Minggu, 09 Mei 2021

 

Budi Sampurno. Mei 2021

SDT.PUISI.27

PAHAM

Mungkin tidak pernah paham kalau kita tidak mau memahami

Mungkin diperlukan jeda agar kita dapat berpikir dengan jernih

Mungkin kita tidak akan mengetahui kalau kita tidak mengenal budaya kita

Mungkin kita akan gundah dan meradang ditengah gejolak yang tak sepadan

Mungkin kita akan rancu dalam berpikir bertindak dan bergolak

Mungkin bukan kehendaknya tetapi itu toh terjadi dan menghakimi mereka mereka

Mungkin sepatu sepatu, baju baju, dan keringat mereka tidak akan keluar dan berbercak bercak seperti yang tidak kita inginkan

Mungkin lagu lagu itu tidak akan bergema seperti yang kita inginkan

Mungkin kita akan meredam gejolak radang paru paru kita ketika gelegar itu tiba

Mungkin asap asap itu juga tidak diperlukan lagi kalau mereka mengetahui bahwa ketika akan datang genderang  putus asa

Mungkin teriknya matahari yang membasahkan baju baju akan meredup seiring dengan gejolak yang meradang merasa fana

Mungkin arus bawah bergerak rancu meradang keputus asaan yang tidak menduga

Mungkin arus atas tidak tergelak gelak mencemooh mencibirkan arus yang ada di bawah

Mungkin meja meja itu tidak akan berlumuran darah seandainya ada kemungkinan yang terjadi

Mungkin lampu lampu tidak padam dalam aliran yang bergempita

Mungkin mereka yang berbaju seragam tidak membalas geram dahaga

 

Mungkin bola bola mata tidak berbinar menghadap kata kata asa yang berlanjut

Mungkin kerumunan dahaga anak bangsa meradang menyembur asa yang tergantung menggelap diatas asa kemunafikan

Mungkin asa telah luntur

Mungkin rencana tidak terukur diatas pagutan harapan

Mungkin haus kuat haus diatas dahaga yang membenam adalah ruing ruing diatas kepala

Mungkin terjebak dalam kegelapan

Mungkin terjebak alam keingusan

Mungkin terjebak dalam kebingungan

Mungkin terjebak dalam rasa kebanggaan

Mungkin terjebak dalam kepahaman

Mungkin karena tidak paham, berlanjut dengan asa yang hampa.

(Budi Sampurno.Surabaya.9.5.2021)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar