Minggu, 31 Desember 2023

SDT.PUISI.35

BUDI SAMPURNO.DES.2023



KATA ORANG LHO !

Jadi Kepala Daerah perlu uang

Rupiah berapa?

Miliyar- miliyar

Modal kampanye

Setelah jadi !!!

Perlu kembali dong… uang kampanye

Kepala Daerah main uang

Korupsi….ah jadi wajib

Kata orang lho !!!

Saya nggak menyaksikan sendiri !!!

(Budi Sampurno.31.12.2023)

 

Selasa, 12 Desember 2023

 

                        SDT.NGOBROL36

BUDI SAMPURNO,DES.1





NGOBROL” SETAN AIR PANAS HOTEL”

Seperti biasa setelah Wagiarti membereskan urusan dapur dan Wagiman mengelola taman serta menyapu jalan depan rumah, suami isteri ini nongkrong di teras. Menikmati seruputan kopi, taman yang indah dan nyaman di pandang. Semalam Tuhan mencurahkan air dari langit. Menambah sejuknya suasana.

WAGIARTI  : “ Panas ya pak….”

WAGIMAN  : ” Lah….Semalam hujan kok sekarang di bilang panas…Ibu ini nglindur ya…?!?!”.

WAGIARTI : ”Sejuk memang pak… Yang panas itu politiknya. Debat semalam mengasyikkan tapi bikin panas suasana.Terutama di akar rumput. Seperti Pemilu yang lalu. Pemilu sudah selesai, tetangga kita masih ada yang berantem. Cerita saja pak, pengalaman bapak waktu masih dinas. Yang lucu. Biar kita nggak tegang terimbas suasana panas tahun politik. Capres-capresan!!!”.

WAGIMAN  : “ Gini…Bapak pernah dapat tugas mengikuti seminar di Jakarta. Seminar itu diikuti oleh peserta dari seluruh Indonesia. Dari Propinsi dan juga Kabupaten dan Kota”.

WAGIARTI  : “ Uh…banyak banget”.

WAGIMAN   : “ Ya.. karena peredaran film itu tidak hanya di kota-kota saja…Tetapi sampai di desa desa. Ibu kan ingat dulu ada pemutaran layar tancap di lapangan”.

WAGIARTI  : “ Ya…gerimis bubar…. MisBar !!”.

WAGIMAN  : “ Para pemilik usaha Layar Tancap itu tidak hanya dari kota, tetapi juga warga desa ada yang punya Layar Tancap. Dan itu ada organisasi persatuannya, yaitu PERBIKI, Persatuan Bioskop Keliling Indonesia”.

WAGIARTI  :” Pengusaha yang dari desa-desa juga di undang pak ?’

WAGIMAN : “ Ya. Jadi pemerintah itu membina mereka supaya film-film yang di putar  disesuaikan dengan  batasan umur yang sudah ditetapkan oleh Lembaga Sensor Film di Jakarta”.

WAGIARTI  : “ Lalu ?? Lucunya di mana?”

WAGIMAN  : “ Sabar Bu. Para peserta diinapkan di hotel berbintang yang sekaligus hotel itu dipergunakan untuk acara Rapat Kerja. Karena banyaknya peserta, maka tiap kamar diisi tiga orang peserta. Bapak sekamar dengan peserta dari Cepu Jawa Tengah dan dari daerah Kupang”.

WAGIARTI  : “ Bagus itu pak, jadi tambah seduluran, terus?.

WAGIMAN  : “ Bapak mandi duluan. Setelah itu teman dari Kupang. Dia masuk kamar mandi sambil terdendang. Gemericik air kedengaran. Bapak asyik ngobrol sama yang dari Cepu. Nggak berapa lama, teman yang mandi itu keluar telanjang bulat sambil teriak-teriak, menunjuk-nunjuk kamar mandi…”Pak, ada setannya di kamar mandi….Airnya tiba-tiba puuaanas !!!”.

WAGIARTI : “Lah…Waktu bapak mandi kan aman-aman saja…”.

WAGIMAN : “ Yaitu lah bu. Rupanya dia belum pernah nginap di hotel kelas, yang air kamar mandi itu bisa di atur dari kran air. Dia itu bersemangat, berdendang, muter-muter, tangannya nyenggol pol… kran mengarah air panas, Ya… tentu saja air yang keluar langsung air panas. Bapak dan teman dari Cepu, setelah melihat posisi kran…. Tertawa terpingkal-pingkal….Teman yang masih telanjang itu marah-marah”.

WAGIARTI : “ Terus, setelah dijelaskan dan bapak kembalikan arah krannya, suhu airnya kan kembali normal . Gimana teman yang kesetanan tadi?”

WAGIMAN  : “Ya…ikut tertawa terpingkal-pingkal menertawai dirinya. Mengaku baru pertama kali menginap di hotel berkelas”.

WAGIARTI : “ Ya, pengalaman itu memang penting….!. Lha...Pak RT datang… Silahkan pak RT”.

WAGIMAN  : “ Paling pak RT ini urusan Pemilu, bu!”.

Wagiarti berdiri, masuk rumah. Langsung ke dapur menyiapkan suguhan untuk tamunya. (BUDI SAMPURNO.Mak'skom.IPJT.13.12.2023)

 

 

Senin, 13 November 2023

 

SDT.SASTRA.33

BUDI SANPURNO.NOP.1



KAWA BUNUH DIRI ( CUMBU ULAR )

Kali ini Harian KOMPAS, Minggu, 12 Nopember 2023, memuat cerpen karya RISDA NUR WIDIA, yang saat sekarang sedang menempuh pendidikan doktor di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di UNY.

Cerpen di buka dengan “ Kawa berlari seperti babi betina yang panik di kejar harimau. Rimbun semak berduri  hutan Soe ia terjang dengan badan bergetar. Gadis berambut ikal itu tidak memedulikan luka-luka kecil yang menerpa kulit sawo matangnya hingga darah merekah menghiasi kedua tangan kakinya.

Dan di bawah cahaya bulan yang perak, tubuhnya sudah menjelma menjadi angin yang tidak dapat dihentikan oleh apapun. Malam itu Kawa berusaha lari sejauh mungkin  dari kejaran anak buah ahelet untuk menjadikannya sifon’

Membaca pembukaan, saya menduga, ini cerita tragis seorang gadis. Dan memang benar setelah saya ikuti alur yang mengalir ciptaan RISDA NUR WIDIA.  Kawa gadis cantik itu  di taksir secara kasar untuk dijadikan isteri kedua, oleh Balene seorang ana’tobe (orang yang memiliki kedudukan setingkat lurah ).

Di desa Kawa sedang terjadi paceklik akibat tanaman jagung dihabisi tikus dan hujan juga tidak turun-turun, meskipun sudah diadakan upacara toit ulan ( upacara memohon turun hujan). Sampai tiga bulan hujan tidak turun. Maka, Maveva (Kepala Adat) berkata : Desa nie butuh tumbal sifon”. Tandas Maveva saat rapat besar desa. “ Tapi tu sulit dilakukan karena  trada orang mau”.  Semua warga Tunbaba tampak diam. Mereka tahu, bahwa mencari sifon sangatlah sulit di desa. Apalagi syarat seorang sifon haruslah seorang wanita perawan yang belum pernah tidur dengan seorang pria.  Karena hal itu tidak ada wanita muda yang bersedia dijadikan sifon. Mereka tak ingin merelakan keperawanan dan kehidupan masa mudanya pada laki-laki yang tidak dicintai.

Mendengar berita itu, Balene merasa memperoleh kesempatan. Datanglah Balene ke papanya Kawa.

“ So mo beli ko pu anak” tandas Balene. “Sa kasi ko harga mahal”

Papa Kawa sempat marah karena tawaran Balene. Namun Balene tidak kehabisan akal. Selain menawarkan uang yang jumlahnya banyak, Balene menjelaskan, bahwa papa Kawa akan menyelamatkan penduduk desa  bila mau menjual anaknya sebagai sifon”

Akhirnya papa Kawa menyetujui. Kawa marah besar kepada papanya yang mau dan sudi menjual Kawa untuk dijadikan sifon. Apalagi Balene pernah menembak sampai mati pemuda pacarnya Kawa.

Kawa di seret ke sungai untuk ikut menyaksikan ritual nain fatu untuk menguji kejujuran Balene beserta keluarganya. Kawa yang ikut menyaksikan ritual itu memberontak mengerahkan seluruh tenaganya untuk melarikan diri. Malamnya, kesempatan memihak Kawa dan berhasil melarikan diri ke hutan Soe. Balene serta anak buahnya mengejar masuk hutan yang gelab malam.

Cerpen ini di tutup oleh RISDA NUR WIDIA dengan manisnya. Dan di tengah rasa frustasinya, Kawa melihat seekor ular kobra menjorokan kepalanya.

“ Ko hancur sa pu hidup!”, teriak Kawa histeris.

Suara Kawa terdengar oleh orang suruhan ahelet. Merekapun segera tahu persembunyian Kawa.. Sayangnya, sebelum mereka  menangkapnya,  Kawa sudah lebih dahulu mencium ular itu berulng-kali hingga racun menyebar keseluruh tubuh

Kalimat penutup itulah yang saya simpulkan, bahwa Kawa bunuh diri demi harga dirinya.

Saya lancar membaca, dan sungguh menikmati cerpen  karya RISDA NUR WIDIA (BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.13.Nop.2023)

 

 

 

Kamis, 26 Oktober 2023

 



 

 

SDT.KOMEN.35

BUDI SAMPURNO.OKT.1

MAHFUD MD SANG BULDOSER

Hari-hari ini kita disuguhi dengan wajah pak Mahfud MD di semua media komunikasi. Baik di televisi dan juga media sosial. Peristiwa terakhir yang menjadi berita besar, ketika di pilih menjadi Cawapres mendapingi Capres Ganjar Pranowo. Sebelumnya pernah ramai di media ketika di panggil oleh DPR Komisi III, hampir semua media memberitakan, serta memuat cuplikan-cuplikan ketika Menteri ini seakan mau diadili, tetapi pendapat masyarakat malah mengatakan Sang Menteri sedang memberikan kuliah umum kepada para anggota DPR, khususnya Komisi III.

Jalannya sidang amat dinamis, diselingi dengan berbagai interupsi dan sang Menteri, menjawab dengan tegas “ saya tidak mau diinterupsi”. Dan para anggota DPR-pun terjingkat mendengar jawaban tegas dari pak Mahfud MD. Bagusnya Ketua Sidang bertindak bijaksana, dan akhirnya sidang yang berjalan sampai jam 23.00 bisa berakhir aman dan damai. Meskipun meninggalkan hati dongkol terhadap beberapa anggota DPR.

Ada jawaban menarik, ketika diwawancara di salah satu televisi nasinal, “ Saya terikat dengan putusan hakim, tetapi saya tidak menghormati hakim”. Si pewawancara terhentak mendengar omongan sang Menteri. Alasannya, putusan hakim itu mengikat kita semua, meskipun hakim yang memberi putusan adalah hakim yang korupsi atau yang kena suap. Nyata juga, ada hakim yang bermasalah dengan hukum atas dirinya , jual beli putusan yang nilai rp-nya cukup mengerikan. Hakim Itong Isnaeni, seorang hakim yang bertugas di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, terjerat tangkap tangan oleh KPK karena di duga terima upeti Rp.1,3 M. dalam kasus perhubungan perselisihan industrial (PHI). Hakim Itong  pernah di sanksi Mahkamah Agung (MA), ketika berdinas di PN Lampung. Kasusnya karena membebaskan mantan Bupati Lampung Timur, Satono yang di dakwa korupsi sebesar Rp.119 M. Dan juga membebaskan mantan Bupati Lampung Tengah, Andy Ahmad Sampurna Jaya, karena di dakwa korupsi Rp.28 M. Masih ada lagi beberapa putusan kontroversial yang dilaksanakam oleh hakim Itong Isnaeni, selama bertugas di PN Surabaya.

Kita tentunya masih ingat Hakim Agung non aktif, Sudrajat Dimyati terjebak KPK, disebabkan kasus suap penanganan perkara di Mahkamah Agung. Dugaan masyarakat, tentunya masih banyak deretan para hakim yang berbuat penceng, berkasus merendahkan derajad korps Kehakiman. Orang bilang sepertinya ada “ gunung es “ yang belum terbongkar.

Dalam kasus Jendral Sambo-pun, bersikap tegas. Pak Mahfud membongkar adanya kerajaan di tubuh Polri. Nah, memperhatikan sepak terjangnya, ketegasan dan kegigihannya, patutlah mendapat julukan Sang Bolduser. Buldoser menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Balai Pustaka, th 1997, hal 153 disebutkan:  traktor beroda rantai dilengkapi alat untuk meratakan tanah; menumbangkan pohon besar.

Setelah ditunjuk menjadi Cawapres mendampingi Capres Ganjar Pranowo, masyarakat banyak yang berharap sikap Mahfud MD tidak berubah, justru diharapkan lebih galak dan konsisten. Lihatlah cuplikan janjinya: “ Saya siap teken kontrak dengan rakyat seluruh Indonesia untuk memvonis hukuman mati bagi koruptor dan miskinkan keluarganya tanpa ada lagi peradilan. Karena saya sudah muak dengan korupsi di Indonesia”.

Sang Bolduser untuk pak Mahfud MD.(Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.26.10.2023)

 

 

 

Sabtu, 07 Oktober 2023

 

SDT.NGOBROL.35

BUDI SAMPURNO.Okt.1




NGOBROL “ KAMBRUKAN “

Wagiman cuci kaki, cuci tangan, sambil membawa buah mangga langsung menuju teras dan langsung mendapat omelan Wagiarti.

WAGIARTI   : “ Bapak ini lho, kok klipingnya ya lengkap. Tapi sayangnya penataannya di rak buku ini kok ya sembarangan. Waktu saya nyapu tadi, ada yang ambruk. Kata kebiasaan orang Jawa, untung nggak kambrukan. Kalau tadi ambruk ya…. kepala saya yang kena pak!!”.

WAGIMAN   : ” He he he….saya malah pingin ibu kambrukan kok…”.

WAGIARTI   : “ Oooo…dasar semprul bapak ini….!!”.

WAGIMAN   : “ Lho….kalau ibu kambrukan..kan saya berkesempatan ngelus-ngelus rambut kepala ibu yang lembut itu”.

WAGIARTI  : “ Halah… kok nggak bosen-bosennya ngelus-ngelus rambut saya dari berbagai sisi. Tapi ini lho pak. Saya waktu bebenah kliping menemukan kliping dari JAWA POS tgl. 13 Januari 2023. Ini pak….Menarik judulnya : TIANG BTS SETINGGI 24 METER TIMPA RUMAH DI TANGGULANGIN. Kasian pak yang kambrukan”.

WAGIMAN  : “ Mana sih bu… Saya baca ya : Angin kencang dan hujan deras yang menerpa Tanggulangin kemarin tgl 12 Januari sore membuat sebuah tiang base transceiver station (BTS) milik salah satu provider yang berada di tengah permukiman RT09 RW03, desa  Kalisempurno, roboh dan merusak rumah warga. Tiang setinggi 24 meter dengan diameter sekitar 50 sentimeter tsb ambruk setelah di terpa angin kencang….

WAGIARTI  : “ Sini pak, saya teruskan bacanya….Tampak beberapa bagian tiang dengan panjang sekitar 5 meter masih nangkring di atap ruang tamu…Selain atap rumah, sebuah mobil milik keluarga korban yang berada di sisi kanan ikut terkena imbas ambruknya tiang itu.  Selepas kejadian tsb, aliran listrik seluruh rumah RT09 RW03 sempat mati.

WAGIMAN  : “ Kasian bu, yang punya rumah kambrukan itu. Harus dan berhak minta ganti rugi dia.Untung Kapolsek nya langsung turun tangan menangani”.

WAGIARTI  : “ Tuhan melindungi kita pak!. Waktu bapak punya rencana menyewakan lahan kosong kita. Alhamdulillah, ada warga yang menolak. Makanya bapak nggak jadi menyewakan lahan kosong untuk tiang BTS. Apalagi sekitar tanah kosong kita, sekarang sudah banyak penghuninya”.

WAGIMAN  :” Suamimu ini kan orang yang taat aturan, bu. Tapi omong-omong wedang kopinya mana…Kok ngobrol saja, kecut mulut ini bu”.

WAGIARTI  : “ Ya, ampun!!….Suamiku…Maaf…lupa. Habis tadi terus bebenah kliping bapak yang ambruk”.

Wagiarti terloncat, berdiri langsung berjingkat-jingkat berjalan menuju dapur. Wagiman, tersenyum sambil membetulkan celananya. (Budi Sampurno.7.10,2023)   

 

 

Sabtu, 23 September 2023

SDT.NGOBROL34

BUDI SAMPURNO.SEPT.2




                                     


                              NGOBROL “BERBURU GINJAL”

Wagiman tersenyum melihat polah ibu-ibu mengerumini tukang  sayur. Tukang sayur sudah pergi, tapi ibu-ibu masih serius ngobrol. Seorang ibu mengelus dada berkali-kali. Setelah bubaran, Wagiarti ke dapur. Menyusul Wagiman  sambil membawa segelas kopi panas.

WAGIMAN   : “ Bu, saya tadi baca kliping tapi mundur”.

WAGIARTI   : “ Baca kliping mundur?. Maksud bapak?.

WAGIMAN  : “ Baca kliping yang di bulan-bulan lalu. Saya menemukan berita yang mengerikan. Itu lho….jual beli ginjal tapi illegal”.

WAGIARTI  : “ Lah… kok sama,  bu Hendrik kan beli pete yang belum kupasan. Masih ada kulitnya,  Di bungkus kertas koran, kebetulan ada berita tentang jual beli ginjal illegal. Wah, ibu-ibu spontan emosi pol. I ya, pak. ngeri, sadis, raja tega demi uang”.

WAGIMAN  : “Alhamdulillah, sudah ditangani aparat kok bu”.

WAGIARTI :  “Ditangani sih ditangani….Tapi nanti hasilnya gimana…hukumannya gimana.   Imbangkah dengan perbuatannya. Di pengadilan ketemu Jaksa dan Hakim yang penceng. Dituntut ringan. Putusan Hakim juga ringan nanti. Setelah masuk bui, dapat potongan”.

WAGIMAN : “ Sayangku…kok nrocos seperti mercon berantai……”.

WAGIARTI : “ Habis kita tiap hari disuguhi berita…para penegak hukum yang penceng. Ya di koran …televisi…ya di radio….”.

WAGIMAN  : ” He he he di  radio…. Jadi ingat lagunya Gombloh….”.

WAGIARTI  : “ Bapak ini, ah….malah bercanda. Ini permasalah serius pak. Ginjalnya bisa di jual ratuan juta “.

WAGIMAN  : “ Nggak bercanda saya, bu. Ini  ada kliping Jawa Pos yang bapak simpan, ginjal itu laku 200 Juta Rupiah. Pihak Polri sudah bekerja keras serta berhasil menangkap dan dijadikan tersangka sejumlah 714 orang!”.

WAGIARTI   : ” Hoooiii….714 orang tersangka. Ini  sudah sindikat besar … mengglobal”.

WAGIMAN   : “ Sangat mengejutkan memang,….Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Hengki Haryadi menyebut, bahwa sindikat penjual ginjal jaringan internasional sudah memiliki omzet hingga 24,4 miliar Rupiah”.

WAGIARTI  : “Biuh-biuh…. Gerakan para pencari korban itu kok tidak terdeteksi oleh para apparat…!. Para RT, RW?”.

WAGIMAN   : “ Ya pasti sudah, bu. Tapi teknologi sangat canggih. Mereka bergerak lewat media maya. Pak RT dan pak RW, ya nggak bisa tiap hari spaneng ngawasi gerakan masing-masing warganya, apalagi lewat media maya”.

WAGIARTI  : “ Tapi  para aparat… polisi, kejaksaan, tentara. Kan mereka punya pasukan syber media, intel. Sarana itu jangan di pakai ngintelin partai politik saja. Tapi masalah-masalah sosial kemasyarakatan juga sangat penting. Setelah kejadian besar, lalu baru rebut. Saling tuding!!”.

WAGIMAN   : “ Ya, begitulah bu. Harap maklum”.

WAGIARTI  : “  Jangan terus harap maklum, pak. Kita masyarakat harus berani mengingatkan”.

WAGIMAN  : “ Yang lebih penting….dalam aparat itu harus tegak lurus pada sumpah profesinya. Masak Sambo bisa bertindak seleluasa itu melindungi para pelanggar hukum. Itu lagi si botak yang batal jadi Kapolda Jatim, yang ternyata pengedar narkoba”.

WAGIARTI  : “ Kembali masalah korban ginjal. Semoga pelakunya di hukum berat!”.

Wagiman menyeruput kopi. Wagiarti mendengar denting mesin cuci, langsung berdiri , menoel paha Wagiman sambil tersenyum manja.(Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.23.9.2023)

 

 

  

Selasa, 05 September 2023

 

                  SDT. NGOBROL.33

BUDI SAMPURNO.SEPT.2



NGOBROL “TEGA DAN BEJAD"

Setelah menyimpan sapu dan ikrak di gudang, Wagiman cuci tangan serta kaki, langsung menuju teras menyusul Wagiarti. Tangannya yang sudah bersih itu cekatan menggapai gelas berisi kopi.

WAGIARTI  : “ Pak…duduk dulu baru minum. Nggak baik minum sambil berdiri itu”.

WAGIMAN  : “ Ya..ya…Cantikku… Makasih selalu mengingatkan. He he he..ibu habis baca apa kok serius gitu wajahnya”.

WAGIARTI  : “ Saya tadi baca kliping bapak, harian KEDAULATAN RAKYAT, Yogyakarta tgl 5 Juni….Wih kok ngeri ya pak. Tapi sinyalemennya, pasti ya bener. Apalagi di pakai dalam bahasan di Tajuk Rencana”.

WAGIMAN   : “ Tentang apa bu. Saya kok lupa”.

WAGIARTI  : “Ya lupa, wong kliping bapak itu sak tundun gunung gitu. Masalah pelecehan terhadap anak-anak itu lho, pak.. Ngeri ya!”.

WAGIMAN   : “ O, ya . Bapak juga sudah baca. Itu tega dan bejad, bu”.

WAGIARTI    : “ Maksud bapak…?”

WAGIMAN   : “ Ya…sang pelakunya itu. Orangnya tegaan dan juga bejad moralnya!”.

WAGIARTI  : “ Di koran dikatakan, itu fenomena gunung es. Jumlah  sebenarnya itu jauh lebih banyak dari yang terdata. Karena yang jadi korban pelecehan sex ataupun pihak keluarga kebanyakan tidak mau melapor. Malu, namanya tercemar dan juga karena ancaman pelaku.

WAGIMAN  : “ Bener juga, bu yang disampaikan di Tajuk harian KEDAULATAN RAKYAT . Bapak yakini, data yang terungkap sebatas permukaan. Tapi sebenarnya pelecehan sex, dari yang jadi korban atau sang pelaku tidak terungkap seluruhnya, pasti jauh lebih banyak”.”

WAGIARTI  : “ Lho itu data resmi  yang dikeluarkan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia DIY.  Kok bapak bisa bilang gitu?”.

WAGIMAN  : “ Halah….kayak ibu nggak ingat saja. Tetangga sebelah kiri kita sampai isterinya minta cerai… masak nggak ingat…..”.

WAGIARTI  : “ He he he… Ya!. Padahal isterinya cantik dan sexi, kok ya masih tergiur sama pembantunya yang masih bau kencur”.

WAGIMAN   : “ Lalu yang sudah di data dan dilaporkan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia itu apa ya semua di proses secara hukum? . Kan nggak ada kabarnya lagi. Kalau toh di proses, ya…hukumannya ringan”.

WAGIARTI  : “ Dan tidak dipublikasikan!!!. Apa lagi kalau pelaku berhasil mengajak damai korban sak orangtuanya. Ya nggak bikin kapok!!!. Hakimnya juga begitu. Kata pak Machmud MD, banyak markus yang mengelilingi para hakim. Ya… kalau hakimnya jejeg tegak lurus, nggak terpengaruh. Tapi kalau hakimnya penceng…Ya mak leg….suapannya di terima dan hukumannya diringankan”.

WAGIMAN  :” Tapi, hakim yang masih tegak lurus juga masih banyak lho, bu. Yang positif berpikirnya, gitu lho…”.

WAGIARTI  :” Tapi kenyataannya, pak. Pelecehan sex masih marak. Salah satunya ya karena hukumannya tidak berat. Terus di tiru sama orang lain….. Bapak jangan tiru lho ya….!!!”.

Wagiarti ngomong begitu sambil berdiri, berjalan cepat, berjinjit-jinjit dan tertawa ngiklik. Wagiman tersenyum, melihat tingkah Wagiarti.(BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.5.9.2023)  

 

Sabtu, 02 September 2023

 

SDT NGOBROL32

BUDI SAMPURNO.SEPTEMBER.1



NGOBROL “TETANGGA KOK BEGITU”

Wagiman masih duduk di teras sambil kriak-kriuk makan rengginang oleh-oleh dari pak Santo yang habis wisata ke Yogya. Wagiarti setelah membayar belanjaan ke Ari, pedagang sayur, langsung mau duduk di samping suaminya. Wagiman langsung menegor, agar belanjaan sayurnya  di bawa ke dapur dan di semprot dulu dengan alkohol. Wagiarti tertawa ngiklik, langsung ngibrit ke dapur. Setelahnya, langsung duduk di samping Wagiman dengan wajah yang serius.

WAGIARTI    : “ Pak, kata ibu-ibu tadi…pak Jono sama pak Narto semalam beradu mulut, ramai       sampai seperti orang berantem. Di pisah sama para tetangga”.

WAGIMAN     : “ Ya, sejak dulu bu !  Kedua tetangga itu. Mungkin bisa berhenti kalau salah satunya pindah rumah”.

WAGIARTI    : “ Ngacau ah, bapak. Kok gitu”.

WAGIMAN    : “ Paling yang menjadi penyebabnya pasti masalah pilpres. Seperti lima tahun yang lalu”.

WAGIARTI    : “ I ya pak…Ibu-ibu tadi bilang, juga begitu. Pak Jono mendukung Pak Anies…Lha pak Narto mendukung pak Prabowo. Pak Jono bilang, pak Prabowo itu orangnya sadis, menghilangkan banyak nyawa. Terus di sidang dan di pecat dari TNI”.

WAGIMAN  :” Ya memang benar, bu. Pak Prabowo itu pernah di pecat dari  TNI. Setelah pulang dari melalangbuana terus bikin Partai Gerindra. Dan jadi Ketua Umumnya. Pernah di rangkul ibu Megawati sebagai pasangan Wakil Presiden di Pilpres terdahulu. Tapi kalah. Yang menang dan jadi Presiden Pak Bambang Yudhoyono dengan Wakilnya Pak Hatta Rajasa”.

WAGIARTI  : “ Cerita ibu-ibu tadi lho pak. Pak  Narto bilang kalau Pak Anies hanya pinter ngomong. Kerja sebagai Gubernur DKI nggak ada hasil, nggak becus. Marahlah pak Jono, pot bunga di depan rumah pak Narto di banting. Untung para tetangga pada  datang dan sigap melerai”.

WAGIMAN : “ Kenapa di lerai !!! Biarin saja”.

WAGIARTI  : “ Bapak itu gimana, kok di biarin”.

WAGIMAN  : “ Biar dua-duanya tahu… merasakan…Nggak ada untungnya berdebat soal Pilpres. Biar dua-duanya tahu, bahwa pertengkaran itu mengakibatkan  rugi dua-duanya. Lima tahun yang lalu juga begitu. Berantem sampai rame dipisah tetangga……E…setelah Pilpres , Pak Prabowo gabung dengan pak Jakowi…. Malah mau jadi bawahannya, meskipun jabatan Menteri, tapi namanya kan tetap saja bawahannya pak Jakowi. Yang dulunya saling berebut kursi kepresidenan”.

WAGIARTI  : “ Ya, apa lagi sekarang pak Anies di sebut sebagai pengkhianat oleh pak SBY. Ini pak Narto dapat peluru lagi untuk mengejek pak Jono. Tapi yang harus kita pikirkan, bagaimana caranya supaya mereka itu tidak berantem berkelanjutan “.

WAGIMAN  : “ Ya, tugas pak RT lah…!!!”

WAGIARTI  : “ Ya, nggak mungkinlah pak.Wong pak RT nya usianya lebih muda dari pak Jono dan pak Narto. Apa ya, pak RT di gubris…. Sebaiknya pak RT itu di dampingi oleh para sesepuh kampung. Biar ada tambah wibawa. I ya pak, cepet sarankan ke pak RT. Biar mereka sadar. Perseteruannya  tidak berlanjut. Biar tidak mengganggu ketenteraman para tetangga”.

WAGIMAN : “ He he he….Pucuk di cinta, ulam tiba, bu. Tuh pak RT ketok-ketok pintu pagar kita”.

WAGIARTI : “  Lha dallah…. Saya tak masuk. Saya siapkan wedang kopinya”.

Wagiarti langsung berdiri, berjalan ke dapur. Wagiman berlari-lari kecil membukakan pintu pagar.

(Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.2.9.2023)

 

Rabu, 26 Juli 2023

 

SDT. NGOBROL31

BUDI SAMPURNO.JULI.1

KAMPANYE DI TEMPAT IBADAH

Waktu sore dan udara cerah. Sepasang suami isteri, Wagiman Wagiarti, menikmati wedang jahe merah, oleh-oleh dari Subari, tetangga sebelah kiri rumah. Suasana hening, dipecahkan dengan celetukan Wagiarti.

WAGIARTI: “ Sekarang ini bisa di bilang tahun politik, ya pak?!”

WAGIMAN : “ Lho. Ia ya bu, sekarang ini sudah masuk tahun politik dalam rentetannya Pemilu yang rencananya diselenggarakan pada th 2024”.

WAGIARTI : “ Makanya kok sudah rame di surat kabar di televisi dan juga di media sosial. Saya kok mual kalau melihat di media sosial. Di grup WA, isinya itu lho pak, saling ejek mengejek, ada juga yang ngak masuk akal”.

WAGIMAN : “ I ya bu. Saya juga nggak suka. Isinya saling menjelek-jelekan lawan koalisinya. Toh sebenarnya Capresnya…..ya sudah muncul. Tapi nama Wacapresnya sampai sekarang belum juga dideklarasikan”.

WAGIARTI : “ Capresnya, kalau menurut analisa para pengamat, katanya mungkin bisa tambah lagi. Tapi juga bisa berkurang dari nama-nama yang sudah muncul. Kok bisa berkurang ya, pak”.

WAGIMAN : “ Ya bisa, bu. Kalau ada lagi partai-partai yang bergabung membentuk koalisi serta memunculkan Capres baru. Ya Capresnya jumlahnya nambah. Berkurang, mungkin saja. Kenapa tidak”.

WAGIARTI : “ Tapi kok mungkin, pak?”

WAGIMAN : “ Bisa saja, misalnya dari partai-partai yang sudah bergabung membentuk koalisi itu ada yang membelot, berpaling muka untuk mendukung calon lain di luar koalisinya sehingga koalisi semula, tidak memenuhi syarat. Ya calonnya otomatis gagal”.

WAGIARTI  : “ Jadwal kampanye saja belum, tapi suasananya sudah seperti hari-hari kampanye saja. Calon yang sudah dideklarasikan, secara sengaja dan terjadwal keliling di berbagai daerah bertemu dengan relawan atau pendukungnya”.

WAGIMAN   : “ Itulah politik. Itulah partai. Yang di cari dan diharapkan, menang atau kalah”.

WAGIARTI  : “ Itu namanya…curi start. Seharusnya…KPU…priiittt…!!!! Gitu dong…!!!”.

WAGIMAN   : “ Ya…masyarakat yang fanatik terhadap salah satu calon, seneng saja di ajak hura-hura…”.

WAGIARTI  : “ Jadwal kampanye itu kapan sih…?”

WAGIMAN   : “ Jadwalnya mulai 28 Nopember 2023 sampai tgl 10 Februari 2024, tgl 11 Februari sampai 13 Februai 2024…itu masa tenang. Sudah nggak boleh ada yang berbau kampanye. Lalu tgl 14 Februari 2024…waktunya pencoblosan. Tempat kampanye dan waktu kampanye juga sudah diatur jadwalnya. Supaya tidak bentrok. Jadi semua partai harus mentaatinya”.

WAGIARTI  : “Baguslah kalau sudah diatur begitu. Karena ada tempat-tempat tertentu, tidak boleh di pakai ajang kampanye. Seperti tempat-tempat ibadah”.

WAGIMAN   : “ Pinter ibu…!”.

WAGIARTI : “ Pinter dong….suka curi-curi klipingnya bapak. Tapi itu lho, kota Sidoarjo Jawa Timur, kompak tolak kampanye di tempat ibadah”.

WAGIMAN   : “ Kalau nggak salah, beritanya di muat di JAWA POS…tanggalnya lupa”.

WAGIARTI   : “ Ini klipingnya. Di muat pada tgl 17 Mei 2023

WAGIMAN   : “ Coba tolong di baca, bu…”.

WAGIARTI  : Ya, saya baca. Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FORKOPINDA) Sidoarjo bersama tokoh agama di Sidoarjo kompak menolak kampanye di tempat ibadah. Kometmen tsb. mereka tunjukkan dengan deklarasi bersama di Pendapa Delta Wibawa pada tgl 16 Mei 2023. Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, Kapolresta Sidoarjo Kombespol Kusuma Wahyu Bintoro, Komandan Kodim Sidoarjo Letkol Inf. Masrum Djati Laksono dan tokoh lintas agama turut menandatangani deklarasi tolak kampanye di tempat ibadah….Baca terus sampai habis, pak?”.

WAGIMAN   : “ Cukup….cukup, bu!!!”.

WAGIARTI  : “ Mudah-mudahan benar-benar dilaksanakan deklarasi tsb. dan semoga di tiru di kota kota lain se Indonesia. Sehingga pada masa kampanye nantinya akan terasa sejuk, nyaman…”.

WAGIMAN   : “ Aamiin….!!!”.

WAGIARTI  : “ Lho…habis pak wedang jahenya. Seger ya. Anget di badan. Makasih mas Subari. Kapan-kapan oleh-oleh wedang jahe lagi ya…”.

WAGIMAN   : “ Heh…Malu-malu in saja…Saya juga mau mas Subari..”.

WAGIARTI  : “ Tuh… Sudah terdengar azan maghrib. Ayo ambil wudhu…”.

Wagiman Wagiarti langsung masuk ke dalam untuk menjalankan sholat maghrib. Tidak lupa tangan Wagiman menjangkau sekakelar, menyalakan lampu teras. Wagiarti menyalakan lampu tengah dan ruang makan.(BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.26.7.2023)  

 

Selasa, 04 Juli 2023

 

SDT.SASTRA.32

BUDI SAMPURNO.JULI.1

INI TENTANG YAN

Saya bersemangat membaca cerpen di harian KOMPAS, Minggu, tgl 25 Juni 2023. Ceriteranya menarik, alurnya mengalir, mudah diikuti dan dipahami. Judul cerpen ini adalah “INI TENTANG YAN”. Di tulis oleh FARIZAL SIKUMBANG, lahir di Padang 5 April 1974. Sekarang tinggal di Banda Aceh.

FARIZAL SIKUMBANG membuka cerpennya dengan kalimat “ Yan mengumpulkan lalu membakar daun kering serta beberapa sampah plastik yang berserak di jalan depan rumahku. Ketika aku sedang membersihkan kendaraan roda duaku yang kotor karena debu. Jarak antara aku dan Yan mungkin hanya dua puluh meter. Tapi Yan tidak memedulikanku.Yan sibuk membakar tumpukan sampah kecil itu”.

Dalam cerpen ini dikisahkan, bahwa Yan adalah anak kecil yang sangat sering dimarahi dan di siksa ayah tirinya. Di pukul, di tendang sampai terpelanting ke pematang sawah, di lempar pakai kayu.  Yan juga beberapa kali di ikat tanpa baju di pohon manggis depan rumahnya. Tubuhnya di lecut dengan sapu lidi. Tetangga-tetangga tidak ada satupun yang bisa mencegahnya. Ibu kandungnya sendiri juga tidak bisa berkutik.

Yan sebenarnya bukan anak yang bodoh. Di sekolah Yan tidak suka pelajaran matematika, tetapi lebih suka dengan palajaran yang beralur ke arah seni. Yan sebenarnya tidak nakal, hanya usil kepada teman atau orang lain. Bila usilnya berhasil, biasanya Yan tertawa lebar. Kelakuan  usil inilah yang membuat Yan sering dimarahi ayah tirinya. Dan juga orang lain, termasuk gurunya.

Di Sekolah Dasar, Yan pernah di lempar sapu lidi oleh bu guru Tania. Gara-gara bu Tania terprovokasi dengan usilnya Yan. Bu guru mendapat laporan dari teman sekelas, bahwa pensil Wati di ambil Yan.Tetapi, Yan bersikukuh tidak mengambil dan siap di geledah. Inilah penyebab Yan di lempar sapu lidi . Dialognya dituturkan oleh FARIZAL sbb:

“ Jika ibu guru tidak percaya, periksalah sakuku ini”, ujar Yan penuh akal-akalan.

“ Ayo bu guru, periksalah”, tambah Yan lagi

Guru Tania terpancing juga oleh provokasi Yan. Ia lalu memasukkan tangan kanannya ke saku celana Yan yang bolong. Tiba-tiba guru Tania terpekik. Ia merasa geli. Seperti memegang hewan yang menjijikkan. Yan tertawa. Guru Tania merasa di tipu. Yan di lempar pakai sapu. Seisi kelas riuh dan ribut setelah tahu jika Yan berbuat usil”.

Keusilan Yan itu terjadi ketika masih di Sekolah Dasar, namun di ulang lagi di Sekolah Menengah Pertama. Yan usil lagi kepada guru perempuan Bahasa Inggris. Yan di hukum berat, yaitu di jemur di lapangan dari jam sembilan sampai jam satu siang. Orang tuanya diwajibkan datang keesokan harinya. Akibatnya, Yan di rumah di pukul oleh ayah tirinya, di ikat di pohon mangga.

Yan punya bakat melukis. Bila menggambar orang, bisa mirip sekali dengan aslinya. Tapi ini pulalah yang menyebabkan Yan menjadi anak putus sekolah.  Yan belajar membuat karikatur dengan memimjam buku cara membuat kariktur dan berhasil. Yan juga suka meminjam buku ceritera anekdot. Tapi sifat usilnya itu yang membahayakan dirinya. Dibuatnya karikatur dengan tokoh guru di sekolah. Kepala Sekolah yang orangnya tegas digambarkan dengan bentuk perut yang besar seperti bola, sedangkan kepalanya serta kedua kakinya di gambar berbentuk kecil. Guru matematika justru kebalikannya, badannya kurus kecil tetapi kepalanya besar seperti bola. Memang Yan tidak suka dengan ke dua guru itu. Inilah polah usil yang membuat petaka pada dirinya. Suatu hari Yan tampak termenung di sekolah.

Aku tidak akan sekolah lagi di sini”, kata Yan.

Mulanya aku tidak terkejut pada ucapan Yan. Aku berpikir Yan hanya melucu.

“ Aku dikeluarkan di sekolah”, tambahnya.

Aku mulai berpikir mungkin kali ini ia serius.

“ Ada apa?” tanyaku

“ Aku teledor. Karikatur Kepala Sekolah mungkin terjatuh dari bukuku. Dan seseorang telah memberikannya pada beliau”.

“ Celaka dua belas,” kataku

“ Habislah aku”. kata Yan penuh penyesalan.

Anehnya,Yan tidak sedih dan tidak berputus asa. Ternyata dengan kepandaiannya melukis, Yan bisa mendapatkan uang. Setiap Sabtu dia pergi ke pasar ibu kota kecamatan, di situ dia melukis wajah orang dan mendapatkan upah. Di lain waktu, Yan dapat pesanan dengan upah yang cukup besar. Yaitu di suruh orang menggambar situasi kampung yang kotor serta jalan dibuat seperti kolam.

Beberapa hari kemudian, Yan dipukuli oleh beberapa pemuda di pasar Kecamatan, sampai pingsan. Kejadian ini membuat Yan membisu meskipun di tengok temannya. Beberapa kali di tengok, tetap saja diam. Dan setelah itu, tokoh “aku” beberapa tahun tidak ketemu lagi dengan Yan.

Ketika ketemu lagi, Yan sudah banyak berubah, tetapi tetap saja diam, ketika “ aku “ bertemu, Yan sibuk menyapu sampah di jalan serta membakarnya. Rambutnya panjang sebahu dan berpakaian ala penyanyi cadas. 

Membaca cerpen ini, saya merasa terhibur, tertawa geli dengan cerita usilnya Yan ketika di Sekolah Dasar serta di Sekolah Menengah Pertama. Imajinasi saya membayangkan mimik, wajah serta polah kedua guru wanita itu terkejut setelah merogoh saku bolong celana Yan. Yang terpegang bukannya pensil yang di cari, tetapi justru burungnya Yan.

Tapi saya juga memperoleh wawasan bagaimana seharusnya mendidik anak, meskipun anak itu adalah anak tiri. Penulis juga memberikan informasi yang jelas kena apa ayahnya suka marah, menghajar Yan sampai di luar batas. Karena Yan anak tiri. Yan juga menyesal atas keteledorannya, karikatur Kepala Sekolah yang di buat lucu, terjatuh sehingga di ambil keputusan fatal, yaitu mengeluarkan Yan dari sekolah. (BUDI SAMPURNO. Mak’skom.IPJT.4.7.2023)