Kacamatakom.Juni.9
SDT.INFORMASI.33
BATIK EKOPRINT RAMAH LINGKUNGAN TULUNGAGUNG
Kakom. Meningkatnya kesadaran masyarakat menjaga
kelestarian alam menjadikan tren gaya hidup ramah lingkungan semakin digemari
dan merambah luas ke berbagai sektor usaha.
Tidak terkecuali
dengan tren adi busana khususnya batik. Akhir-akhir ini berkembang batik
ecoprint, yakni batik kontemporer yang menambah khasanah batik etnik di samping
batik tulis dan batik cap.
Sesuai namanya
ecoprint dari kata eco asal kata ekosistem (alam) dan print yang artinya
mencetak. Batik ini dibuat dengan cara mencetak dengan bahan-bahan yang
terdapat di alam sekitar sebagai kain, pewarna, maupun pembuat pola motif.
Bahan yang digunakan berupa dedaunan, bunga, batang bahkan ranting.
Tidak seperti batik
tulis atau cap yang pada tahap tertentu menggunakan bahan kimia, ecoprint
menggunakan unsur-unsur alami tanpa bahan sintetis atau kimia. Karena itulah
batik ini sangat ramah lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran air, tanah
atau udara.
Tren gaya hidup ramah
lingkungan inilah yang mendasari Ernarini Endraswati salah satu pelaku usaha
Batik ecoprint asal Tulungagung Jawa Timur. Menurutnya, selain ramah
lingkungan, batik ecoprint, hanya bisa dikerjakan tenaga manusia, atau
handmade.
Animo dari batik
ekoprint ini cukup besar, tidak hanya di wilayah, tetapi juga di Jakarta. Ia
juga kerap kali diundang mengikuti pameran, untuk memperkenalkan batik ini.
" Ecoprint ini lagi naik daun, bahkan
sampai ketingkat pusat juga, pameran disana di Jakarta Convention Center,"
penjelasannya pada hari Selasa 22/6/2021.
Agar terus berkembang
Ernarini mengaku tidak hanya memproduksi sendiri, tetapi juga mengajarkan
bagimana membuat dan menciptakan batik ecoprint, sehingga bisa menjadi
penghasilan masyarakat yang ingin berwirausaha.
"Ini benar-benar
hasil karya dari peserta didik kami. Mereka kami ajarkan berwirausaha,
mengembangkan batik ecoprint, menjadi pakaian, tas, syal, baju, kemeja, tempat
tissue, dompet," tambahnya.
Harga yang ditawarkan
relatif, mulai dari yang murah hingga yang mahal. Termurah dibanderol seharga
Rp 150 ribu untuk produk jenis kaos, sedangkan termahal kain dengan bahan
sutra, dibanderol mencapai Rp 1 juta.
Ecoprint di Tulungagung
ini sudah ada klas dan para pengrajin ecoprint sudah memiliki standart. (Mak’skom.IPJT.JNR.22.6.2021)
Semoga batik menjadi ciri khas bangsa dan dpt meningkatkan ekonomi bangsa...
BalasHapus