Budi Sampurno. Mei
2021
SDT. KOMEN. 5
SINYAL BAHAYA
MUDIK YANG HARUS DIPAHAMI
Harian REPUBLIK
Rabu, tgl 5 Mei 2021, melalui Tajuknya berjudul “Sinyal Bahaya Mudik “,
mengingatkan kita semua untuk benar-benar melaksanakan aturan Pemerintah
tentang protokol kesehatan, terutama tentang larangan mudik. Harapan Harian
Republik, pemerintah juga harus benar-benar melaksanakannya dengan tertib dan
tegas, yaitu :Kita meminta agar pemerintah benar-benar memberi perhatian pada
kebijakan mudik. Pelarangan jangan tanggung-tanggung. Itu hanya memicu masyarakat
menjadi bingung, dan mencari celah untuk melanggarnya.
Dipertanyakan
juga tentang kebijakan mudik lokal, yang pada hakekatnya membuat masyarakat
bingung. Tertera dalam Tajuk : Kebijakan mudik lokal sebaiknya tidak
disosialisasikan sebagai pembolehan. Intinya mudik tetap di larang, kecuali memang
benar-benar terpaksa harus dilakukan. Apa bedanya mudik lokal dengan tidak lokal
?. Itu tetap saja meningkatkan mobilitas penduduk, menciptakan kerumunan, yang pada
akhirnya akan memicu peningkatan kasus Covid-19. Kita sudah mengalami beberapa
kali pengalaman, yakni libur panjang menjadi pemicu peningkatan kasus Covid-19.
Kita pahami juga
sikap harian Republik ini karena banyak diantara masyarakat ada yang bebal, ada
yang berusaha nekad untuk tetap pulang mudik dengan berbagai alasan. Baik
alasan yang benar ataupun alasan yang di buat-buat. Meskipun sosialisasi
tentang bahayanya sudah berulang kali mereka dengar, mereka lihat lewat
berbagai media, baik televisi, koran maupun media sosial. Apalagi dengan kemajuan
teknologi, lewat telepon genggam pun bisa kita resapi dan sadari akan bahayanya
kalau nekat mudik. Mereka menjadi potensi untuk menularkan covid-19 kepada
sanak saudaranya atau juga kepada para tetangganya. Dan juga ketika mereka
pulang ke rumah masing-masing, mereka secara tidak sadar telah membawa virus dari
kampungnya kepada mereka yang tinggal dikotanya kebali.
Sudah wajib
kalau Pemerintah benar-benar harus tegas melaksanakan peraturan yang telah
dibuatnya, guna keselamatan kita semua. (Budi Sampurno. Mak’skom.IPJT.
6.5.2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar