SEKRUP
TULANG DIKEMBANGKAN DI UNAIR
Lima Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) mengembangkan sekrup tulang anti bakteri. Selain harganya relatif terjangkau, sekrup berbasis polimer dan keramik tersebut tidak menyebabkan korosi.
Ketua Tim Penelitian, Imroatus, mengatakan Sekrup yang dikembangkannya terbuat dari nano hidroksiapatit dan POC. Kedua material itu dipilih sebagai kandidat biodegradable bone screw karena POC memiliki sifat nontoksik, biokompatibel, biodegradable, sintesisnya relatif mudah, dan meningkatkan sifat mekanik.
Sementara nano hidroksiapatit berfungsi sebagai filler karena kompatibel terhadap jaringan tulang. Kemudian kitosan sebagai coating yang bersifat anti-bakteri melalui kelompok amino bermuatan positif yang mengikat muatan negatif membran bakteri.
Lebih lanjut, ia menjelaskan hasil dari karakterisasi skrup tulang memiliki kekerasan 1482,68 MPa, sehingga sudah diatas kekerasan tulang manusia yakni 150-664 MPa dan kekuatan tekan sebesar 8,14 MPa sesuai dengan kuat tekan tulang cancellous antara 2-12 MPa. Sedangkan dari uji anti bakteri, telah terbukti bahwa bahan kitosan sebagai coating ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus di sekitar luka.
”Keunggulan dari sekrup ini diantaranya biodegradable karena setelah tulang terfiksasi, screw akan terdegradasi dalam sistem metabolisme tubuh, sehingga tidak perlu dilakukan pengambilan kembali,” tuturnya, Selasa (14/6) di kampus setempat.
Ia mengungkapkan patah tulang merupakan cedera yang lazim dijumpai pada korban kecelakaan. Penanganan kasus ini adalah dengan dilakukannya fiksasi internal tulang menggunakan sekrup dan plat berbasis logam, yaitu platina dan stainstess steel. Namun, penggunaan kedua bahan ini memiliki beberapa kekurangan.
Pertama, meskipun logam platina memiliki sifat mekanik yang baik, tetapi harganya relatif mahal. Kedua, penggunaan stainless steel dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan korosi yang membahayakan tubuh. Selain itu, metode ini dirasa kurang efektif karena skrup dan plat yang digunakan harus diambil setelah tulang tersambung kembali. Pengambilan skrup yang kemudian menyisakan lubang pada tulang dan menimbulkan permasalahan baru.
Selain imroatus sebagai ketua tim, penelitian yang berjudul “Biodegradable Bone Screw Anti Bakteri Berbasis Komposit Nano Hidroksiapatit Poly (1,8 Octadienol-Co-Citrate)” juga dikerjakan oleh Andini (Teknobiomedik 2012), Nurul (Teknobiomedik 2014), Bagus (Teknobiomedik 2014), dan Rhisma (Teknobiomedik 2014) dengan dibawah bimbingan Prihartini Widiyanti. (KominfoJatim,Makskom,IPJT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar