Selasa, 26 November 2024

 


 

SDT.SASTRA.37

BUDI SAMPURNO.NOP.2

 MAK GABE SI TUKANG SOGOK.

Saya agak gemes membaca cerpen Harian KOMPAS, Minggu tgl 17 Nopember 2024. Judulnya “KONSER BORU NARITIK“, karya YESSY SINUBULAN.

Cerpen ini menceritakan gambaran hubungan rumah sakit dengan pasien dan keluarga pasien. Ada pasien, yaitu Pak Gabe seorang eksportir sayur dan buah di kota Medan. Wajahnya tampan, bertahun-tahun menjadi langganan cuci darah di-rumah sakit tsb. Mak Gabe, isterinya selalu setia menunggui kalau suaminya sedang cuci darah, dan selalu berusaha, agar suaminya dilayani dengan baik oleh para perawat.

“Mak Gabe sedang menyogok perawat dengan  lima bungkus besar kopi ketika di halaman rumah sakit sedang sibuk persiapan konser musik”.

“Nina, perawat yang sudah berbulan-bulan mengenal Mak Gabe dan suaminya karena bolak balik cuci darah, cepat-cepat menarik bubuk kopi itu dan menyimpannya ke-dalam ruangan. Dia dan teman temannya sudah sering menerima makan siang, burger, bika ambon, sampai bahan kebaya”.

Ketika Mak Gabe datang di rumah sakit, di-halaman depan terlihat orang-orang sibuk bekerja. Kata perawat, malam nanti akan ada konser musik. Mengherankan memang, di rumah sakit akan ada malam konser musik, apakah tidak mengganggu ketenangan para pasien. Dan ternyata sudah ada ibu-ibu mendatangi meja perawat melakukan protes.

“ Ini rumah sakit mahal, lo. Rumah sakit berkelas di Kota Medan ini. Bisa-bisanya pula ada konser biduan?, seru salah satu ibu-ibu sambil melempar brosur kearah meja Nina. Suami saya itu punya penyakit jantung, nah itu sound-nya mengarah ke poli jatung, udah gila kalian, sambung yang lain”.

Perawat Magaret menyarankan agar ibu-ibu itu menemui pihak manajemen Rumah Sakit. Karena para perawat tidak mengetahui prosesnya, yang diketahui hanya katanya ada pejabat yang jadi donator.

“ Mana sini manajernya?. Nggak terima aku. Udah bayar mahal-mahal, masa ada ginian. Ini rumah sakit, bukan lapo tuak,”kata ibu-ibu yang lain”

Pihak manajemen memahami protes ibu-ibu tsb. dan mengalihkan lokasi konser, meskipun masih berada di-halaman Rumah Sakit. Dan segera memberikan penjelasan.

“ Tenang-tenang, kita sudah dapat solusi dari permasalahan ini. Karena tidak mungkin dibatalkan, maka konser musik akan kita pindahkan ke belakang. Di depan poli THT. Teman-teman tuli sudah setuju dan sama sekali tidak  merasa terganggu. Sementara pasien normal yang benar-benar tidak ingin terganggu boleh meminta obat tidur lebih awal dari pada masing-masing perawat yang bertugas. Demikian disampaikan dan harap maklum”.

Begitu tahu akan ada konser musik malam nanti dan penyanyinya yang di-undang adalah Boru Naritik, Mak Gabe lalu langsung lari-lari ke ruangan suaminya. Pak Gabe kaget dan sedikit marah, tetapi setelah isterinya memberi tahu, bahwa nanti malam ada konser musik dan biduan yang di-undang mengisi acara adalah Boru Naritik, marahnya langsung pudar, bibirnya tersungging senyum bahagia.

Ternyata Pak Gabe dan Mak Gabe itu sudah sangat kenal betul dengan penyanyi Boru Naritik.

“Mak Gabe ingat, dulu ia sering mengantarkan suaminya karaokean bersama Boru Naritik. Sepanjang karaoke berlangsung, Mak Gabe akan duduk di ruang tunggu. Kadang ia supper sibuk kalau Pak Gabe tiba-tiba memintanya membelikan sesuatu yang tidak disediakan di tempat karaoke”.

“Para pegawai disana sudah sering melihat Mak Gabe menunggu dan Mak Gabe lalu terbiasa menyogok mereka untuk menyediakan ini dan itu”.

Namun, Boru Naritik tiba-tiba menghilang dari tempat karaoke. Pak Gabe jadi patah hati sampai berbulan-bulan. Biduan lain tak bisa menggantikan kedudukan Boru Naritik di hati Pak Gabe. Konser musik di Rumah Sakit, sesuai rencana malam itu tetap diselenggarakan. Sesuai janji pihak manajemen, lokasinya dipindahkan di-depan klinik THT.

“Konser malam itu berlangsung meriah didepan klinik THT. Benar kata  manajemen rumah sakit, para pasien tuli tidak keberatan sama sekali dengan konser itu. Lagi pula poli THT agak jauh dari poli lainnya”.

Malam itu, banyak ibu-ibu mencemberuti penampilan Boru Naritik yang berkostum baju merah ketat, sambil meliuk-liuk di- atas panggung seperti selang cuci darah. Pak Gabe justru sangat menikmatinya. YESSY SINUBULAN menutup cerpennya dengan menggambarkan Pak Gabe benar-benar menikmati penampilan Boru Naritik selingkuhannya dulu, yang sudah berbulan-bulan menghilang.

“ Asoyy”, kata Pak Gabe dari kursi rodanya, bahagia tak terbendung. Kalau Boru Naritik bisa dijadikan kapsul penstabil gula darah, pasti beliau yang pertama kali mengeluarkan kocek untuk membelinya”.

Saya lancar membaca cerpen ini, tapi tidak menemukan titik moral baik apa yang mau disampaikan YESSY SINUBULAN. Pak Gabe berselingkuh dengan biduan, isteriya diam saja dan malah menunggui dengan sabar di tempat karaoke. Dia tukang sogok demi kepentingannya. Di rumah sakit nyogok perawat dan perawat mau. Di tempat karaoke nyogok petugas karaoke. Rumah sakit yang seharusnya memberikan ketenangan kepada para pasiennya, malah membuat konser musik. Memindahkan lokasi konser musik justru didekat Poli THT dan mempermainkan  ketulian para pasien. Gemes saya.(BUDI SAMPURNO. Mak’skom.IPJT.25.11.2024)

 

Sabtu, 26 Oktober 2024

 

SDT NGOBROL 41.

BUDI SAMPURNO. OKT.2




CAMBUK MEMANG PERLU

Wagiarti masih di ruang kerja suaminya, ketika suaminya masuk sesudah dengan iklas membuang barang bau busuk tak berguna di kamar kecil. Dengan santai dan senyum manja Wagiarti, meletakkan kliping di atas meja.

WAGIMAN  : “ Cari apa bu….Di sini nggak ada terasi. Terasi ya di dapur… Kok udal-udal kliping. Awas kalau tidak dikembalikan pada urut tempatnya”.

WAGIARTI  : “ He he he…cari kliping berita pemuda yang melindas pacarnya sampai meninggal, itu lho pak. Beberapa bulan yang lalu”.

WAGIMAN : “ Itu yang berkacamata. Kasusnya di Surabaya kan, bu…”.

WAGIARTI  : “ Ya… itu… siapa sih namanya…agak susah gitu lho sebutannya… “.

WAGIMAN  : “ Ingatannya….bulan Juli…. Ya di cari kelompok kliping bulan Juli…gitu. Itu sebelah pojok yang ada patung kuda…”.

WAGIARTI  : “ Ya…ini…Gregorius Ronald Tannur….Di vonis bebas…sama para hakimnya. Pada hal sudah jelas-jelas membunuh pacarnya. Aneh hakimnya itu. Nah sekarang beritanya ke tiga  hakim yang memutuskan bebas sudah di tangkap oleh pihak Kejaksaan Jawa Timur”.

WAGIMAN   : “ Ya… bapak kan sudah komentar waktu itu….para hakimnya itu perlu di pecat. Ini para hakim sudah nekad, moralnya bejad. Meskipun masih terduga, tetapi media sudah terang-terangan menulis nama  hakimnya tanpa inisial. Mangapul, Erintuah Damanik dan Heru Hanindyo”.

WAGIARTI  : “ Lha … Bapak kok apal nama semua hakim bejad itu…?!”.

WAGIMAN  : “ Apal, bu. Jekel saya !!!. Membayangkan perbuatan amoral para hakim bejad itu”.

WAGIARTI : “ Ternyata tidak hakim saja yang di tangkap. Ada pengacara sebagai penghubung. Perempuan lagi. Hihh!!”.

WAGIMAN : “Ya…Lisa Rachmat….he he he…Apal juga saya. Itu pengacara terdakwa Ronald Tannur. Dia sebagai pengacara mengalirkan uang panas ditaksir senilai 20 M Rupiah”.

WAGIARTI : “ Edan…!!!”.

WAGIMAN : “ Alhamdulillah…yang menangani kasus ini langsung Kepala Kejaksaan Jawa Timur. Ibu Mia Amiati. Ini orangnya tegas, bu. Dulu juga ada anak buahnya sendiri yang main-main dengan uang panas .Langsung di proses dan berkasnya di kirim Pusat, untuk di proses lebih lanjud”.

WAGIARTI : “ Kepala Kejaksaan Jawa Timur itu cantik ya, pak. Kok apal juga namanya.Pada hal beliau jarang muncul di media..”.

WAGIMAN  : “ Cantik dong !!!” Sudah… itu klipingnya dikembalikan pada tempatnya. Biar tertata rapi dan mudah carinya kalau diperlukan “.

WAGIARTI  : “ O ke, sayangku. Terus hakim bejad enaknya diapakan ya?!”.

WAGIMAN  : “  Ya di pecat dan dipenjarakan seumur hidup. Biar kapok dan sebagai cambuk untuk para hakim lainnya. Biar tidak mempermalukan dunia Peradilan Indonesia . Lho…lho…mana kopinya. Sampai kecut mulut bapak ini !!!”. 

WAGIARTI : “He he..I ya lupa.Maaf…maaf… Saking asyiknya terpana uang panas 20 M di dompet hakim bejad. Hiyeee…dompetnya segede apaya…20 M Rp”.

Wagiarti berlari-lari kecil, berjentit-jentit ke dapur. Wagiman tersenyum nakal. (BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.26.10,2024)  

 

                       

Senin, 21 Oktober 2024

 



 

SDT.KOMEN.44

BUDI SAMURNO. OKT.4



MENUNGGU GEBRAKAN PRABOWO-GIBRAN

Tajuk Rencana Harian KEDAULATAN RAKYAT, Senin tgl  21 Oktober 2024, berharap agar para Menteri baru di Kabinet Merah Putihnya Prabobwo-Gibran segera bekerja keras.

Ada harapan yang besar ditumpukan Rakyat Indonesia pada Pemerintah baru. Tonggak menyejahterakan wong cilik, memerangi korupsi dan lainnya sekaligus  mewujudkan harapan Indonesia emas 2045 adalah mimpi besar yang tidak ringan diwujudkan. Perlu kometmen kuat, pikiran cerdas dan tentu saja kerja keras semua elemen. Termasuk para Menteri yang harus bekerja sat-set.

Sementara itu, sejalan harapan rakyat, Harian JAWA POS,  Senin tgl 21 Oktober 2024 dalam JATI DIRI mencatat pidato perdana Presiden Prabowo. Presiden baru ini sadar harus segera melakukan langkah-langkah strategis guna mewujudkan janji-janji politiknya. Langkah pertamanya yang harus dilakukan adalah mempersatukan seluruh elemen di tanah air pasca terpisah-pisah dalam bingkai pilpres. Langkah kedua, yang tidak kalah penting adalah merealisasikan janji-janji politik Prabowo-Gibran. Beberapa poin disampaikan Prabowo. Diantaranya, upaya swasembada energi  dan swasembada pangan. Keduanya merupakan isu yang selalu disampaikan Prabowo sejak kali pertama mencalonlan diri sebagai presiden.

Sikap kedua harian yang terbit di Yogyakarta dan satunya di Surabaya, sama-sama mencerminkan keinginan rakyat Indonesia. Dan yang perlu kita syukuri adalah pergantian dari Presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin  kepada Presiden Prabowo-Gibran berjalan secara normal, amat damai. Tidak ada dendam politik antara Presiden lama dan Presiden baru. Yang terdahulu, pergantian antar Presiden berlangsung tragis, karena pergatiannya diawali dengan pendongkelan ataupun ketersinggungan antar calon Presiden. Presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin ikut mempersiapkan RAPBN-RAPBD, yang artinya presiden baru dapat langsung bekerja demi kepentingan rakyat. Meskipun nantinya pasti ada sebagian yang di revisi sesuai dengan jumlah Kementerian dan Lembaga-lembaga Negara serta aneka ragam program-programnya.

Langkah Presiden Prabowo-Gibran untuk segera menyatukan semua elemen yang terpecah di masa pilpres adalah langkah yang sangat strategis, supaya mereka yang kalah dalam Pilpres tidak larut dalam kekecewaan  dan segera bersatu demi rakyat. Para pengkritisi yang tidak setuju dengan langkah-langkah Presiden Jakowi-Ma’ruf Amin perlu disadarkan juga agar tidak memendam dendam politik yang berkelanjutan. Periode Presiden Prabowo-Gibran perlu stabilitas politik, terhindar dari cacian-cacian, nyinyiran yang menimbulkan salah paham dan racun di benak pikiran rakyat . Selamat Bekerja Prabowo-Gibran. Bangsa-mu menanti gebrakan-mu dalam mengangkat derajad bangsa dan NKRI-mu.(BUDI SAMPURNO.Mak’kom.IPJT.21.10.2024)

 

 

Kamis, 17 Oktober 2024

 

SDT.NGOBROL.40

BUDI SAMPURNO. OKT. 1




POLA PIKIR

Wagiman mengangkat gelas kopinya di pagi yang sedang mendung, dibawah pohon mangga gadung. Disruputnya berkali-kali. Sambil melirik isterinya Wagiman berguman.

WAGIMAN  : “ Alhamdulillah….sedap kopinya… yang bikin siapa ya….?!”

WAGIARTI : “ Siapa yang bikin… uuuu….ya ini…pembantu dan juga penjaga bapak di malam hari”

Siapa yang bikin…siapa yang bikin wedang kopinya,.Uh……!!!”.

WAGIMAN : “ Baca apa sih, kok serius, tampang mencureng, kayak mikir negara saja, ibu ini “.

WAGIARTI : “ Ya, memang ibu baru mikir negara ini. Dan ini baru Presiden….!!”.

WAGIMAN : “ Bu..bu…Presiden belum dilantik kok ini baru Presiden .”

WAGIARTI : “ Bapak ini bagaimana….Presiden terpilih kita ini orangnya tegas…!!”.

WAGIMAN  : “ Ya…belum di lantik ya suaranya tegas, lantang….coba kita lihat nanti. Tegas mengenai apa sih bu…”.

WAGIARTI : “ Di media cetak, di tv, di medsos Pak Prabowo menegaskan , kepada para Ketua Partai, bahwa jangan menugaskan menteri-menteri yang dari partai di pemerintah yang dipimpinnya, untuk cari uang dari APBN-APBD”.

WAGIMAN  : “ Ya baguslah bu. Jadi sebelum di lantik sudah diperingatkan. Besok kalau ada yang menyimpang, korupsi….tinggal…copot….tangkap…penjarakan dan ganti orang baru”.

WAGIARTI  : “ Nah…itu tegas kan namanya “.

WAGIMAN  : “ Tapi ada yang penting juga, yaitu yang di tunjuk sebagai Menteri benar-benar orang yang professional sesuai dengan bidangnya. Bukan balas budi karena telah mendukung Pak Prabowo menjadi Presiden terpilih”.

WAGIARTI : “ Tapi kok diberitakan jumlah Kementeriannya banyak….Kabinet gemuk, kata orang-orang yang sok kritis. Anggaran dari mana…Nanti rakyat lagi yang jadi korban…”.

WAGIMAN : “ Anggaran…. pasti ada dan sudah dipikirkan…Kan pada waktu membahas RAPBN Th 2025, bu Sri Mulyani berperan….dan nantinya bu Sri Mulyani masih di pilih untuk berperan juga”.

WAGIARTI : “ Asyik dong…kalau bu Sri Mulyani masih dipercaya untuk tetap berkiprah di Republik ini…..Menteri favoritku… Tapi apa ya mesti gemuk Kabinetnya?”.

WAGIMAN  : “ Bukan masalah gemuknya, bu. Tapi para Menteri akan lebih fokus menangani bidang yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Para Dirjennya juga bisa lebih rinci melaksanakan tugasnya”.

WAGIARTI : “ Jadi setiap masalah, akan lebih dini terdeteksi dan lebih cepat untuk mengurai permasalahannnya. Sehingga permasahannya juga cepat diatasi”.

Wagiman mengacungkan jempol kearah Wagiarti. Lalu menyambar gelas kopi serta menyeruput dengan wajah mengejek  Wagiarti. Yang di ejek langsung berdiri dan menggebug punggung Wagiman dan terus lari masuk ke dalam rumah. Wagiman tertawa geli mengamati tingkah isterinya. (BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.17.10.2024)

 

 

Jumat, 11 Oktober 2024

 

SDT.KOMEN.43

BUDI SAMPURNO.11.Okt



APBN-APBD UNTUK RAKYAT

Sejak kemarin dan hari ini, kita disuguhi pidato yang menarik dari Presiden terpilih Prabowo Subianto, ketika berbicara di depan legislator PKB. Harian JAWA POS tgl 11 Oktober 2024, memberitakan: “ Jangan menugaskan menteri-menteri yang Saudara tunjuk di pemerintah yang saya pimpin, jangan Saudara tugaskan cari uang dari APBN-APBD”. Terang-terangan saya katakan (kepada) semua ketua umum, semua perwakilan (partai)”. Tegas ketua umum DPP Partai Gerindra tsb”.

Meski begitu Menteri Pertahanan (Menhan) tsb tidak menutup mata, bahwa partai politik butuh pendanaan. Namun, dia mengingatkan agar partai politik tetap menggunakan cara-cara yang halal dalam mencari sumber pendanaan. Mari kita kelola kekayaan kita sehingga kita bisa mendukung semua institusi (partai politik) dengan baik.

Betul-betul jelas dan tegas langkah-langkah yang akan diterapkan presiden terpilih ini.

Dengan demikian semua Partai Politik dari awal sudah  berpikir dan selektif dalam mengajukan kadernya untuk di pilih sebagai pembantu Presiden.

Kita belum tahu persis siapa-siapa yang akan diangkat sebagai pembantu Presiden Prabowo nantinya, tetapi nada-nadanya ( dan harapan kita ), mereka yang ditunjuk dari kalangan profesional. Dari partai pastilah masih ada. Dan mudah-mudahan para elite partai pahan benar dengan permintaan presiden terpilih Prabowo.

Presiden terpilih Prabowo berani memberi kriteria untuk jabatan Menteri dan semua Pimpinan Lembaga Negara karena Prabowo adalah seorang militer dan sekaligus Ketua Umum Partai. Dan tentunya juga setelah menyerap pengalaman selama pemerintahan Presiden Joko Wododo. Presiden Joko Widodo bukanlah pimpinan partai (malah direndahkan dengan sebutan Petugas Partai). Para Menteri yang di-kirim partainya, ternyata bermuka dua. Mereka tidak melepaskan dirinya seratus persen dari partainya. Bahkan mereka ada yang dikendalikan partainya. Sehingga beberapa  Menteri dari partai banyak ditangkap KPK. Kementerian Komunikasi Dan Informatika yang dipimpin Johnny G Plate korupsi BTS yang dikabarkan mencapai 11 triliun Rp. Johnny G Plate sendiri divonis 15 tahun dan bayar pengganti Rp. 15,5 M. Johnny G Plate orang dari partai.

Ada lagi Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian yang digebug karena korupsi Rp.44.5 M dan divonis 10 th dan denda Rp 300 juta.

Masih banyak lagi kalau mau meneliti, tetapi kenaapa dijaman pemerintahan Presiden Jakowi banyak Menteri yang ditangkap KPK. Di duga para Menteri itu memang di pasang partainya untuk mencari dana yang sangat diperlukan bagi kehidupan partainya. Pak Jakowi sendiri bukan Ketua Umum Partai dan bukan seorang militer.

Harapan bangsa Indonesia, adalah semoga di-jaman presiden terpilih Prabowo Subianto benar-benar dapat menekan serendah mungkin kasus-kasus korupsi. Dan APBN serta APBD kita betul-betul di-serap untuk kepentingan rakyat Indonesia (BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.11.10.2024)

 

 

Senin, 07 Oktober 2024

 

SDT.KOMEN.42

BUDI SAMPURNO.1OKT



RASA MIRIS DI DIY

Tajuk Harian KEDAULATAN RAKYAT tgl 23 September 2024, membedah maraknya peredaran minuman keras DI Yogyakarta. Dituliskan, bahwa bisnis miras di DIY tampaknya menjanjikan dan se akan tidak peduli norma hukum atau agama. Tak pelak, jika toko miras merebak hingga ke pelosok desa. Bahkan Muhammadiyah menyebut  70% total toko miras di DIY berada di Wilayah Sleman. Kian miris. Kala kemudahan membeli miras tampak dengan pelajar dan mahasiswa sebagai sasaran utama. Bagi yang suka jalan pintas, apalagi penghamba rente. DIY memang potensi pasar  yang menjajikan untuk bisnis haram. Wilayah ini banyak memiliki orang muda dan merupakan pendatang. Sekalipun di sebut-sebut mulai bergeser ke Malang dan Bandung, namun Yogyakarta masih merupakan kota tujuan belajar pilihan masyarakat. Dengan sekitar 110 perguruan tinggi negeri, swasta dan kedinasan, maka puluhan ribu orang baru pasti datang ke DIY. Kaum muda ini menjadi sasaran bisnis narkoba, miras dan sejensisnya. Apalagi juga ada iming-iming penjualan murah bak membeli es teh dalam plastik, terutama bagi anak anak.

Harian KEDAULATAN RAKYAT ini berharap Pemda DIY beserta jajarannya dan organisasi keagamaan segera membuat kebijakan progresif terkait maraknya toko miras. Bahkan harus segera merealisasikan jika tidak ingin Yogyakarta menjadi hancur. Wakil Rakyat juga harus ketat melakukan pengawasan pada kebijakan eksekutif  berkaitan dengan soal miras.

Kita paham, bila timbul masalah dengan miras, pada perjalanannya tidak hanya berkutat pada miras saja. Tetapi pasti ada masalah-masalah lain yang ikut membonceng minuman keras ini. Mabok mabokan itu pasti, perkelahian itu pasti, keamanan menjadi terganggu. Belum lagi nanti kalau narkoba ikut bermain. Bisa bonyok masyarakat DIY.

Repotnya, sekarang pembelian miras di Yogya bisa dilakukan lewat online. Jadi yang beli tidak tampak, apakah sudah dewasa atau mereka yang belum dewasa. Dan pihak penjualpun bisa berupa toko yang terbuka tapi bisa juga toko yang tertutup. Maka peredaran miras ini dirasakan sangat berbahaya bagi masyarakat DIY, yang penghuninya sebagian adalah para mahasiswa dan mahasiswi yang bukan hanya penduduk asli, tetapi mereka yang sedang belajar asalnya dari luar kota.

Alangkah indahnya kalau aparat Pemda segera bertindak menindak toko-toko miras ini. Dan yang kita yakini, masyarakat pasti akan membantu gebrakan aparat Pemda dalam memberantas peredaran miras yang sangat trasparan ini.(BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.6.10.2024)

 

 

 

Minggu, 07 Juli 2024

 

SDT.SASTRA.35

BUDI SAMPURNO.Juli.1


CINTA YANG TERLEPAS DARI MAUT

 


Cerpen MASHDAR ZAINAL yang berjudul  “APA YANG LEBIH KUAT DARI MAUT?”, di-muat Harian JAWA POS, Sabtu tgl. 17 Februari 2024. MASDHAR ZAINAL kelahiran Madiun, sekarang tinggal di Malang, mengisahkan sepasang kekasih yang di rasuk cinta buta.

Tokoh yang dihadirkan adalah sepasang pemuda dan gadis yang sedang di-mabuk cinta namun tidak direstui oleh ke-dua orang tuanya. Terutama pihak sang gadis. Untuk mewujudkan cintanya benar-benar mendalam dan tidak bisa dipisahkan, maka mereka berdua bersepakat untuk memberi pelajaran kepada mereka yang tidak tahu atau tidak mau tahu artinya cinta. Sepasang kekasih itu bersepakat untuk berdua bersama-sama menghadapi maut, dengan menentang lajunya kereta-api. Duduklah mereka berdua di-pinggir rel kereta api. Namun sebenarnya, di-diri hati sang gadis tampak keraguan untuk menghadapi maut, meskipun menghadapi maut bersama dengan kekasihnya.

Sejak kereta pertama melintas, kau sudah menggengam tanganku erat-erat ( seakan berusaha menariknya)  dan bertanya “ Bagaimana?. Kau sudah siap?”

Dan aku masih menggeleng dengan isakan yang sentimental. Kau meraih kepalaku ke-dalam pelukanmu sembari berkata “ Tidak apa-apa. Kita akan menunggu kereta selanjutnya, sampai kau siap.

Aku ingin bilang padamu, bahwa sebenarnya aku tak pernah siap”

Tingkah laku mereka itu menjadi perhatian orang-orang yang ada di-warung dan mereka  berkomentar.

“ Pacaran kok di pinggir rel, sebenarnya mereka itu mau pacaran atau mau mati?”

Dari jauh sudah kedengaran kereta api berikutnya segera akan melintas. Kembali sejoli itu bercakap.

“ Kau siap?”, tanyamu lagi.”Kalau kau siap kita bisa melakukannya. Percayalah, ini tidak akan sakit. Bukankah rasa sakit yang paling sakit sudah kita telan bersama. Ayolah, kita sudah membuat kesepakatan bersama. Kita akan memberi pelajaran berharga kepada mereka”.

Kereta api berikutnya lewat, gadis itu tetap bersikap tidak siap. Sampai kereta api yang ke limapun tetap belum siap.

Baiklah, mungkin kereta selanjutnya,”, katamu. “ Kereta selanjutnya adalah kereta super cepat yang biasanya melaju lebih kencang dari lain. Seperti cahaya. Mungkin kereta berikutnya adalah kereta terbaik. Jadi kau harus siap” ungkapmu lagi.

Gadis itu tidak menjawab, bahkan berpikir :

Aku tak tahu mengapa tubuhku semakin gemetar. Seperti tubuhmu juga. Tapi aku gentar. Tak sepertimu yang begitu yakin pada kebahagiaan di dunia lain. Entahlah, pikiranku tidak di situ. Detik ini aku malah membayangkan, kedua orang tua kita sedang kelimpungan mencari kita yang hilang sejak subuh hari. Tanpa salam pamit. Memang untuk mati, seseorang tak perlu pamit pada siapapun”.

 “Sebenarnya aku pernah berpendapat, kalaupun kita harus mati bersamaan, kita bisa memilih cara yang lebih santun, seperti minum racun serangga, misalnya. Namun kau berkilah, setelah orang tua kita mendapati mulut kita berbusa-busa mereka akan segera melarikan ke rumah sakit dan kita akan lebih celaka karena kita selamat”.

Tanda-tanda kereta ke-enam yang dikatakan super cepat segera lewat. Dari kejauhan, dengung deru suara mesin sudah terdengar, lampu mata kepala kereta api berkelip-kelip. Pemuda itu segera menggandeng sang gadis serta menyeretnya menuju ke-tengah rel. Namun hati sang gadis semakin tidak siap menghadapi kematian dengan meleburkan tubuh yang berserakan. Namun pemuda itu tetap menyeret dengan kuat. Perlakuan dua insan ini langsung menarik perhatian orang-orang di- warung.

“ Orang-orang dari dalam warung berhamburan keluar. Mereka mengatai kita gila sambil berteriak tak karuan. Sebagian menjerit-jerit”.

Kereta semakin dekat, tinggal beberapa puluh meter lagi. Tiba-tiba sang gadis berteriak.

“ Aku tidak siap!. Aku tidak siap ! Aku tidak pernah siap!. Cinta tak pernah lebih kuat dari mati”, jeritku terlepas untuk kali pertama. Seketika kau menghentikan langkahmu dan menatapku nanar”.

Entah datangnya dari mana saja, tahu-tahu sudah banyak orang yang mengerubungi serta memaki-maki, mengumpati rencana gila sejoli itu.

“ Telingaku seperti berdengung. Sejurus kemudian, kau melepaskan genggaman tanganmu dengan kasar seperti mencampakkan sesuatu-dan pergi menyibak kerumunan dengan mata memerah. Kau meninggalkanku”.

MASHDAR ZAINAL  pinter dalam menggiring imajinasi pembaca. Saya mengalir saja membacanya. Dan tidak bisa menduga di-akhir cerpen ini bagaimana, meskipun sudah di-tuntun dengan tanda-tanda bahwa, si gadis tidak menyukai cara pengakhiran cintanya dengan bersama menabrakkan tubuh mereka di-depan kereta api yang sedang melaju.( BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.7.7.2024)

 

 

 

Minggu, 16 Juni 2024

 

SDT.SASTRA.34

BUDI SAMPURNOJuni 1



KISAH SEORANG JENDRAL

 Harian KOMPAS, Minggu tgl. 25 Februari 2024, menurunkan cerpen berjudul JENDRAL KARDUS, di tulis oleh TRUDONAHU ABDURRAHMAN RAFFLES tinggal di Cianjur. Judul cerpen di ambil dari sebutan atau julukan seorang lelaki tua bernama Pak Idham, oleh Mak Inah seorang nenek yang tinggal di kampung itu belum ada setahun. Nenek ini lebih sering berdiam di rumah serta jarang bergaul dengan orang kampung. Pak Idham sendiri juga orang baru. Perangainya ramah dan suka senyum serta rajin membantu siapa saja, membuat warga dapat menerima dan bersimpati padanya.  

Cerpen ini sebenarnya mencoba mengupas mesteri sebutan Jendral Kardus yang diberikan oleh Mak Inah kepada Pak Idham. Kedatangan Pak Idham sebagai Jendral Kardus di kampung itu ternyata sangat diterima dengan senang oleh warga kampung  .Bahkan Jendral Kardus ini bisa mencairkan warga kampung yang selama ini beku dalam kehidupan bermasyarakat.

Digambarkan oleh TRUDONAHU, “ Sekian bulan berlalu, banyak hal lambat-lambat berubah di sini. Dari awalnya di kenal sebagai lingkungan kaku dan minim komunikasi, masjid menjadi lingkungan lebih santai serta lebih meriah menyenangkan. Dari semula perkampungan keras dan beku berganti jadi perkampungan penuh canda serta kehangatan. Lelaki tua itulah yang tanpa terasa mengubah wilayah ini jadi lebih meriah”.

Perubahan ini tidak hanya pada situasi kampung, tetapi juga pada anak anak, yang dulunya datang ke masjid sekedar untuk ikut sholat orang tuanya, dan setelah itu pulang. Tetapi sekarang anak-anak betah bermain di masjid serta tidak ada lagi yang memarahi. Kegiatan para warga juga banyak sekali terjadi perubahan. Orang-orang dewasa sekarang juga mejadi lebih cair. Dahulu mereka selesai melaksanakan sholat, langsung pulang tanpa ada tegur sapa diantara mereka. Bahkan kalau ada yang sedikit akrab, sudah dicurigai. Dianggap merupakan bentuk ada udang dibalik batu. Disebut sebagai menyiapkan ular di balik ketiak. Dimungkinkan sikap mereka yang demikian itu terbentuk karena pengalaman mereka diluar kampung. Mungkin di tempat kerja, di kereta, di bus. Mereka selalu mementingkan individunya dan mencurigai orang-orang disekeliling.

Cairnya suasana warga kampung digambarkan oleh TRUDONAHU : Sekai lagi bersyukur kondisi demikian telah berganti. Sekarang semua terasa menyenangkan Ketika warga berada di luar rumah. Lelaki, perempuan, remaja dan orang tua seolah menampakkan raut wajah riang gembira tanpa sikap bermusuhan. Beberapa tempat bahkan memasang banner dan spanduk ukuran kecil dengan kata-kata unik. Misalkan “ Cemberut itu mengundang stroke, mengundang musuh juga penuaan dini” Atau kata-kata ringkas semacam “ Ngopi dan cengengesan lah bersamaku, lupakan sejenak tagihanmu”,

Dari hal-hal demikianlah keakraban antara mereka semakin hari semakin terasa. Kegiatan gotong royong, membersihkan selokan yang sejak dulu tak pernah dikerjakan kini terjadwal sebulan sekali dan itu benar-benar dikerjakan dengan sukacita bukan sekadar terpajang di papan pengumuman saja.

Setelah berputar, bercerita tentang perubahan sikap-sikap warga yang terjadi di kampung, TRUDONAHU mulai melempar imajinasi pembaca tentang sebutan Jendral Kardus yang disandangkan kepada Pak  Idham oleh Mak Inah yang sebetulnya masyarakat juga banyak yang bertanya-tanya, tetapi tampaknya belum ada kesempatan untuk mengorek keterangan dengan Mak Inah. TRUDO menjawab pertanyaan warga dengan cara Mak Inah di bikin terjatuh di pekarangan depan rumah dan di tolong oleh perempuan yang sehari-hari menjaganya. Beberapa tetangga langsung membawa Mak Inah ke rumah sakit. Kata dokter Mak Inah hanya kelelahan dan kurang tidur. Disela-sela para tetangga yang menjenguk, terkuaklah sebutan Jendral Kardus tsb. Mak Inah bilang “ Dia lelaki yang baik sekaligus menyebalkan”. Ternyata mak Inah sudah kenal lama dengan pak Idham

Singkatnya Mak Inah ternyata sudah lama  mengenal Pak Idham, lelaki yang diceritarakan tersebut sekitra 50 tahun yang lalu. Mereka sebetulnya suami-isteri dan statusnya belum bercerai. Hampir segala hal mengenai Pak Idham tentu sudah diketahui dengan detail termasuk mengenai kebiasaannya memenuhi barang apa saja di dalam satu kardus. Mulai dari isolative hingga perkakas dapur.

Bahkan bukan karena itu,Mak Inah bilang:

Memasukkan semua barang saja di satu tempat  sudah sangat menjengkelkan. Ditambah ia sering terlalu ramah pada para perempuan terutama para janda di lingkungan tempat kami tinggal dulu.Seolah tak cukup hanya memasukkan semua barang di satu tempat, ia ingin juga memasukkan semua orang, semua kalangan termasuk para perempuan kehatinya, tambahnya seraya bersungut.

Di awal ceritanya, TRUDONAHU,  lincah menggiring imajinasi pembaca tentang perubahan yang sangat radikal di suatu kampung. Enak dan lincah dalam menyaajikan. Perwatakan orang-orang kampung dikupas secara sigap dan lugas. Namun dia terjebak dalam kekakuan untuk mengungkap pokok  persoalan, yaitu menjawab persoalan dasar mengapa Mak Inah menyebut Pak Idham sebagai Jendral Kardus.(BUDI SAMPURNO.Mak’kom.IPJT.17.6.2024)

 

Selasa, 23 April 2024

 

SDT.KOMEN.41

BUDI SAMPURNO.April.3


BABAK AKHIR PROSES PILPRES 2024

Drama panjang dengan penuh pujian, cacian dan penyebaran berita-berita hoax telah berakhir di ujung keputusan Majelis Konstitusi dengan menolak gugatan dari kubu Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dan kubu Ganjar Pranowo-MahfuD.MD. Disinilah rentetan Pemilihan Presiden th 2024 juga berakhir. Sengketa  bernarasi  kecurangan, pembohonan, pembodohan dengan masing-masing gaya para pembelanya serta para saksi ahlinya, ada yang kalem, ada yang ngotot, tinggal kenangan dalam rekaman video yang dulunya tersebar dengan serunya di media massa. Bila kita putar lagi, semoga rekaman itu bisa menjadi bahan pelajaran yang sangat berharga, baik dari sisi politik, hukum dan sosial serta etika. Pembelajaran bagi bangsa Indonesia, agar pada Pilpres mendatang bisa  berjalan tertata dengan baik, berakhir dengan baik pula

Sebenarnya kita sudah bisa memprediksi putusan akhir MK, tetapi forum penyelesaian melalui MK itu harus berjalan sesuai dengan kaidah yang sudah menjadi kesepakatan. Kita syukuri pantauan dari berbagai media, semua kubu yang bersengketa bisa menerima putusan MK dengan legawa. Dari kubu 01, Anies Baswedan menyambutnya dengan mengatakan: “ Bagi kami, proses Pilpres 2024 telah terlewati seluruh fasenya. Saya ucapkan kepada Pak Prabowo dan Pak Gibran, selamat menjalankan amanat konstitusi”. Sedangkan kubu 03, Ganjar Pranowo mengatakan : “ Ini adalah akhir dari perjalanan. Saya dan Pak Mahfud sepakat untuk menerima. Kami ucapkan selamat kepada pemenang. Mudah-mudahan PR-PR bangsa bisa segera diselesaikan”.

Fasenya Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, fase Prabowo-Gibran serta fase Ganjar Pranowo- Mahmud sudah berakhir- sudah terlewatkan, tetapi mereka tidak boleh berleha-leha karena ada tugas yang sangat penting harus segera diselesaikan, yaitu menenangkan para pendukungnya. Terutama para pendukung yang fanatik. Karena kalau kita perhatikan pada masa kampanye dan masa sidang MK, berita hoax, caci maki beredar, berseliweran di media dengan sangat bebasnya. Komisi Penyiaran dan Dewan Pers pun tidak berkutik, tidak berdaya untuk mencegahnya, untuk mengembalikan kepada rel Undang-Undang Pers ataupun Undang-Undang Penyiaran. Para pendukung yang fanatik inilah yang membuat narasi-narasi negativ, cenderung menyerang lawan dengan tanpa mengindahkan etika.

Sudah dapat dipastikan para elit politik bisa segera bersatu, tetapi para pendukung di akar rumput justru mengawatirkan tidak segera bisa berdamai, bersatu. Tugas mendamaikan merupakan tugas wajib dari para elit politik dari masing-masing Partai Politik. Wajib pula para pengacara, para pembela yang ketika sidang di MK tampak beringas, berkewajiban pula ikut berusaha mendamaikan di kalangan akar rumput.

Oposisi sebagai pengejahwantahan demokrasi memang sangat diperlukan di Indonesia, agar sistim kontrol berjalan baik. Pemerintahan berjalan sesuai dengan rel pada Pasal-Pasal UUD 1945.

Perdamaian dan bersatunya di kalangan elit politik dan para akar rumput serta pemerintahan dengan sistim demokrasi yang berlandaskan  Pancasila akan menjadi bekal yang sangat berharga untuk mencapai Indonesia Emas di th 2045.

Yang menang Pilpres jangan takabur, yang kalah jangan ngamuk. (Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.23.4.2024)

 

 

Minggu, 21 April 2024

 

SDT.KOMEN.40

BUDI SAMPURNO.APRIL.2



BUNG KARNO SUDAH TIDAK DI PDIP ?

Pemilu th 2024 sudah selesai. Hasilnya sudah sama-sama diketahui, meskipun masih dalam sengketa dan berujung masuk ke Makamah Konstitusi. Putusan hasil sidang Mahkamah Konstitusi masih sama-sama kita tunggu. Kita juga tahu, para Capres ada yang puas dengan hasil Pemilu, tetapi ada juga yang tidak puas, bahkan merasa dicurangi. Capres 01 dan 03, pendukungnya langsung protes dan mengajukan tuntutan ke Mahkamah Konstitusi.

Perolehan suara memang ada yang mengejutknn, yaitu pasangan Capres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, hanya memperoleh 16,47%. Padahal Capres ini di dukung oleh koalisi yang dimotori partai besar pemenang Pemilu yang lalu, yaitu PDIP. Yang juga berhasil mengantarkan Joko Widodo menjadi Presiden RI dua periode.

Di media, terutama di medsos, para analis politik memberikan komentar yang sangat pedas khususnya kepada PDIP. Ada yang mengatakan PDIP sebuah partai besar yang sombong, mengecilkan arti Presiden Joko Widodo sebagai petugas partai, memposting foto yang meremehkan seorang Presiden, seorang Kepala Negara, yaitu ketika Presiden Joko Widodo bertemu dalam suatu ruangan dengan posisi Megawati duduk di belakang meja besar. Sedangkan Presiden Joko Widodo duduk di kursi biasa, sepertinya seorang murid sedang menghadap Kepala Sekolah karena sang murid sedang bermasalah. Kader-kader PDIP banyak yang mencela Presiden Joko Widodo sebagai orang yang tidak tahu diri, karena sampainya Joko Widodo menduduki jabatan Presiden  adalah berkat dan jasa besar PDIP. Para pecinta Presiden Joko Wiwodo merasa terhinakan. Dan berbagai komentar politis yang sifatnya menistakan PDIP.

Namun ada suatu fenomena yang menarik yang membuahkan pertanyaan, yaitu apakah Bung Karno sudah tidak di PDIP?.

Sudah sejak dahulu hingga sekarang Bung Karno selalu dilekatkan pada PDIP. Dalam setiap gerakkan apapun, foto Bung Karna selalu ditampilkan. Apalagi dalam masa kampaye. Ideologi PDIP tercermin dalam diri Bung Karno. Lalu yang bagaimana ideologi PDIP itu, diyakini bahwa tidak semua kader PDIP itu mengerti dan paham tentang ajaran Bung Karno. Mungkin yang seangkatan Hasto (Sekjen), Ardian Napitupulu, Budiman Sujatmika (yang keluar dari PDIP) masih paham. Tetapi angkatan di bawah mereka mungkin sudah setengah paham.

Siapakah pemilih Pemilu th 2024 ?.

Komisioner KPU, Betty Epsilon Idroos mengatakan, DPT (Daftar Pemilih Tetap ), total berjumlah 204,8 Juta orang. Secara komposisi generasi milenial menjadi pemilih mayoritas, jumlah sebanyak 66.822.389 atau 33,60 persen.(JP.3/7/2023)

Dari sekian DPT yang milenial,  pasti sebagian ada yang jadi kader atau simpatisan PDIP. Lalu yang kader PDIP itu tahunya apa tentang Bung Karno. Apalagi dengan ajarannya. Yang mereka pasti tahu, Bung Karno adalah Sang Proklamator, seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah mereka. Jadi bagi mereka, penampilan Bung Karno pada poster-poster, sudah tidak ada efek positifnya. Apalagi millenial yang bukan kader PDIP.

Lalu apakah para kader PDIP yang sering tampil di media juga mencerminkan PDIP merupakan Rumah Nasionalis Sukarnois, Rumah Partai Wong Cilik sesuai ajaran Bung   Karno ?. Lihatlah Megawati sebagai Ketua Umum PDIP berkali-kali  tampil di media dengan nada arogan, misalnya mengkritik ibu-ibu yang ikut pengajian, pada hal mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Pernah menghina penjual bakso. Lihat pula Ateria Dahlan, Masinton Pasaribu bila berdiskusi di media. Selalu tidak mencerminkan sebagai kader PDIP yang baik sesuai ajaran Bung Karno. Kasus Harun Masiku seorang kader PDIP yang sampai sekarang belum terungkap dan KPK masih memburunya. Polah mereka mengundang para simpatisan PDIP berbalik menjadi tidak simpati lagi pada PDIP.

Makanya jumlah pemilih yang mencoblos PDIP jauh merosot. Dan sangat berpengaruh pada kekalahan yang tragis dari Capres Ganjar-Mahfud MD. Bung Karno sudah tidak di PDIP lagi !. (BUDI SAMPURNO.Mak’skom.IPJT.21.4.2024)

 

 

Minggu, 14 April 2024

 





SDT.KOMEN.39

BUDI SAMPURNO. APIL.2



                    KOMUNIKASI MEWUJUDKAN DEMOKRASI

Harian JAWA POS Sabtu Kliwon, tgl 13 April 2024 ada berita menarik di halaman 6 berjudul “ UPAYA PERTEMUAN PRABOWO-MEGA SEMAKIN INTENS. UPAYAKAN SEMEJA DENGAN JAKOWI DAN SBY. Dahnil Anzar Simanjuntak, Jubir TKN Prabowo-Gibran mengatakan “Pak Prabowo ingin ada persatuan antar elite, yang akan berdampak sampai masyarakat di bawah, sehingga tidak terpecah belah “. “ Prabowo  sebagai capres terpilih ingin merangkul semua presiden pendahulunya. Baik itu Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, maupun Presiden Jakowi. Prabowo berharap semua mantan presiden bisa bersama-sama terlibat dalam membangun Indonesia ke depan. Peran mereka sangat penting dalam memajukan bangsa”.

Memang memajukan bangsa bukanlah suatu hal yang mudah. Perlu partisipasi dari semua pihak. Mereka yang ketika pemilihan capres saling berseberangan, alangkah indahnya setelah pemilihan capres selesai, kita bersatu demi keutuhan bangsa dan kemajuan bangsa Indonesia.

Hal itu menciptakan alam demokrasi. Seperti yang pernah saya uraikan dalam Kacamatakom, tgl 12 Januari 2024, Demokrasi itu punya tujuan, yaitu untuk mencapai persamaan hak dan kewajiban serta perlakukan yang sama bagi semua warga negara. Oleh karena itu bila kita perhatikan, inti dari  demokrasi  adalah  partisipasi. Partisipasi menurut catatan Kamus Besar Bahasa Indonesia (hal.732 ), disebutkan “hal turut berperan serta di- suatu kegiatan”. Lalu bagaimana supaya partisipasi bisa terlaksana dengan baik, maka diperlukan kegiatan berkomunikasi. Komunikasi  pada hakekatnya adalah penyampaian ide yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok (komunikator), baik dalam bentuk berbicara , tulisan, gambar ataupun gerak-tubuh. Tujuan komunikasi, yaitu, dengan harapan yang diajak berkomunikasi ( komunikan) dapat memahami pesan yang disampaikan serta melaksanakan seperti yang dikehendaki komunikator.

Menanggapi berita di Jawa Pos , capres Prabowo sedang melakukan komunikasi dengan tujuan terlaksananya pertemuan satu meja, Prabowo, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono serta Presiden Joko Widodo. Berharap berbagi pengalaman untuk mencegah terpecahnya bangsa Indonesia tetapi justru bersama-sama memajukan bangsa. Bersama-sama memajukan bangsa, itu artinya melaksanakan partisipasi yang merupakan inti dari demokrasi

Mencegah terpecahnya bangsa Indonesia sudah dilaksanakan oleh Presiden Joko Widodo yang merangkul Prabowo dengan menjadikan salah satu menterinya. Dan terbukti di akar rumput para pendukung di saat Pilpres saling bertentangan, saling menyerang, saling kirim berita hoax, pada akhirnya mereka bisa menerima serta bersatu kembali demi keutuhan dan kemajuan bangsa Indonesia.

Semoga pertemuan para tokoh yang sangat berpengalaman dalam memimpin serta mengelola negara segera terlaksana dengan baik. Serta tujuan untuk mempersatukan serta memajukan bangsa dan negara Indonesia terlaksana dengan baik pula (Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.14.4.2024)