Kamis, 30 Juni 2022

SDT.KOMEN.25

BUDI SAMPURNO.Juni.2.22




Saya tersedak lagi melihat dan membaca Harian JAWA POS terbitan Selasa 28 Juni 2022 di halaman 1, pojok kiri. Siapa lagi kalau bukan WAHYU KOKKANG, mengilustrasi CLEKIT. Dua ekor sapi bercakap berkomentar tentang Penyakit Mulut Dan Kuku. “ HARUSNYA MANUSIA YANG KENA PMK YA, KARENA MULUTNYA JAUH LEBIH NGAWUR DARI PADA KITA!”.

Logika yang disampaikan WAHYU KOKKANG memang benar-benar tepat. Mulut itu merupakan rongga di muka, tempat gigi dan lidah, untuk memasukkan makanan ( hal , 672. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, th 1997 ). Kalau kita tilik fungsinya, yaitu untuk makan, minum, kadang-kadang untuk bernafas dan kadang-kadang juga untuk berciuman, yang tidak kalah penting untuk berbicara. ( berbicara artinya: berkata, bercakap, berbahasa. hal 130, idem, Kamus Besar Bahasa Indonesia ).

Fungsi itu semuanya akan berjalan secara rutin, termasuk berbicara. Berbicara bisa dengan diri sendiri dan juga bisa dengan orang-orang lain. Apa yang menjadi bahan bicara adalah dari buah pikiran yang sudah lampau, yang sedang dialami atau juga yang akan dialami. Jadi pengetahuan, pengalaman seseorang akan bisa muncul sebagai referensi pada saat berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain.Artinya, pikiran kita adalah merupakan sebagai hasil interaksi dengan manusia dan lingkungannya. Sementara itu untuk mencapai the contion of success communication, diperlukan juga yang di sebut etika.

Nah…..!!. Sapinya CLEKIT memang benar. “HARUSNYA MANUSIA YANG KENA PMK YA, KARENA MULUTNYA JAUH LEBIH NGAWUR DARI PADA KITA!”.

Sapi memfungsikan mulut lebih banyak untuk makan. Berbicara antar sapi dan manusia pun jarang. Tapi mulut manusia, tiap hari fungsi mulut dipergunakan. Mulutnya lebih ngawur ( kata CLEKIT). Termasuk ngawur dan banyak yang tidak mengenal etika. Pada   hal mereka ada yang bergelar Profesor, Doktor, Guru Besar, Politikus, anggota terhormat DPR dsb. Coba perhatikan di layar televisi, kala berdebat. Ngeri melihatnya. Ada yang sambil gebrak-gebrak meja, ada yang mengguyur secangkir air teh ke muka lawan bicaranya. Hati nuraninya tertutup. Pada hal di-tonton oleh orang banyak, termasuk orang awam yang pendidikannya kurang, intelektualnya sedang-sedang saja. Dan parahnya juga di lihat anak-anak setingkat SLA, SMP serta anak-anak kecil juga. Mereka memberi contoh yang teramat tidak sopan, struktur kalimat bicaranya juga tidak mencerminkan tingkat intelektualnya. Sepertinya, hati nuraninya sudah tertutup dengan kepentingan-kepentingan pribadi atau golongannya

Se-ingat saya, ketika mengikuti program SPAMEN, atau program Pendidikan lainnya, para peserta diajari tata cara berdiskusi yang cerdas serta sopan tapi tidak merendahkan lawan bicaranya.

Dari memfungsikan mulut, manusia membuahkan berbagai kejahatan, seperti penipuan besar-besaran kayak investasi bodong, korupsi. Coba kita ingat-ingat para pejabat yang di borgol KPK. Misalnya, Ismunarso Bupati Situbondo th 2008; Bambang Irianto Walikota Madiun th 2016; Taufiqurrahman Bupati Nganjuk th 2017; Eddy Rumpoko Walikota Batu th 2017; Masud Yunus Walikota Mojokerto th 2017; Nyono Wiharli Suhandoko Bupati Jombang th 2018; Moch.Anton Walikota Malang, th 2018 dan banyak lagi. Belum lagi kisah minyak goreng, kisah PT.GARUDA, dan banyak lagi. Memang CLEKIT sangat benar. Terima kasih WAHYU KOKKANG. (BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.30.6.2022)

 

 

  

2 komentar:

  1. Belum lagi kuku dan jarinya yang sering memposting hal-hal yang kurang pantas di medsos.

    BalasHapus