Budi Sampurno. Juli.17
SDT.INFORMSI 54
EMIL SALIM BERHARAP PEMERINTAH JANGAN IMPOR BERAS
Kakom. Ekonom
senior Emil Salim meminta pemerintah untuk tidak lagi mewujudkan ketahanan
pangan dengan menjalankan kebijakan impor, karena hanya akan menyengsarakan
petani. Bahkan mindset-nya harus diubah, tidak lagi ketahanan pangan, tapi
kedaulatan pangan.
“Jika stok pangan kita berkurang, maka yang
harus dilakukan bukan impor, tapi meningkatkan kapasitas produksi kita. Jika
harga naik, maka kita perlu mencari tahu hambatan di lapangan seperti apa,”
ungkap Emil, Jumat hari ini
Emil menyebutkan, Pemerintah seharusnya
mengubah mindsetnya untuk tidak lagi berfokus mewujudkan ketahanan pangan, tapi
beralih pada upaya meraih kedaulatan pangan. “Orientasi yang kita kejar bukan
lagi ketahanan pangan, melainkan kedaulatan pangan. Kalau ketahanan pangan,
maka jalan keluarnya impor. Itu sering dilakukan. Padahal impor berdampak pada
anjloknya harga di tingkat petani,” imbuhnya.
Untuk itu, Emil berharap bisa memperhatikan
biaya produksi, sehingga petani bisa memiliki keuntungan. Sarana produksi,
seperti pupuk dan bibit, hingga sewa lahan dan rantai distribusi, harus turut
menjadi fokus dalam kebijakan Pemerintah.
Selain itu, Emil pun turut meminta Pemerintah untuk dapat meningkatkan kapasitas petani, terutama dalam penggunaan teknologi. Kondisi Indonesia Bagian Timur tentunya berbeda dengan Indonesia Bagian Barat maupun Tengah. “Teknologi presisi harus dikuasai petani dan penyuluh. Manfaatkan teknologi sebaik-baiknya,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri
Pertanian Harvick Hasul Qolbi mengungkapkan komitmen Kementerian Pertanian
untuk terus berpihak pada kepentingan petani. Tapi Harvick mengakui bahwa
persoalan pertanian hanya bisa diatasi jika ada sinergi antar kementerian,
maupun dengan masyarakat.
“Sinergi memang harus dilakukan dengan
beberapa pihak, termasuk Kementerian Perdagangan (Kemendag). Seperti para
peternak, petelur kita saat ini yang dihadapkan pada persoalan fluktuasi harga
pakan dan dinamika harga di pasaran. Tentunya kondisi ini perlu kita carikan
solusinya bersama,” jelas Harvick.
Kementan saat ini pun terus berupaya
meningkatkan kapasitas petani seraya meningkatkan minat anak muda untuk terjun
ke sektor pertanian. Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
sektor pertanian bisa diminati.
Kalau biaya produksi, seperti harga pupuk dan
sewa lahan terus naik, bagaimana bisa masyarakat tertarik untuk bertani. Dengan
usaha pendapatan petani naik serta transparasi informasi, diharapkan bisa
menjadi motivasi anak muda untuk masuk ke sektor pertanian.(Budi.S.Mak’skom.IPJT.JNR.30.7.2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar