PILKADA YANG MENGAWATIRKAN
" Politik uang mungkin tidak akan terasa dan
berdampak nyata saat ini. Sekarang hal yang dirasakan mungkin sekedar demokrasi
yang berbiaya tinggi. Namun, lambat laun hal itu akan menghancurkan etik-moralitas
karena akan mengantarkan pada sikap dan pandangan yang pragmatis serta akan
meniadakan pertimbangan-pertimbangan luhur dan seumpamanya ".
Cuplikan diatas adalah dicuplik dari tulisan ABD,A’LA diharian Jawa Pos tanggal 1
Januari 2020, halaman 4. Seorang guru besar bidang sejarah perkembangan
pemikiran Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya.
Tulisannya berjudul “ MENEGUHKAN MASYARAKAT BERMORAL”.
Setelah saya baca, tulisannya ternyata
membahas tentang pemilihan kepala daerah, baik tingkat kabupaten dan kota yang
segera akan dilaksanakan tahun 2020 ini. Apa yang dikawatirkan memang benar, bagi
masyarakat yang berpikiran jujur, benar-benar demokratis. Saat-saat yang lalu
setiap diselenggarakan Pilkada, disinyalir mengalirnya uang yang berjumlah,
bernilai tinggi yang secara nyata dipergunakan untuk mempengaruhi pilihan orang
agar berbelok dan berkeyakinan kepada yang memberi uang tsb. Berbagai cara yang
ditempuh agar masyarakat mau menerima uang tsb dan diharapkan pada saat
pencoblosan memilih kepada yang memberi uang. Dan celakanya nilai rp nya selalu
bervariasi, mengikuti analisa pendapat yang beredar masyarakat.
Pilkada pada hakekatnya adalah memperebutkan
kekuasaan. Kekuasaan berasal dari kata kuasa, yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi III, Pusat Bahasa Dep.Pendidikan Nasional, Balai Pustaka,
Jakarta, 2005, hal 604 dijabarkan sebagai kemampuan atau kesanggupan untuk
berbuat sesuatu. Dan diartikan juga sebagai wewenang atas sesuatu atau untuk
menentukan sesuatu. Jadi kekuasaan selalu diperebutkan pada saat pilkada karena
bagi siapa yang menang akan memperoleh kekuasaan. Artinya dia akan dapat
menentukan segala sesuatunya sesuai dengan kepentingannya. Meskipun ada rambu-
rambu yang sebenarnya harus dilaluinya.
Nah, untuk memperoleh kekuasaan itulah yang
dikawatirkan oleh sdr.ABD,A’LA. Dikawatirkan kekuasaan itu diperoleh dengan
uang atau yang biasa disebut money politics.
Kalau benar sinyalemen itu, maka yang
dikawatirkan lagi adalah mereka yang sudah memperoleh kekuasan tsb, akan berusaha
memperoleh keuntungan atau paling tidak “balik modal”. Caranya supaya cepat
diperoleh, aturan permainan yang sehrusnya dilalui. ditabrak, alias korupsi.
Celakalah bangsa dan negara kita.(Budi
Sampurno,Mak’skom.IPJT.1.1.20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar