Jumat, 22 November 2013

ILUSI FILM
Semua orang yang menonton film ceritera sebenarnya merupakan orang orang yang dibodohi dan dibohongi oleh teknologi.Mata kita diwakili oleh kamera yang bertugas merekam obyek obyek tertentu sesuai dengan tuntutan ceritera. Dan kemudian hasil rekaman berupa gambar gambar tsb dipilih dan disambung sambung yang kemudian diproyeksikan kembali di layar putih atau di layar kaca. Gambar gambar yang dipilih bukanlah dimaksudkan sebagai reproduksi gambar dari obyek yang telah di rekan kamera, Nilainya bukanlah diukur dari tepat tidaknya gambar itu dengan obyeknya, tetapi di ukur dari kemampuan gambar tsb untuk menyampaikan makna tertentu dari obyek tsb. Itulah sebabnya apabila rentetan gambar tadi diputar guna memproyeksikan kembali, akan menimbulkan ilusi bagi yang menontonnnya. Ilusi yang tercipta menimbulkn semacam kenyataan, bahwa penonton sepertinya menyaksikan sendiri, dengan mata kepala sendiri pada peristiwa tsb
Dan rentetan gambar itu sendiri baru mulai  mempunyai nilai apabila film tsb diputar. Jadi memiliki nilai serta memberikan arti yang berceritera apabila gambar gambar tsb dikondisikan bergerak. Itulsh sebabnya apabila film  dihentikan pemutarannya yang menjadikan gambar gambar tsb tidak tampak seperti bergerak, menjadi gambar yang mati maka film itu tidak ada artinya dalam kelangsungan berkomunikasi serta memberikan hiburan.
Teknologi yang berkembang dengan pesatnya, dapat menjadikan kamera mereka obyek yang berwarna. Warna dalam film ternyata mempertajam pengelihatan para penontonnya. karena dengan warna obyek menjadi lebih jelas. Dalam kehidupan sehari hari kita memang melihat berbagai obyek yang berwarna warni, tetapi didalam film, penonton dipaksa untuk melihat obyek tertentu dan juga berwarna, maka obyek yang disajikan menjadi lebih jelas, lebih tegas, lebih mengesan,  membuat ilusi penonton lebih hidup. Ilusi penonton akan menjadi lebih berkembang denga masuknya musik sebagai ilustrasi film. Bahkan suara yang paling kecil selembut lembutnya, yang mungkin dalam kehidupan sehari hari lepas dari perhatian kita, maka dalam film penonton terpaksa mendengarkan sesuai dengan kehendak si pembuat film. Jadi penonton dikendalikan.
Ilusi yang timbul di para penonton, mengakibatkan  penonton menjadi terproyeksi, yaitu penonton merasa dirinya masuk berada di tengah tengah tokoh tokoh film yang dilihatnya, Penonton mengidentifikasikan dirinya menjadi salah satu tokoh yang menarik perhatiannya. Itulah sebabnya, sering bila kita telah selesai menonton film di gedung bioskop , kita sering melihat beberapa penonton yang gerak geriknya memiripkan diri dengan tokoh dalam film tsb. ( Budi Sampurno, MAKSKOM, IPJT )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar