Kacamatakom. Juni.4
SDT. INFORMASI. 28
POSKO TERPADU MENGHADAPI ANTRAKS
Kakom. Dinas Peternakan Jawa Timur mengambil tindakan
cepat terkait adanya ternak yang terdeteksi positif virus Antraks di Kabupaten
Tulungagung dan Trerenggalek. Selain mendirikan posko terpadu dan penambahan
puskeswan, juga mengoptimalkan tim kesehatan pada pasar-pasar hewan ternak.
"Upaya ini kita
lakukan di beberapa kabupaten yakni Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek
dan Kabupaten Blitar. Tujuannya untuk mencegah penyebaran virus antraks ini,
yang bisa saja menyebar melalui jual beli hewan ternak," ujar Plt Kepala
Dinas Peternakan Jatim Mohammad Gunawan Saleh, Rabu (9/6).
Menurutnya posko
terpadu ini tidak hanya diisi oleh tim kesehatan hewan dari Disnak, namun juga
melibatkan unsur perangkat desa, perwakilan peternak dari gapoktan, Dinas
Kesehatan serta unsur Kepolisian dan TNI. Gugus tugas yang berjaga posko
terpadu ini bertanggung jawab dalam melayani setiap aduan dan keluhan
masyarakat yang berkaitan dengan peternakan serta risiko penularan wabah
antraks yang kini diduga telah menular pada manusia tersebut.
Jika ada laporan ternak
sapi yang mati, tim di posko wajib turun langsung melakukan penanganan. Mereka
juga yang aktif melakukan desinfeksi di kandang-kandang ternak sapi, sesuai
permintaan peternak maupun berdasar evaluasi atas kandang-kandang yang diduga
terkontaminasi antraks.
Gunawan mengatakan
kasus antraks di Tulungagung beberapa hari terakhir ini ditemukan di dua dusun
yakni di Dusun Toro dan Dusun Bulusari, Desa Sidomulyo Kecamatan Pagerwojo. Awalnya
kasus ini muncul 19 Februari lalu, namun hingga saat ini 27 ekor ternak mati
akibat antraks. Terdiri dari 20 ekor sapi dan 7 ekor kambing berasal dari 11
peternak. Para peternak ini menyebutkan, tanda-tanda yang ditemukan pada hewan
ternaknya adalah nafsu makan rendah, nafsu minum tinggi dan mati mendadak.
Lebih lanjut Gunawan
mengatakan dari 27 hewan ternak tersebut, 1 positif antraks sedangkan 26
lainnya tertular. Dari jumlah ternak yang mati itu 7 ekor sapi dan 6 kambing
dikubur. Dan yang dipotong 1 ekor kambing, yang dijual 13 ekor. Inilah yang
ditengarai menular pada manusia. Untuk penularan pada manusia masih dilakukan
penelusuran.
Gunawan menambahkan
dari hasil pemetaan, zona kemungkinan yang bisa tertular di Sidomulyo ada 2075
ekor. Sedangkan zona terancam di Desa Samar 3191 ekor, Desa Kradinan 2415 ekor,
Desa Gondang Gunung 2366 ekor dan Desa Pagerwojo1828 ekor. Kemudian di
Trenggalek ada di Kecamatan yang berbatasan dengan Kecamatan Pagerwojo yakni
Kecamatan Bendungan, desa Depok, Desa Suren Lor dan Desa Botoputih. Hanya saja
untuk jumlahnya belum terdeteksi. Harus diakui dinas kekurangan obat dan vaksin
untuk antraks.
Diketahui sebelumnya,
puluhan hewan ternak di Desa Sidomulyo Kecamatan Pagerwojo, Kecamatan
Tulungagung mati karena virus antraks. Kemudian 6 warga Desa ini juga
dinyatakan suspek antraks oleh Dinas Kesehatan setempat. Para pasien tersebut
saat ini sudah menjalani pengobatan dan beberapa di antaranya sudah sembuh. (Mak’skom.IPJT.JNR.9.6.2021)
Views 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar