Jumat, 30 Juli 2021

 

Budi Sampurno. Juli.17

SDT.INFORMSI 54

EMIL SALIM BERHARAP PEMERINTAH JANGAN IMPOR BERAS

Kakom. Ekonom senior Emil Salim meminta pemerintah untuk tidak lagi mewujudkan ketahanan pangan dengan menjalankan kebijakan impor, karena hanya akan menyengsarakan petani. Bahkan mindset-nya harus diubah, tidak lagi ketahanan pangan, tapi kedaulatan pangan.

“Jika stok pangan kita berkurang, maka yang harus dilakukan bukan impor, tapi meningkatkan kapasitas produksi kita. Jika harga naik, maka kita perlu mencari tahu hambatan di lapangan seperti apa,” ungkap Emil, Jumat hari ini

Emil menyebutkan, Pemerintah seharusnya mengubah mindsetnya untuk tidak lagi berfokus mewujudkan ketahanan pangan, tapi beralih pada upaya meraih kedaulatan pangan. “Orientasi yang kita kejar bukan lagi ketahanan pangan, melainkan kedaulatan pangan. Kalau ketahanan pangan, maka jalan keluarnya impor. Itu sering dilakukan. Padahal impor berdampak pada anjloknya harga di tingkat petani,” imbuhnya.

Untuk itu, Emil berharap bisa memperhatikan biaya produksi, sehingga petani bisa memiliki keuntungan. Sarana produksi, seperti pupuk dan bibit, hingga sewa lahan dan rantai distribusi, harus turut menjadi fokus dalam kebijakan Pemerintah.

Selain itu, Emil pun turut meminta Pemerintah untuk dapat meningkatkan kapasitas petani, terutama dalam penggunaan teknologi. Kondisi Indonesia Bagian Timur tentunya berbeda dengan Indonesia Bagian Barat maupun Tengah. “Teknologi presisi harus dikuasai petani dan penyuluh. Manfaatkan teknologi sebaik-baiknya,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasul Qolbi mengungkapkan komitmen Kementerian Pertanian untuk terus berpihak pada kepentingan petani. Tapi Harvick mengakui bahwa persoalan pertanian hanya bisa diatasi jika ada sinergi antar kementerian, maupun dengan masyarakat.

“Sinergi memang harus dilakukan dengan beberapa pihak, termasuk Kementerian Perdagangan (Kemendag). Seperti para peternak, petelur kita saat ini yang dihadapkan pada persoalan fluktuasi harga pakan dan dinamika harga di pasaran. Tentunya kondisi ini perlu kita carikan solusinya bersama,” jelas Harvick.

Kementan saat ini pun terus berupaya meningkatkan kapasitas petani seraya meningkatkan minat anak muda untuk terjun ke sektor pertanian. Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar sektor pertanian bisa diminati.

Kalau biaya produksi, seperti harga pupuk dan sewa lahan terus naik, bagaimana bisa masyarakat tertarik untuk bertani. Dengan usaha pendapatan petani naik serta transparasi informasi, diharapkan bisa menjadi motivasi anak muda untuk masuk ke sektor pertanian.(Budi.S.Mak’skom.IPJT.JNR.30.7.2021)


 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar