Rabu, 18 Mei 2016

TOKO TANI


Pemerintah melalui Kementerian Pertanian membuat program Toko Tani Indonesia (TTI). Program yang digagas untuk membantu pemasaran dan penjualan komoditi petani secara langsung pada konsumen itu mendapatkan apresiasi dan dukungan secara langsung oleh Gubernur Jatim, Soekarwo.
“Toko Tani ini sangat bagus untuk memberikan nilai tambah bagi petani. Selama ini petani jarang menikmati keuntungan. Namun dengan bisa menjual produknya secara langsung melalui Toko Tani maka bisa memangkas selisih harga yang menjadi keuntungan perantara atau tengkulak,” jelas Pakde Karwo.
Ia juga meminta media bisa ikut mengangkat program Toko Tani tersebut. “Ini bagus bisa sedikit diangkat. Setidaknya jadi informasi baik bagi masyarakat yang bisa memberikan keuntungan bagi petani,” ungkapnya.
Namun, lanjutnya, tak hanya Toko Tani saja yang bisa direalisasikan. Ia juga memastikan di Jawa Timur data harga komoditi di 126 pasar telah terkoneksi secara online.
“Yang sangat segera itu sudah ada 126 pasar yang harganya sudah online dan realtime. Seperti telor di Blitar ini bisa dipantau harganya dari Gresik. Selisihnya bisa diketahui agar dapat terkoreksi tata niaganya,” tegasnya.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Gardjita Budi mengatakan, dalam tahun 2016 ini pihaknya menargetkan akan dibentuk 1.000 TTI. Sedangkan di Jawa Timur sudah ada 136 TTI yang telah dibentuk. “Toko Tani ini pada dasarnya membantu Gapoktan agar bisa berkompetisi,” katanya.
Dari target 1.000 TTI saat ini sudah dibentuk 300 TTI di seluruh Indonesia . “Toko Tani ini menjual produk dengan harga kompetitif. Dalam waktu dekat bisa beroperasi dan sudah beberapa yang mulai beroperasi. Akhir tahun bisa tercapai 1.000 TTI. Dalam program ini, satu gapoktan bisa bekerjasama dengan dua toko tani yang bisa memasarkan beras, gula, cabai, da bawang atau komoditi yang rawan terdampak inflasi,” katanya. (KominfoJatim,Makskom,IPJT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar