Kamis, 06 Mei 2021

 

Budi Sampurno. Mei 2021

SDT. KOMEN. 6

MEMULIHKAN PEMBELAJARAN PADA MASA PENDEMI

Harian KOMPAS, Rabu, tgl 5 Mei 2021 menurunkan Tajuknya berjudul “ Tantangan Memulihkan Pembelajaran “

Inilah tantangan utama tahun kedua pandemi, memulihkan pembelajaran yang hilang, mempersempit kesenjangan, mengantisipasi anak putus sekolah. Mitigasi dampak pandemi pada pendidikan harus diperkuat mengingat yang paling terdampak adalah anak-anak dari keluarga miskin yang sering terpinggirkan dalam pendataan ataupun kebijakan.

Dalam upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional, Minggu (2/5/2021), Menteri Pendidikan, Kebudayaan , Riset dan Teknologi Nadim Makarim mengatakan, ada empat upaya yang dilakukan untuk memperbaiki sistim pendidikan di Indonesia. Pertama, perbaikan pada infrastruktur dan teknologi. Kedua, perbaikan kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Ketiga, perbaikan kepemimpinn, masyarakat, dan budaya. Keempat, perbaikan kurikulum, pedagogi, dan asesmen.

Ditengah upaya itu, keberpihakan kepada mereka yang tertinggal sangatlah krusial. Mereka perlu diperhatikan, dipulihkan. Dukungan terutama diberikan kepada guru yang menjadi garda terdepan pendidikan nasional.

Sejak dahulu selalu saja terdengar, bahwa ganti Menteri, ganti peraturan. Dan memang ada benarnya juga sindiran masyarakat tsb. Tapi tentunya perubahan peraturan di maksud untuk ber sama-sama memperbaiki sistim pendidikan yang memang harus mengikuti perkembangan jaman, terutama perkembangan teknologi. Tidak ada sesuatu yang bisa membendung perkembangan teknologi, termasuk perkembangan teknologi informasi. Teknologi harus kita manfaatkan dalam arti positif. Kalau kita tidak bisa menguasai teknologi, kita akan terjebak di alam buta.

Pendidikan sangat berkaitan erat dengan teknologi. Infrastrukturnya harus sesuai dengan perkembangan teknologi. Sistemnya, regulasinya juga harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.

Pendidikan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hal. 326 yaitu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Indonesia suatu negara yang sangat luas dengan disertai anak didik yang tersebar di seantero pulau-pulau, sangat memerlukan perhatian yang besar serta pelaksanakan pendidikan yang komprehensif. Ada yang kaya, ada yang sedang ada pula yang masih masuk kedalam garis kemiskinan. Maka sangatlah ketemu nalar kalau Harian KOMPAS sangat kawatir kalau anak-anak dari keluarga miskin yang tersebur itu sering terpinggirkan dalam pendataan dan kebijakan.

Yang kita harapkan adalah pendidikan adalah untuk semua, sehingga pada akhirnya pergantian generasi akan dapat berjalan sesuai dengan perkembangan jaman, terutama perkembangan teknologi.

Pandemi covid-19 telah memporakgandakan di berbagai program Pemerintah, termasuk program pendidikan. Pandemi belum bisa di prediksi kapan akan berakhir, tetapi pendidikan bagi anak bangsa tetap terus harus dilaksanakan, tidak boleh menjadi stagnan. Berbagai pihak perlu memberikan masukan kepada Pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan pihak Pemerintah hendaknya juga terbuka terhadap masukan-masukan dari masyarakat.

Satu hal yang juga harus ditangani secara serius oleh Pemerintah adalah nasib para pendidik. Nasib dalam arti pengetahuan dan ketrampilan dalam hal berteknologi pengajaran. Serta nasib dalam arti kesejahteraannya. Kalau semuanya tertangani dengan baik, sejajar dengan arah pendidikan di Indonesia, bisa diharapkan tantangan memulihkan pembelajaran di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan benar serta bermanfaat untuk seluruh anak didik kita. (Budi Sampurno. Mak’skom. IPJT.6.5.2021)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar