Budi
Sampurno.Juni.6
SDT. KOMEN.15
KECEMBURUAN
HASIL PENANGANAN PANDEMI COVID-19
Harian JAWA POS
hari Kamis 24 Juni 2021 menurunkan Jati Diri-nya dengan mengangkat judul
MENGEMBALIKAN KESEHATAN SEBAGAI PRIORITAS.
Diawalnya
disampaikan bahwa sudah ada beberapa Negara yang sudah tidak mewajibkan
masyarakatnya untuk memakai masker, Seperti Itali yang akan membebaskan
pemakaian masker di luar ruangan di daerah white zone per 28 Juni mendatang.
Padahal di awal pendemi Italia termasuk Negara yang terpuruk. Tatapi kemudian
menetapkan status darurat yang bahkan sampai diperpanjang. Hasilnya kasus
infeksi Covid-19 menjadi rendah. Jumlah pasien ICU rumah sakit juga tercatat di
bawah ambang batas berisiko.
JAWA POS lalu
merasa iri dengan keberhasilan negara Pizza tsb, sambil menengok penanganan
pandemi Covid-19 di Negara kita.
Situasi memburuk
itulah yang saat ini membayangi Indonesia. Angka terkonfirmasi positif sudah
menembus 2 juta dengan pertambahan kasus harian mencapai 15 ribu. Bed-bed rumah
sakit penuh. Pasien yang akan di rawat di rumah sakit di pilah Dipilih hanya
yang bergejala berat. Di beberapa daerah, stok tabung oksigen menipis.
Bisa dipahami
kecemburuannya, tetapi permasalahan di Italia dan di Indonesia sepertinya jauh
berbeda. Coba kita perhatian luas negara Indonesia dan luas negara Itali.
Sangat tidak sebanding. Indonesia terdiri dari kepulauan dan daratan yang
banyak terpisah-pisah. Itali adalah bukan negara kepuluan. Sepertinya kalau
kita perhatikan dari kondisi geografis, amat memungkinkan masyarakat Itali
mudah untuk saling berkomunikasi. Tentunya demikian pula antara pemerintah dengan
masyarakatnya juga lebih mudah untuk di ajak berkomunkasi agar mau mengetrapkan
peraturan-peraturan yang diperlukan guna mencegah meluasnya pandemic Covid-19.
Lalu Indonesia?.
Adalah negara kepulauan yang sangat luas. Budayanya juga beraneka macamnya.
Budayanya mengekspresikan watak dari masing-masing suku. Lalu apakah mungkin
dilakukan pengetatan yang sangat ketat?. Ingat penyekatan jembatan Suramadu
jadi ribut dan memakan materi karena pos penjagaan sampai di rusak ketika ada
demo.
Orang Madura
sangat kawatir dengan matinya perekonomian di Madura bila penyekatan dilakukan
ketat.
Tampakya
Pemeritah juga memperhatikan masalah perekonomian, makanya di bagian-bagian
tertentu, daerah ada yang diperbolehkan membuka potensi ekonomi, misalnya obyek
wisatanya.
Rintangan
Pmerintah memang tidak sedikit. Belum lagi di tambah dengan berita-berita hoax
yang tidak sengaja atau sengaja di sebar. Anehnya beberapa partai politik juga
tidak sepenuhnya mendukung. Beberapa elite dan pakar justru menambah ruwetnya
suasana yang membuat masyarakat bingng dan terancam terbelah.
Sebenarnya harapan
kita adalah semua lapisan masyarakat mendukung atau memberikan goodwill kepada
kebijakan Pemerintah. Sehingga Pemerintah bisa lebih fokus dalam penanganan pandemi
Covid-19 dan bisa sejalan dengan usaha pertumbuhan perekonomian di seluruh
daerah. Memang kesehatan penting, pertumbuhaan perekonomian yang berjalan juga sama
pentingnya demi kesejahteraan bersama. (Budi Sampurno.Mak’skom.IPJT.23.6.2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar