Selasa, 22 Juni 2021

 

Kacamatakom.Juni.9

SDT.INFORMASI.33

BATIK EKOPRINT RAMAH LINGKUNGAN TULUNGAGUNG

Kakom. Meningkatnya kesadaran masyarakat menjaga kelestarian alam menjadikan tren gaya hidup ramah lingkungan semakin digemari dan merambah luas ke berbagai sektor usaha.

Tidak terkecuali dengan tren adi busana khususnya batik. Akhir-akhir ini berkembang batik ecoprint, yakni batik kontemporer yang menambah khasanah batik etnik di samping batik tulis dan batik cap.

Sesuai namanya ecoprint dari kata eco asal kata ekosistem (alam) dan print yang artinya mencetak. Batik ini dibuat dengan cara mencetak dengan bahan-bahan yang terdapat di alam sekitar sebagai kain, pewarna, maupun pembuat pola motif. Bahan yang digunakan berupa dedaunan, bunga, batang bahkan ranting.

Tidak seperti batik tulis atau cap yang pada tahap tertentu menggunakan bahan kimia, ecoprint menggunakan unsur-unsur alami tanpa bahan sintetis atau kimia. Karena itulah batik ini sangat ramah lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran air, tanah atau udara.

Tren gaya hidup ramah lingkungan inilah yang mendasari Ernarini Endraswati salah satu pelaku usaha Batik ecoprint asal Tulungagung Jawa Timur. Menurutnya, selain ramah lingkungan, batik ecoprint, hanya bisa dikerjakan tenaga manusia, atau handmade.

Animo dari batik ekoprint ini cukup besar, tidak hanya di wilayah, tetapi juga di Jakarta. Ia juga kerap kali diundang mengikuti pameran, untuk memperkenalkan batik ini.

 " Ecoprint ini lagi naik daun, bahkan sampai ketingkat pusat juga, pameran disana di Jakarta Convention Center," penjelasannya pada hari Selasa 22/6/2021.

Agar terus berkembang Ernarini mengaku tidak hanya memproduksi sendiri, tetapi juga mengajarkan bagimana membuat dan menciptakan batik ecoprint, sehingga bisa menjadi penghasilan masyarakat yang ingin berwirausaha.

"Ini benar-benar hasil karya dari peserta didik kami. Mereka kami ajarkan berwirausaha, mengembangkan batik ecoprint, menjadi pakaian, tas, syal, baju, kemeja, tempat tissue, dompet," tambahnya.

Harga yang ditawarkan relatif, mulai dari yang murah hingga yang mahal. Termurah dibanderol seharga Rp 150 ribu untuk produk jenis kaos, sedangkan termahal kain dengan bahan sutra, dibanderol mencapai Rp 1 juta.

Ecoprint di Tulungagung ini sudah ada klas dan para pengrajin ecoprint sudah memiliki standart. (Mak’skom.IPJT.JNR.22.6.2021)

1 komentar:

  1. Semoga batik menjadi ciri khas bangsa dan dpt meningkatkan ekonomi bangsa...

    BalasHapus