor, Doktor, Guru Besar, Politikus, anggota terhormat DPR dsb.
Coba perhatikan di layar televisi, kala berdebat. Ngeri melihatnya. Ada yang
sambil gebrak-gebrak meja, ada yang mengguyur secangkir air teh ke muka lawan
bicaranya. Hati nuraninya tertutup. Pada hal di-tonton oleh orang banyak,
termasuk orang awam yang pendidikannya kurang, intelektualnya sedang-sedang
saja. Dan parahnya juga di lihat anak-anak setingkat SLA, SMP serta anak-anak
kecil juga. Mereka memberi contoh yang teramat tidak sopan, struktur kalimat
bicaranya juga tidak mencerminkan tingkat intelektualnya. Sepertinya, hati
nuraninya sudah tertutup dengan kepentingan-kepentingan pribadi atau
golongannya
Se-ingat
saya, ketika mengikuti program SPAMEN, atau program Pendidikan lainnya, para
peserta diajari tata cara berdiskusi yang cerdas serta sopan tapi tidak
merendahkan lawan bicaranya.
Dari
memfungsikan mulut, manusia membuahkan berbagai kejahatan, seperti penipuan
besar-besaran kayak investasi bodong, korupsi. Coba kita ingat-ingat para
pejabat yang di borgol KPK. Misalnya, Ismunarso Bupati Situbondo
th 2008; Bambang Irianto Walikota Madiun th 2016; Taufiqurrahman Bupati Nganjuk
th 2017; Eddy Rumpoko Walikota Batu th 2017; Masud Yunus Walikota Mojokerto th
2017; Nyono Wiharli Suhandoko Bupati Jombang th 2018; Moch.Anton Walikota
Malang, th 2018 dan banyak lagi. Belum lagi kisah minyak goreng, kisah
PT.GARUDA, dan banyak lagi. Memang CLEKIT sangat benar. Terima kasih WAHYU
KOKKANG. (BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.30.6.2022)