INOVASI
KETAHANAN PANGAN
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, menyatakan bahwa Jatim telah berinovasi di bidang ketahanan pangan dengan cara menaikan produksi pertanian melalui perbaikan sistem irigasi pengairan. Hal ini dilakukan bekerjasama dengan perguruan tinggi Universitas Brawijaya Malang untuk mencari bibit padi yang berkualitas unggul.
Demikian Soekarwo, saat menghadiri Acara Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran (Tepra) yang diselenggarakan Kementerian Keuangan RI di Bumi Hotel Surabaya, Rabu 18 Mei, mengatakan, inovasi tersebut merupakan program dari pemerintah pusat yang dilaksanakan pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Inovasi produksi padi di Jawa Timur tidak mungkin dilakukan dengan menambah luasnya lahan pertanian. Namun produk pertanian akan meningkat dengan menaman bibit unggul dan memperbaiki sistem irigasi yang lebih baik serta memperbaiki kelembagaannya melalui Gabungan Kelompok Tani dan Peternakan (Gapoktan) di daerah-daerah kabupaten/kota. Pada kesempatan tersebut, Gubernur Soekarwo juga memaparkan tentang gambaran penggunaan APBN dan APBD 2015 dan 2016, fungsi kesehatan, pendidikan, pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan pengangguran.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenko) RI, Mardiasmo, mengatakan Tepra diselenggarakan oleh lintas Kementerian, Kemendagri, Bappenas, Kejaksaan dan Kepolisian. Sementara penyelenggaranaya dari Kementerian Keuangan. Kegiatan tersebut diselenggarakan berdasarkan keinginan Presiden dan Wakil Presiden untuk segara dilaksanakan daerah-daerh di provinsi maupun kabupaten/kota.
Dengan kegiatan ini bisa diketahui apakah materi-materi dalam sidang-sidang Kabinen tersebut bisa sampai di Provinsi dan kabupaten/kota, seperti program pengetatan belanja modal dan sebagainya. Dengan kegiatan ini, Wemenko menantang para peserta apakah belanja modal masih ada untuk program-program yang tidak produktif. Wamenko meminta agar provinsi-provinsi melakukan efisiensi anggaran. dan semua anggaran difokuskan kepada pembangunan kesejahteraan rakyat di masing-masing daerah.
"Jangan sampai ada anggaran-anggaran digunakan untuk membeli mobil-mobil dinas, sementara di daerah tersebut masih banyak jembatan dan sekolah-sekolah yang rusak," ujar Wamneko, Mardiasmo
Dikatakannya, modal belanja dan anggaran sebaiknya untuk membagun dan memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak, mengurangi jumah kemiskinan dan mengatasi pengangguran. Program-program tersebut memerlukan inovasi-inovasi langsung dan yang harus menjadi leading sector adalah para pemimpin dan pejabat setempat yang bisa mengaktualisasikan program inovatif tersebut.
Acara ini diikuti oleh Pemprov Jawa Timur, Jawa Barat, Nusatenggara Barat, Kalimantan Barat dan Sumatera Barat. Dihadiri pula oleh Bappenas, Kejati, BI perwakilan Surabaya, OJK, Bapeprov Jawa Timur dan Kerpolisian.(KominfoJatim,Makskom,IPJT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar