Sabtu, 24 Juli 2021

 

Budi Sampurno. Juli.1

SDT.KOMEN. 16.

ANAK DAN LINGKUNGAN

Harian JAWA POS hari Jum’at, kemarin, 23 Juli 2021 menurunkan Jati Diri-nya dengan mengangkat tema Hari Anak Nasional. Anak Terlindungi, Indonesia Maju. Hari Anak Nasional yang dirayakan hari ini 23 Juli 2021, Sebuah tema yang diharapkan bisa memotivasi siapapun untuk lebih peduli pada nasib anak-anak Indonesia. Khususnya pada masa pademi Covid-19.

Dan Jati Diri disudahi dengan kalimat, Alangkah indahnya jika para pemangku kebijakan di bidang pendidikan mikir kado special pada peringatan Hari Anak Nasional tahun ini. Misalnya, membuat terobosan kurikulum dan cara pembelajaran daring yang tepat. Yang tidak memicu learning loss dan emosi orang tua. Agar kado perayaan tahun ini tak lagi berbentuk keprihatinan.

Bicara tentang anak, memang bisa banyak versinya. Tetapi namanya anak, memang harus mendapatkan perhatian sepenhnya dari orang tuanya. Masa pandemi memang menyusahkan. Menyusahkan semuanya, ya anaknya, ya para orang tuanya. Anak sekolah tidak bisa. Sekolah harus dilakukan secara daring yang artinya para anak tidak dapat bertemu langsung dengan teman-temannya. Tidak bisa bermain dengan teman-temannya. Dan juga tidak bisa ketemu langsung dengan para gurunya. Daring, juga banyak orang tua para anak yang gagap teknologi. Anak mau bermain di luar rumah juga di larang. Klop sudah penderitaan anak pada masa pandemi ini.

Papalia (1995), melalui bukunya Human Development, mengatakan . bahwa anak berkembang dengan cara bermain. Dunia anak adalah dunia bermain. Karena dengan bermain, anak akan mempergunakan otot tubuh, menstimulasi indera, mengekplorasi  dunia sekitarnya, Maka sang anak akan menemukan seperti apa lingkungan hidupnya dimana dia tinggal. Dan menemukan jati dirinya. Dengan bermain, anak akan terlatih fisiknya. Kemampuan kognitifnya dan kemampuan interaksi dengan orang lain menjadi lebih berkembang. Masa anak adalah masa yang peka. Masa  perkembangan phisik dan psikisnya. Inilah delema masa pandemi.

Lalu sebelum masa pandemi berakhir atau sudah berakhir, bagaimana dengan adanya kelahiran-kelahiran bayi baru. Karena pada masa pandemi masyarakat tidak boleh keluar rumah. Ya akhirnya pasangan suami isteri apalagi yang masih muda menjadi rajin bermain di kamar. Hasilnya diberitakan, banyak ibu yang hamil. Meskipun para dokter sudah menghibau agar pada masa pandemi jangan hamil dulu. Mudah-mudahan pandemi ini nantinya tidak menimbulkan baby booming. Kalau terjadi masalah anak akan menjadi lebih rumit. Anak-anak akan mengalami kendala dengan lingkungannya serta tempat untuk bermain. Apalagi dengan adanya pembangunan gedung-gedung yang banyak menyita lahan yang sebenarnya bisa untuk tempat bermain anak-anak. Sekolah ?. Lihtlah, sekarang banyak sekolah yang penuh bangunan sehingga tempat bermain sangat kurang.

Inilah yang perlu dipikirkan dan bertindak menyelamatkan anak dan lingkungannya. (Budi Sampurno. Mak’skom.IPJT.24.7.2021)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar