Jumat, 07 Mei 2021

 

Budi Sampurno. Mei 2021

SDT.KOMEN.7

NAFSU MUDIK TERJADI DI MANA-MANA

Beberapa harian pada hari Jum’at tgl 7 Mei  masih ramai memberitakan tentang larangan mudik yang dicanangkan Pemerintah. Di mana-mana masih diberitakan bandelnya masyarakat untuk tetap melakukan tindakan tradisional mudik. Meskipun sebenarnya mereka sudah mengerti, paham kalau mudik itu di larang oleh Pemerintah. Seperti harian SURYA terbitan Surabaya, berita di halaman depan dengan judul “Bus Dari Jakarta Di minta Putar Balik”. Hal tsb terjadi di Ngawi. Wakapolres Ngawi, Kompol Inggal Widya Perdana menjelaskan, bahwa dari jam 00.00 sampai siang sudah terdapat 100 kendaraan yang di minta putar balik kearah Jawa Tengah. Sementara itu diberitakan juga oleh Iptu Sunarto, Satlantas Polres Tanjung Perak Surabaya, sudah memerintahkan putar balik, 250 sepeda motor, mobil penumpang 350 unit, bus 20 unit dan mobil barang sebanyak 100 unit.

Harian FAJAR terbitan Makasar, juga memberitakan di halaman depan “ Petugas Tegas Tanpa Toleransi’. Diberitakan di perbatasan Maros-Pangkep dan Perbatasan Maros-Bone, petugas tanpa pandang bulu meminta para pengemudi memutar balik kendaraannya. Sementara itu, Kapolres Polman, AKBP. Ardi Sutriono menginstruksikan kepada para petugas agar dalam menjalankan tugasnya berlaku sopan dan persuasif, lebih teliti, khususnya para pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua.

Dua cuplikan berita dari harian yang terbit di Surabaya dan Makasar, sepertinya sudah dapat mewakili situasi masyarakat yang ternyata masih kuat untuk melaksanakan tradisi pulang mudik. Memang sejak adanya pandemi covid-19 kita telah mengalami Hari Raya Idul Fitri se banyak dua kali. Maka sebenarnya secara nalar dapat dimaklumi kalau mereka para pemudik sudah sangat merindukan kampung halamannya serta bertemu dengan sanak famili. Namun untuk perayaan Hari Raya Indul Fitri tahun ini, Pemerintah terpaksa melarang masyaakat untuk mudik. Bahkan larangan ini diinstruksikan supaya  lebih teliti dan tegas. Hal ini dimaksudkan justru untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan buruk tertular atau menularkan virus corona. Yang pada akhirnya nanti akan terjadi hal- hal yang tidak kita inginkan. Kita perlu mengaca pada peristiwa yang terjadi di India, yang kasusnya melonjak drastis dan menimbulkan kematian berribu orang. Kita lihat, kita dengar lewat media televisi atau media sosmed, bagaimana India kewalahan menangani lonjakan kasus  covid yang melanda negaranya dengan drastis dan cepatnya.

Banyaknya masyarakat yang masih nekad, masih bebal serta ndableg, inilah keprihatinan kita. Namun dengan contoh-contoh pemberitaan bahwa  petugas bertindak tegas tidak pandang bulu serta  sosialisasi yang dilakukan aparat pemerintah dan anjuran para tokoh masyarkat dan tokoh agama segera dapat menyadarkan mereka yang masih berkinginan pulang mudik dengan cara illegal menjadi sadar. Dan covid-19 tidak melonjak di Indonesia. Agar kita semua dapat segera memulai hidup normal kembali seperti sedia kala. (Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.7.5.2021)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar