FILM DOKUMENTER
Dalam bukuya yang berjudul Dokumenter Dari Ide sampai Produksi, diterbitkan oleh FFTV-IKJ Press, Jakarta, Gerzon P.Ayawaila menyebutkan ,bahwa film dokumenter tergambarkan, bahwa setiap adegan merupakan rekaman kejadian yang sebenarnya, tanpa intervensi imajinatif si pembuat. Pada film dokumenter, latar belakang dari setiap adegan harus merupakan hal yang spontan otentik dengan situasi dan kondisi aslinya.
Disamping itu, yang dituturkan dalam film dokumenter adalah berdasarkan peristiwa yang nyata ada. Dan film dokumenter ini memiliki interpretasi kreatif tidak seperti film fiksi yang memiliki interpretasi imajinatif. Oleh karena itu dalam film dokumenter, seorang sutradara harus melakukan observasi pada suatu peristiwa nyata, yang kemudian melakukan perekaman gambar sesuai apa adanya. Tentang struktur cerita yang dibangun, film dokumenter harus lebih berkonsentrasi pada isi dan pemaparan.
Sementara itu seorang dosen ITS, Baroto Tavip Indrojarwo, pada pembekalan peserta Festival Film Dokumenter di BAPPEDA Sidoarjo, tanggal 28 Mei 2013, mengatakan bahwa film dokumenter termasuk sebagai suatu metode publikasi senimatik yang kemudian disebut " perlakukan kreatif atas keaktualisan ( creative treatment of actuality. Oleh karenanya film dokumenter dibangun dan bisa dilihat sebagai suatu rekaman realitas, tetapi sebagai jenis reprsentasi lain dari realitas itu sendiri sehingga dapat disebut, bahwa film dokumenter,merepresentasikan kenyataan dan menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan.. Film dokumenter sering dianggap sebagai rekaman dari aktualitas dari potongan rekaman kejadian sebenarnya, saat orang yang terlibat didalamnya berbicara, kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan dan tanpa media perantara.
Lain lagi dengan DA. Peransi dalam bukunya Estetika Film, terbitan Fak. Film dan Televisi, IKJ ,menyampaikan bahwa film dokumenter merupakan salah satu bentuk film yang tergolong non-teatrikal dan mengambil, kenyataan kenyataan obyektif sebagai bahan utamanya. Dan juga merupakan satu medium massa yang dapat merangsang pengkajian pengkajian, karena film ini pada hakekatnya dapat membuka prespektif prespektif baru ( kultural ) dan sekaligus memaparkan kenyataan kenyataan yang dapat dipelajari dan ditelaah (edukatif). Oleh karenanya film dokumenter dapat berperan sebagai unsur mencerdaskan penonton dan masyarakat. (Budi Sampurno, MAK'SKOM, IPJT)