Rabu, 01 Januari 2020


PILKADA YANG MENGAWATIRKAN

" Politik uang mungkin tidak akan terasa dan berdampak nyata saat ini. Sekarang hal yang dirasakan mungkin sekedar demokrasi yang berbiaya tinggi. Namun, lambat laun hal itu akan menghancurkan etik-moralitas karena akan mengantarkan pada sikap dan pandangan yang pragmatis serta akan meniadakan pertimbangan-pertimbangan luhur dan seumpamanya ".
Cuplikan diatas adalah dicuplik dari  tulisan ABD,A’LA diharian Jawa Pos tanggal 1 Januari 2020, halaman 4. Seorang guru besar bidang sejarah perkembangan pemikiran Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya. Tulisannya berjudul “ MENEGUHKAN MASYARAKAT BERMORAL”.
Setelah saya baca, tulisannya ternyata membahas tentang pemilihan kepala daerah, baik tingkat kabupaten dan kota yang segera akan dilaksanakan tahun 2020 ini. Apa yang dikawatirkan memang benar, bagi masyarakat yang berpikiran jujur, benar-benar demokratis. Saat-saat yang lalu setiap diselenggarakan Pilkada, disinyalir mengalirnya uang yang berjumlah, bernilai tinggi yang secara nyata dipergunakan untuk mempengaruhi pilihan orang agar berbelok dan berkeyakinan kepada yang memberi uang tsb. Berbagai cara yang ditempuh agar masyarakat mau menerima uang tsb dan diharapkan pada saat pencoblosan memilih kepada yang memberi uang. Dan celakanya nilai rp nya selalu bervariasi, mengikuti analisa pendapat yang beredar masyarakat.
Pilkada pada hakekatnya adalah memperebutkan kekuasaan. Kekuasaan berasal dari kata kuasa, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, Pusat Bahasa Dep.Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal 604 dijabarkan sebagai kemampuan atau kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Dan diartikan juga sebagai wewenang atas sesuatu atau untuk menentukan sesuatu. Jadi kekuasaan selalu diperebutkan pada saat pilkada karena bagi siapa yang menang akan memperoleh kekuasaan. Artinya dia akan dapat menentukan segala sesuatunya sesuai dengan kepentingannya. Meskipun ada rambu- rambu yang sebenarnya harus dilaluinya.
Nah, untuk memperoleh kekuasaan itulah yang dikawatirkan oleh sdr.ABD,A’LA. Dikawatirkan kekuasaan itu diperoleh dengan uang atau yang biasa disebut money politics.
Kalau benar sinyalemen itu, maka yang dikawatirkan lagi adalah mereka yang sudah memperoleh kekuasan tsb, akan berusaha memperoleh keuntungan atau paling tidak “balik modal”. Caranya supaya cepat diperoleh, aturan permainan yang sehrusnya dilalui. ditabrak, alias korupsi.
Celakalah bangsa dan negara kita.(Budi Sampurno,Mak’skom.IPJT.1.1.20)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar