KOMISI
VI DAN INFRASTRUKTUR JATIM
Komisi VI DPR RI diharapkan ikut membantu membenahi infrastruktur dan standarisasi nasional di Provinsi Jawa Timur. Karena dengan infrastruktur yang baik ditambah standarisdasi yang bagus akan menjadikan Jawa Timur lebih maju di segala bidang.
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, saat menerima Kunjungan Kerja sehari Komisi VI DPR RI di Gedung Negara Grahadi, mengharapkan Komisi VI secepatnya membantu Jawa Timur, karena nanti dampaknya juga akan berimbas ke Indonesia Timur.
Dikatakan bahwa,dengan menambah infrastruktur di Jawa Timur seperti membangun lintasan kereta api double track jalur tengah antara Solo Jawa Tengah ke Madiun hingga Surabaya, akan memambah kelancaran arus barang ke Jawa Timur atau sebaliknya. Memaksimalkan bandara–bandara di Jawa Timur seperti bandara di Banyuwangi, Malang dan Pulau Bawean serta Bandara Juanda.
Selain infrastruktur, Jawa Timur juga mengharapkan Komisi VI DPR RI ikut membantu memperbaiki standarisasi. Karena standarisasi sangat penting di era pasar global
Gubernur Soekarwo dalam paparannya dihadapan Komisi VI DPR RI mengatakan, Jawa Timur mempunyai potensi pertambangan minyak, gas, panas bumi, emas, pasir besi yang sebagaian belum dibuka. Ini kekayaan energi di berbagai daerah Jawa Timur yang perlu perhatian.
Di sektor pertanian dalam arti luas Jawa Timur telah menghasilkan 8,4 juta ton beras atau 13,54 juta ton gabah kering giling. Dari jumlah tersebut untuk konsumsi sendiri 3,5 juta ton maka surplusnya 4,9 juta ton beras. Jika konsumsi masyarakat Indonesia 144 kg/orang/tahun maka Jawa Timur mampu menyumbang beras untuk konsumsi 43,3 juta orang
"Apalagi bila Komisi VI bisa membantu merekayasa agar Bengawan Solo yang melintasi Jawa Timur tidak banjir dengan memanbah pintu air bendungan sembayat dari 3 ditambah menjadi 5, maka Jawa Timur akan kelebihan beras 5,5 juta ton/tahunnya," ujar Gubernur.
Dengan membaiknya sistem irigari produktivitas gabah naik dan menjadikan indeks hasil pertanian naik dari 1,8 menjadi 2,3. Kemudian Produksi Jagung di Jawa Timur pada 2015 sekitar 6,3 juta ton pipilan kering atau lebih banyak dari produksi Propinsi Gorontalo.
Potensi di sektor peternakan Jawa Timur mampu menghasilkan 4,071 juta ekor dan paling banyak di Sumenep Madura. Dari jumlah tersebut 49 persen merupakan sapi perah.
Terkait pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, pada triwulan I-2016 sebesar 5,34 persen atau lebih tinggi dari periode yang sama 2015 sebesar 5,05 persen.
Ketua Rombongan Komisi VI DPR RI, Azam Azman Natawijana, mengatakan kunjungan ke Jawa Timur dalam masa reses masa persidangan keempat 2015-2016 tersebut untuk kewajiban konstitusional dalam fungsi pengawasan program kebijakan pemerintah
(KominfoJatim,Makskom,IPJT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar