Budi Sampurno.
Mei 2021
SDT.PUISI.27
PAHAM
Mungkin tidak
pernah paham kalau kita tidak mau memahami
Mungkin
diperlukan jeda agar kita dapat berpikir dengan jernih
Mungkin kita
tidak akan mengetahui kalau kita tidak mengenal budaya kita
Mungkin kita
akan gundah dan meradang ditengah gejolak yang tak sepadan
Mungkin kita
akan rancu dalam berpikir bertindak dan bergolak
Mungkin bukan
kehendaknya tetapi itu toh terjadi dan menghakimi mereka mereka
Mungkin sepatu
sepatu, baju baju, dan keringat mereka tidak akan keluar dan berbercak bercak
seperti yang tidak kita inginkan
Mungkin lagu
lagu itu tidak akan bergema seperti yang kita inginkan
Mungkin kita
akan meredam gejolak radang paru paru kita ketika gelegar itu tiba
Mungkin asap
asap itu juga tidak diperlukan lagi kalau mereka mengetahui bahwa ketika akan
datang genderang putus asa
Mungkin teriknya
matahari yang membasahkan baju baju akan meredup seiring dengan gejolak yang
meradang merasa fana
Mungkin arus
bawah bergerak rancu meradang keputus asaan yang tidak menduga
Mungkin arus
atas tidak tergelak gelak mencemooh mencibirkan arus yang ada di bawah
Mungkin meja
meja itu tidak akan berlumuran darah seandainya ada kemungkinan yang terjadi
Mungkin lampu
lampu tidak padam dalam aliran yang bergempita
Mungkin mereka
yang berbaju seragam tidak membalas geram dahaga
Mungkin bola
bola mata tidak berbinar menghadap kata kata asa yang berlanjut
Mungkin
kerumunan dahaga anak bangsa meradang menyembur asa yang tergantung menggelap
diatas asa kemunafikan
Mungkin asa
telah luntur
Mungkin rencana
tidak terukur diatas pagutan harapan
Mungkin haus
kuat haus diatas dahaga yang membenam adalah ruing ruing diatas kepala
Mungkin terjebak
dalam kegelapan
Mungkin terjebak
alam keingusan
Mungkin terjebak
dalam kebingungan
Mungkin terjebak
dalam rasa kebanggaan
Mungkin terjebak
dalam kepahaman
Mungkin karena
tidak paham, berlanjut dengan asa yang hampa.
(Budi Sampurno.Surabaya.9.5.2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar