Budi Sampurno.
Juli.1
SDT.KOMEN. 16.
ANAK DAN
LINGKUNGAN
Harian JAWA POS
hari Jum’at, kemarin, 23 Juli 2021 menurunkan Jati Diri-nya dengan mengangkat
tema Hari Anak Nasional. Anak Terlindungi, Indonesia Maju. Hari Anak Nasional
yang dirayakan hari ini 23 Juli 2021, Sebuah tema yang diharapkan bisa
memotivasi siapapun untuk lebih peduli pada nasib anak-anak Indonesia.
Khususnya pada masa pademi Covid-19.
Dan Jati Diri
disudahi dengan kalimat, Alangkah indahnya jika para pemangku kebijakan di
bidang pendidikan mikir kado special
pada peringatan Hari Anak Nasional tahun ini. Misalnya, membuat terobosan
kurikulum dan cara pembelajaran daring yang tepat. Yang tidak memicu learning loss dan emosi orang tua. Agar
kado perayaan tahun ini tak lagi berbentuk keprihatinan.
Bicara tentang
anak, memang bisa banyak versinya. Tetapi namanya anak, memang harus
mendapatkan perhatian sepenhnya dari orang tuanya. Masa pandemi memang
menyusahkan. Menyusahkan semuanya, ya anaknya, ya para orang tuanya. Anak
sekolah tidak bisa. Sekolah harus dilakukan secara daring yang artinya para
anak tidak dapat bertemu langsung dengan teman-temannya. Tidak bisa bermain
dengan teman-temannya. Dan juga tidak bisa ketemu langsung dengan para gurunya.
Daring, juga banyak orang tua para anak yang gagap teknologi. Anak mau bermain
di luar rumah juga di larang. Klop sudah penderitaan anak pada masa pandemi ini.
Papalia (1995),
melalui bukunya Human Development, mengatakan . bahwa anak berkembang dengan
cara bermain. Dunia anak adalah dunia bermain. Karena dengan bermain, anak akan
mempergunakan otot tubuh, menstimulasi indera, mengekplorasi dunia sekitarnya, Maka sang anak akan
menemukan seperti apa lingkungan hidupnya dimana dia tinggal. Dan menemukan
jati dirinya. Dengan bermain, anak akan terlatih fisiknya. Kemampuan
kognitifnya dan kemampuan interaksi dengan orang lain menjadi lebih berkembang.
Masa anak adalah masa yang peka. Masa
perkembangan phisik dan psikisnya. Inilah delema masa pandemi.
Lalu sebelum masa
pandemi berakhir atau sudah berakhir, bagaimana dengan adanya kelahiran-kelahiran
bayi baru. Karena pada masa pandemi masyarakat tidak boleh keluar rumah. Ya
akhirnya pasangan suami isteri apalagi yang masih muda menjadi rajin bermain di
kamar. Hasilnya diberitakan, banyak ibu yang hamil. Meskipun para dokter sudah
menghibau agar pada masa pandemi jangan hamil dulu. Mudah-mudahan pandemi ini
nantinya tidak menimbulkan baby booming. Kalau terjadi masalah anak akan
menjadi lebih rumit. Anak-anak akan mengalami kendala dengan lingkungannya
serta tempat untuk bermain. Apalagi dengan adanya pembangunan gedung-gedung
yang banyak menyita lahan yang sebenarnya bisa untuk tempat bermain anak-anak.
Sekolah ?. Lihtlah, sekarang banyak sekolah yang penuh bangunan sehingga tempat
bermain sangat kurang.
Inilah yang
perlu dipikirkan dan bertindak menyelamatkan anak dan lingkungannya. (Budi
Sampurno. Mak’skom.IPJT.24.7.2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar