SDT.NGOBRol14
BUDI SAMPURNO.Juni.1
NGOBROL
PENSIUNAN SATPAM.
Hujan mereda. Tinggal gerimis. Malam
terasa dingin. Sepi, meskipun jam di-dinding baru menunjuk di-angka 19.13.
Beberapa kendaraan lewat menerjang genangan air di-jalan dan menimbulkan suara
berisik di-telinga. Wagiman dan isterinya masih duduk di ruang tamu. Suasana
sepi dipecahkan oleh tertawa cekikian dari Wagiarti.
WAGIMAN
: “ Lho…lho bu. Nggak salah ini. Ibu
kok tahu-tahu tertawa sendiri”.
WAGIARTI
: “ He he he, saya ingat beberapa hari yang lalu. Waktu kita pergi
kondangan manten putranya pak Mahmud. Kan kita lewat beberapa kantor, mall,
hotel, bank”.
WAGIMAN
: “ I.. ya. Memangnya kena apa, bu”.
WAGIARTI
: “ Kan kita heran, kok di-setiap kantor, hotel, bank atau mall yang
kita lewati banyak di-jaga oleh polisi. Bapak malah ngomong… Ya untuk keamanan
to bu, apa salahnya”.
WAGIMAN
: “ He he .I ya bu. Ternyata bukan polisi, tapi petugas Satpam”
WAGIARTI
: “ Ya, mengherankan to. Kena-apa kok warna seragamnya jadi sama dengan
seragam polisi, ya?!”
WAGIMAN
: “ Ya, Satpam itu kan di-bawah pengelolaan Polisi. Makanya warna seragam
pakaian tugasnya disamakan dengan warna seragam dinas polisi. Mungkin gitu “.
WAGIARTI
: “ Tapi, sebaiknya jangan disamakan dong. Orang jadi rancu. Kembalikan
ke warna seragam Satpam yang dulu, jadi orang tahu dan dapat segera membedakan.
Kalau toh ada peristiwa kejahatan, dan Satpam-nya tidak bisa bergerak lincah, cekatan,
nanti kan orang yang tidak tahu jadi mencemooh…Polisi kok gitu tindakannya.
Pada hal bukan polisi, tapi Satpam. Ya wajar kalau tidak bisa bertindak cekatan
seperti polisi beneran”.
WAGIMAN
: “ Nggih….Bener juga pendapat ibu. Tulis, bu. Di-kirim ke-rubrik
PEMBACA PENULIS. Siapa tahu di-baca oleh bapak Kapolri”.
WAGIARTI
: “ Lah…Yang ini bapak ngenyek ya…. Saya ini siapa dong. Orang awam,
orang biasa, orang rendahan…Mana mungkin pendapat ibu di-jadikan bahan diskusi
di-kalangan Polri”.
WAGIMAN
: “ Lho…Siapa tahu…Yang baca stafnya
Kapolri. Terus dijadikan bahan diskusi “.
WAGIARTI
: “ Nggak ah!. Malu!”.
WAGIMAN
: “ Nggih sampun. Nggak mau juga
nggak apa-apa. Tapi tadi ibu kok tertawa geli masalah Satpam ini. Apa yang
membuat ibu geli, sampai begitu tertawanya tadi?!”.
WAGIARTI
: “ He he he… Gini lho…Kasian dong sama polisi beneran. Nanti kalau
sudah pensiun, dan cucu-cucunya pada datang…dan melihat foto Eyangnya yang di
pasang di tembok…..Mereka akan bilang….Ooooo, Eyang Kung dulu itu pegawai Satpam
toh…”.
WAGIMAN
: “Wah, rak ya kojor…!! .Ibu..ibu. Kok pikirannya sampai segitu ya. Ha
ha ha…Bener juga ya… Kacian deh pak polisi beneran”.
WAGIARTI
: “ Tuh pak, telepon genggamnya bunyi…di jawab dulu. Saya mau ke dapur”.
Wagiman bergegas mengambil TG. Wagiarti langsung
berdiri dan nyelonong masuk rumah menuju ke dapur. Wagiman terima tilpon dari
pak RT. (Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.12.6.2022)
Hehee... Bacaan ringan, enak dibaca... Sekaligus kritik dan saran.... Mantapppp....
BalasHapusMaturnuwun komennya.Yg penting sehat
HapusDengan seragam mirip polisi, minimal ketika mau berbuat kejahatan menjadi batal. Hehehe. Polisi ada di mana mana
BalasHapusWow, di sini ada video yang sangat menarik!
BalasHapushttps://sck.io/p/9dxkHXey
Ini ya Pak, tampilannya ?